Breaking News

Diplomat Arya Daru Tewas di Kosan

Ragukan Penyebab Lebam, Praktisi Kuak Arya Daru Naik ke Rooftop Kemlu Usai Terima Informasi Berharga

Praktisi Hukum dan HAM ragukan penyebab luka lebam. Nicholay ungkap Arya Daru naik rooftop Kemlu usai dapat informasi berharga.

|
Youtube TribunnewsBogor/Akun Facebook Arya Daru Pangayunan
ARYA DI ROOFTOP - Berdasarkan rekaman CCTV, menunjukkan pada Senin malam (7/7/2025) atau sehari sebelum ditemukan tewas dengan wajah terbungkus lakban, Arya Daru Pangayunan naik ke rooftop lantai 12 sekitar pukul 21.43 WIB. Praktisi Hukum dan HAM ragukan penyebab luka lebam. Nicholay ungkap Arya Daru naik rooftop Kemlu usai dapat informasi berharga. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Dokter forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM membeberkan penyebab luka lebam di tubuh diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39).

Dokter Yoga lalu menyebut memar di lengan Arya Daru Pangayunan dikarenakan aktivitas korban di rooftop Kemenlu.

Berdasarkan rekaman CCTV, menunjukkan pada Senin malam (7/7/2025) atau sehari sebelum ditemukan tewas dengan wajah terbungkus lakban, Arya Daru Pangayunan naik ke rooftop lantai 12 sekitar pukul 21.43 WIB.

Namun, Praktisi Hukum dan HAM Nicholay Aprilindo meragukan penyebab luka lebam tersebut.

Ia pun mendapatkan informasi mengenai aktivitas Arya Daru di rooftop Kementerian Luar Negeri.

Awalnya, Nicholay menyampaikan hasil ahli forensik RSCM terkait luka lebam yang ada di tubuh suami Meta Ayu Puspitantri.

"Hasil autopsi. Luka terbuka dangkal dengan tepi tidak rata pada bibir bawah dalam.  Kemudian luka lecet pada pipi kanan luka lecet pada leher," kata Nicholay dikutip dari HotRoom Metro TV, Kamis (31/7/2025).

Lalu, tubuh Arya Daru mengalami memar pada kelopak atas mata sebelah kiri dan bibir bawah bagian dalam. 

"Memar pada lengan atas bagian kanan dan bawah tenggorokan ditemukan lendir dan busa halus putih kemerahan, sembap paru pembengkakan paru, pelebaran pembuluh darah dan bintik-bintik pendarahan," kata Nicholay.

"Darah berwarna gelap dan encer gambaran kekurangan oksigen akut pada jantung. gangguan pertukaran oksigen pada saluran napas atas yang menyebabkan Kematian. Ini berdasarkan pernyataan dari ahli forensik," sambung Nicholay.

Nicholay pun mempertanyakan luka sebanyak itu, namun dikatakan Arya Daru bunuh diri.

"Pertanyaannya sebelum dia lakban, dia tutup dengan plastik dulu. Baru kemudian lakban. Yang kedua, dikatakan hanya ditemukan sidik jari," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Harian Kompolnas Arief Wicaksono memberikan penjelasannya terkait Arya Daru menaiki rooftop Kemlu di lantai 12.

Ia mengakui ditemukannya memar di tubuh Arya Daru. Arief menjelaskan bahwa pagar beton pembatas lebarnya 30 cm dan tinggi 150 cm.

"Dia menekan beton pembatas itu cukup lama," kata Arief.

Nicholay pun meragukan pernyataan tersebut. Ia menganalisa bahwa Arya naik ke rooftop untuk melihat ada atau tidak sosok yang membuntuti dia.

"Karena dia sudah dapat informasi sebelumnya. Ada membuntuti dia dan tidak ada keroyokan di sana. Kalau dia naik di atas tembok itu mana mungkin terjadi luka lebam. Sekeras-kerasnya orang memeluk tembok begini tidak mungkin terjadi luka lebam," ucap Nicholay.

Penyebab Luka Lebam

Dokter forensik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM mulanya membeberkan sejumlah lebam di tubuh Arya Daru Pangayunan.

"Ada luka terbuka dangkal di bagian bibir bawah, luka lecet di pipi kanan, dan leher," ucap dokter Yoga saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

"Ada memar-memar di kelopak mata atas kiri dan juga pada bibir bawah dalam, dan lengan bagian atas dan bawah kanan,"

"Tidak ditemukan penyakit pada organ dalam," tegasnya.

Dokter Yoga lalu menyebut memar di lengan Arya Daru Pangayunan dikarenakan aktivitas korban di rooftop Kemenlu.

Berdasarkan rekaman CCTV, menunjukkan pada Senin malam (7/7/2025) atau sehari sebelum ditemukan tewas dengan wajah terbungkus lakban, Arya Daru Pangayunan naik ke rooftop lantai 12 sekitar pukul 21.43 WIB.

Ia terlihat membawa tas gendong dan tas belanja. Di rooftop, Arya Daru Pangayunan terlihat berusaha memanjat tembok.

Lalu pada pukul 23.09 WIB, Arya Daru Pangayunan turun, namun tidak membawa kedua tas tersebut.

"Terkait dengan luka memar atau lebam. Lebam tersebut terjadi pada saat seseorang sudah meninggal, apakah itu dilakukan secara self harm? Berdasarkan hasil gelar bahwa saat di rooftop Kemnlu di lantai 12 ada Tindakan memanjat tembok, nah itu dapat menyebabkan memar pada lengan atas,"

Dalam kesempatan ini, dokter Yoga mengungkap bahwa penyebab kematian Arya Daru Pangayunan adalah mati lemas. 

“Maka sebab mati akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran atas napas yang sebabkan mati lemas,” tegas Yoga.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra kemudian menegaskan Arya Daru Pangayunan meninggal dunia tanpa adanya keterlibatan orang lain.

“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Wira. 

Wira Satya Triputra mengatakan tak ada peristiwa pidana dalam kasus kematian ayah dua orang anak tersebut.

"Kami simpulkan belum menemukan adanya peristiwa pidana," kata Wira. 

Soal Sidik Jari

Perwakilan Pusat Identifikasi Bareskrim Polri Aipda Sigit Kusdiyanto memastikan sidik jari yang menempel di lakban kuning yang melililit kepala Arya Daru Pangayunan, merupakan milik korban. 

"Hasil tim identifikasi, pencarian sidik jari di lakban yang diperoleh (adalah) sidik jari ADP," ungkap Sigit.

Sigit menjelaskan, tim identifikasi menggunakan teknik kimia basa dengan pewarna kristal violet dalam pemeriksaan sidik jari di lakban yang melilit kepala ADP.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, ditemukan beberapa sidik jari, tetapi hanya satu yang layak untuk diperiksa lebih lanjut. 

"Kami periksa lebih lanjut, diperoleh dan dibandingkan dengan sidik jari yang dimiliki ADP. Sesuai dengan kaidah keilmuan, minimal 12 karakteristik yang harus ada, harus sama. Sidik jari tersebut memenuhi kriteria persyaratan 12 titik yang sama," imbuhnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved