Ketua RW Gen Z di Pademangan
Meski Diremehkan Warga, Pak RT dan Pak RW Gen Z di Jakut Sukses Dilirik Sosok Tersohor
Sosok anak muda menjadi Pak RT dan Pak RW kini hadir di Jakarta Utara.
TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok anak muda menjadi Pak RT dan Pak RW kini hadir di Jakarta Utara.
Namun perjalanan Ketua RT Gen Z, Sahdan Arya Maulana (19) dan Ketua RW Gen Z, Tri Krisna Murti (20) tidaklah mulus.
Usia mereka yang masih muda kerap dipandang sebelah mata, tak terkecuali dari warga yang ada di wilayahnya.
Bahkan mereka sampai diremehkan oleh warga di lingkungannya.
Ketua RT Gen Z
Di mulai dari Arya, sapaan karibnya, memegang jabatan sebagai 'Pak RT' wilayah RT 07 RW 08 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara pada Mei 2025 lalu.
Saat pemilihan ketua RT, ia memberanikan diri untuk mengikuti seleksinya meski usianya baru menginjak 19 tahun.
Begitu persyaratan lengkap, Arya mendaftar sebagai salah satu kandidatnya.
Usahanya merebut hati warga akhirnya membuahkan hasil.
Hingga singka cerita, Arya memenangkan pemilihan RT tersebut dengan menagalahkan calon lainnya.

"Waktu itu alhamdulillah saya menang dengan suara yang jauh ya. Lawan saya itu suaranya cuma 17 dan saya total suara itu 126 suara," ungkap Arya.
Namun perjalanan sampai di titik itu diakuinya tak mudah. Ia sempat diremehkan.
Kepemimpinannya dicibir oleh warga di lingkungannya. Meski tak semua begitu, namun ada saja orang-orang jahil yang meragukannya.
“Sebenernya enggak expect juga ya. Di sini juga kan banyak yang remehin," ujar Sahdan dikutip dari Kompas.com, Senin (14/7/2025).
"Kayak anak muda bisa apa. Anak baru lahir kok mau memimpin. Diremehin oranglah,” sambungnya.
“Ya ada yang seneng, ada yang enggak suka juga. Ya begitulah manusia ya kan. Ada pro kontra,” imbuhnya.
Usianya dipandang sebelah mata. Padahal saat itu, ia sudah berhasil membuat gebrakan dengan melakukan perbaikan jalan di wilayahnya tanpa bantuan pemerintah.
Ia berhasil memperbaiki akses jalan utama warga sepanjang 100 meter yang aduannya mandek di musyawarah perencanaan pembangunan (Musrembang).
Aduan warga yang sampai ke telinganya langsung dieksekusi dengan bukti nyata.
Bahkan realisasi perbaikannya pun lebih cepat dari rencana awal yang dibuatnya.
"Ya, memang sebelumnya dari program saya itu kan pengecoran, pembangunan dan juga awalnya itu memang saya melakukan pengecoran itu rencana sebulan ke depan," kata Arya.
"Tapi karena saat itu ada kejadian truk terguling di situ. Dan sehingga mengakibatkan jalan hancur, maka malam itu kita perbaiki langsung," jelasnya.
Ia dan warga saling bahu membahu untuk mendanai perbaikan jalan tersebut.
Dengan merogoh kocek Rp 20 juta, jalanan yang rawan banjir itu akhirnya selesai di cor.
Di mana dananya ini berasal dari uang hasil swadaya warga, serta dana operasional RT yang tak masuk ke kantong pribadinya.
Kemudian berangkat dari gebrakan ini, Arya sampai dilirik sosok tersohor.
Pertama, Arya dilirik oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Ia sampai datang ke kediaman Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Subang.
Sebagai informasi, pertemuan Arya dengan Dedi Mulyadi berawal dari pengakuan mahasiswa ini yang mengaku mengidolakan sosok Mantan Bupati Purwakarta itu.
Arya bahkan bermimpi menjadi Gubernur seperti Dedi Mulyadi.
"Ini saya ketemu nih sama pejabat paling gagah saat ini, Pak Ketua RT gen z," kata Dedi pada video yang diunggah di Instaramnya (@dedimulyadi71), Rabu (16/7/2025).
"Sekretaris RT gen z, bendahara RT gen z, dan ini bapaknya (Sahdan), orang Garut," lanjut Dedi.
Tak berhenti sampai di sana, Arya juga dilirik Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat.
Oleh Hendra, Arya diberikan akses khusus untuk bisa langsung berkoordinasi jika ada laporan masalah apapun.
Hendra turut meminta Arya untuk tidak segan-segan melaporkan apapun, termasuk kebutuhan-kebutuhan kewilayahan kepada Pemkot Jakarta Utara.
Sebab, Hendra menyadari jika informasi soal masalah kewilayahan apapun banyak yang bisa diperoleh pemerintah kota dari pengurus RT.
"Dari mereka lah informasi terkait dengan lingkungan dan warga itu kami peroleh. Jadi kalau ada apa-apa mereka bisa langsung kepada saya, Pak Wali, atau mungkin Pak Camat atau Pak Lurah," kata Hendra di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, dikutip Selasa (15/7/2025).
Teranyar, Arya berhasil mencuri perhatian Wapres RI, Gibran Rakabuming Raka.
Gibran memberikan kucuran dana kepada Arya untuk membantunya memperbaiki jalan yang rusak di lingkungannya.
Adapun dana ini disalurkan melalui staf Gibran lantaran Wapres masih berada di Solo.
"Alhamdulilah setelah viralnya kemarin, wali kota hingga wapres memberikan bantuan untuk pengecoran jalan," kata Sahdan Arya seperti dikutip dari YouTube Cerita Jakarta yang tayang pada Minggu (20/7/2025).
Ketua RW Gen Z
Berikutnya adalah sosok Tri Krisna Murti, pemuda 20 tahun itu menjabat ketua RW 02 Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara sejak Mei 2025 lalu.
Jalan Krisna, sapaannya menjadi Pak RW juga tak mulus.
Apalagi, keinginan menjadi Pak RW ini berasal dari desakan keluarga dan warga yang ingin perubahan setelah 10 tahun kepemimpinan RW lama.
Hingga akhirnya menggerakkan hati mahasiswa semester 4 jurusan Manajemen di STIE Taman Siswa Jakarta untuk mencoba.
Sejak terpilih, Krisna harus menghadapi keraguan, cibiran, bahkan dicap sebagai "anak kemarin sore" oleh sebagian warga.
"Memang ada simpang siur saya mendengar bahwasannya, oh (ketua) RW muda nih, apa sih lu anak baru lahir, anak kemarin sore," ungkap Krisna kepada TribunJakarta.com, dikutip Rabu (23/7/2025).
"Ya itu coba kami buktikan dengan program-program yang akan kami lakukan ke depannya," ungkap Krisna.
Namun perlahan semua itu dibuktikannya dengan program yang dicanangkannya.
Sekiranya ada dua program unggulan yakni Posyandu Remaja dan pembatasan jam malam.
Sebagai informasi, Posyandu Remaja merupakan program yang berfokus pada kesehatan fisik dan mental anak muda, termasuk pengecekan kesehatan dan kerja sama dengan BNNP DKI untuk tes urin.
Sementara aturan pembatasan jam malam untuk remaja digaungkannya demi mencegah aksi tawuran.
"Dulu daerah sini sempat rawan, tapi sekarang sudah jauh lebih tertib," ungkapnya.
Tak hanya itu, jumlah petugas keamanan di wilayahnya turut ditambah, dari dua menjadi enam orang.
Kemudian didukung dengan rencana pemasangan CCTV di setiap RT.
Menjadi ketua RW di usia yang sangat muda pastinya tak lepas dari tantangan.
Salah satu yang paling rumit adalah mengurus kasus kematian warga terkait program bantuan sosial berbasis iuran.
"Saya harus rapatkan ulang soal keikutsertaan pasangan suami-istri dalam program itu. Banyak yang masih bingung hak dan prosedurnya," jelasnya.
Kini, Krisna juga dilirik oleh Wali Kota Jakarta Utara, Hendra.
Ia dihubungi langsung dan diminta hadir ke pertemuan bersama BNNP DKI untuk ditunjuk sebagai Duta Anti Narkotika.
Di luar perannya sebagai Ketua RW, Krisna juga aktif sebagai Wakil Senat Mahasiswa di kampusnya.
Ia mengaku bercita-cita menjadi anggota dewan di masa depan.
"Menjadi RW adalah langkah awal saya. Saya ingin dikenal bukan hanya karena usia muda, tapi karena kontribusi nyata saya," ujarnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.