Diplomat Arya Daru Tewas di Kosan

4 Hal Update Seputar Kasus Tewasnya Diplomat Muda, Polisi Mulai Usut 'Circle' Arya Daru Pangayunan

Empat hal perkembangan seputar kasus tewasnya diplomat muda Arya Daru Pangayunan di kamar kosnya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.

Kompas.com/Hanifah Salsabila/dok Kemenlu
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Arya Daru Pangayunan semasa hidup. ASN Diplomat Kemenlu tersebut ditemukan tewas di kamar indekosnya di Jalan Gondangdia Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi. Kondisi kepala Arya terlilit lakban. Empat hal perkembangan seputar kasus tewasnya diplomat muda Arya Daru Pangayunan di kamar kosnya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Simak empat hal perkembangan seputar kasus tewasnya diplomat muda Arya Daru Pangayunan di kamar kosnya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.

Polisi mulai mengusut lingkaran pertemanan Arya Daru Pangayunan (39) hingga terkuak alasan penjaga kos terekam bolak-balik di depan kamar kos korban.

Hingga kini penyebab tewasnya ASN Kementerian Luar Negeri itu masih menjadi misteri.

TribunJakarta.com merangkum empat hal seputar update kasus tewasnya diplomat muda:

1. Libatkan Psikologi Forensik

Psikologi forensik akan dilibatkan dalam pengusutan tewasnya Arya Daru Pangayunan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indra di mengungkapkan pihaknua masih memeriksa dan akan memeriksa sejumlah saksi dan saksi ahli untuk mencari tahu penyebab kematian Arya Daru Pangayunan

Satu diantaranya polisi akan melibatkan psikologi forensik guna menyelami lebih jauh karakter dan profil pribadi korban.

"Ya tahap selanjutnya itu, nanti akan dilakukan pemeriksaan oleh psikologi forensik. Untuk mendalami profilenya," ujarnya, Minggu (13/7/2025).

Selain itu polisi juga akan mengusut circle atau lingkaran pertemanan Arya untuk mengungkap kematian yang saat ini masih menjadi misteri.

"Para pihak terkait yang menjadi circle dari korban itu juga dilakukan komunikasi, dilakukan pengambilan keterangan," kata Ade Ary.

Ade Ary mengungkap nantinya para teman Arya akan digali keterangannya untuk mengetahui kehidupan sehari-hari korban.

"Untuk mengungkap secara utuh, dari mulai bagaimana sehari-hari korban, kegiatan korban, hingga akhirnya terjadi atau muncul ada peristiwa itu," ujarnya.

2. Gunakan Metode Patologi

Kematian Arya Daru Pangayunan (39) masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, pihaknya menggunakan metode patologi dalam penyelidikan kematian diplomat muda tersebut.

Patologi merupakan cara penyelidikan mencari penyebab kematian korban dengan memeriksa darah, urine dan cairan tubuh.

"Saat ini masih berlangsung atau penyelidik masih menunggu hasil pemeriksaan organ dalam secara laboratoris," ujarnya, Minggu (13/7/2025).

Ade belum bisa memastikan di dalam tubuh korban ada racun karena harus mendalami dengan memeriksa organ tubuh diplomat tersebut.

Mantan Kapolres Jaksel itu menegaskan, pihaknya menyelidiki kematian Diplomat tersebut dengan mengedepankan scientific crime investigation.

"Ini harus dilakukan pemeriksaan secara ilmiah. Dalam mengungkap sebuah peristiwa ini, kami harus kasus berdasarkan pendekatan berbagai ilmu," tegasnya.

Ade berjanji bakal beberkan kepada awak media jika hasil pemeriksaan dan penyelidikan kematian diplomat itu sudah keluar.

"Nanti hasilnya apa, nanti akan kami sampaikan kemudian," imbuh dia.

3. Buka Peluang Ekshumasi

Polda Metro Jaya membuka peluang membongkar makam atau ekshumasi Arya Daru Pangayunan,

Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) itu ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban. 

“Ya nanti penyelidik yang akan mempertimbangkan ya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi di Polda Metro Jaya, Jumat (11/7/2025). 

Penyelidik Resmob Polda Metro Jaya masih menunggu hasil pemeriksaan organ dalam korban, termasuk patologi.

“Ini masih terus dilakukan pendalaman,” ujar dia. 

Ade Ary memastikan, penanganan kasus kematian ADP akan ditangani secara profesional dan proporsional. 

“Masih menunggu hasil otopsi, masih beberapa hal perlu dilakukan pendalaman lagi,” ucap dia.

4. Alasan Penjaga Kos Mondar-mandir

Polisi mengungkap alasan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar Arya Daru Pangayunan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyebut, penjaga kos tersebut sedang menindaklanjuti permintaan istri ADP. 

“Benar, istrinya minta penjaga kos cek (kamar ADP) karena handphone suaminya mati,” kata Ade Ary kepada wartawan, Sabtu (12/7/2025). 

Dalam rekaman CCTV pada Selasa (8/7/2025) pukul 00.27 WIB, penjaga kos terlihat mondar-mandir di depan kamar ADP. 

Ia bertelanjang dada, mengenakan sarung kotak-kotak, dan menyampirkan pakaian putih di pundak kiri. 

Ia tampak berbicara di telepon menggunakan mode speaker. 

Penjaga itu sempat berhenti dan menoleh ke arah kamar korban, lalu berjalan kembali. 

Beberapa saat kemudian, ia kembali berdiri cukup lama di depan kamar, sekitar 22 detik, diduga masih berbicara lewat telepon. 

Pukul 05.20 WIB, ia kembali terlihat melintas, kali ini mengenakan kemeja putih dan celana pendek sambil membawa sapu. 

Ia sempat mengintip ke arah jendela kamar ADP sebelum akhirnya berbalik arah.

Sebelumnya, diplomat muda ditemukan tewas di kamar kos kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.

Saat ditemukan, kepala korban dililit lakban dan posisi tubuh berada di atas tempat tidur. 

Pintu kamar dalam keadaan terkunci dari dalam.

Kepolisian juga mengungkapkan tidak ada tanda-tanda kerusakan atau kehilangan barang di kosan korban.

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wakasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Sigit Karyono, mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menganalisis sejumlah barang pribadi korban, termasuk telepon genggam miliknya.

“Untuk pengecekan HP korban masih dianalisa,” ujar Kompol Sigit.

Menurutnya, ponsel korban tentu bisa menjadi petunjuk penting terkait aktivitas terakhir korban sebelum ditemukan meninggal. (Tribunjakarta.com/Kompas.com/Wartakotalive)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved