Tom Lembong Bebas, Anies Prihatin Keadilan Masih Tebang Pilih, Eks Wakapolri Singgung Rezim Jokowi
Kebebasan Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong memiliki arti tersendiri bagi Anies Baswedan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Kebebasan Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong memiliki arti tersendiri bagi Anies Baswedan.
Anies melihat betapa kasus yang menjerat sahabatnya itu merupakan contoh dari keadilan di negeri ini yang masih tebang pilih dan kondisi hukum yang buruk.
Sementara itu, Eks Wakapolri periode 2013-2014, Komjen Pol Purn Oegroseno, melihat dijeratnya Tom Lembong tak lepas dari hukum yang dijadikan alat politik di rezim Joko Widodo.
Anies merasa bersyukur dengan kebebasan Tom. Ia mengapresiasi kepada Prabowo Subianto dan DPR yang telah menggunakan kewenangannya untuk membebaskan Tom.
Bukan sekadar mengapresiasi, Anies mengungkapkan bahwa kasus Tom Lembong menjadi momen refleksi terhadap kondisi hukum di Indonesia yang memprihatinkan.
"(Kasus Tom Lembong) Ini bukan kemenangan dari ruang sidang, ini adalah penyelesaian ekstra yudisial melalui jalur konstitusional yang menjadi hak presiden. Keputusan ini memang menghapus perkara, tapi sesungguhnya tidak menghapus pertanyaan."
"Tidak menghapus keprihatinan kita atas proses hukum yang begitu banyak dipertanyakan sejak awal. Mulai dari sangkaan yang dipaksakan oleh jaksa hingga putusan hakim yang menafikan nalar," tulis Anies seperti dikutip dari postingannya di Instagram pada Jumat (1/8/2025).
Anies menyinggung sistem hukum di Indonesia yang masih tebang pilih.
Ia melihat hukum masih berpihak kepada segelintir orang yang tenar dan memiliki kekuasaan.
"Justru ini jadi titik refleksi yang lebih dalam tentang sistem hukum negara kita, tentang bagaimana hukum seharusnya bekerja. Juga, tentang bagaimana keadilan tidak boleh datang hanya kepada mereka yang tenar, punya jaringan dan mendapat sorotan. Karena untuk satu Tom yang bebas hari ini, mungkin masih ada ribuan lainnya yang terjerat kriminalisasi, tanpa suara, tanpa sorotan."
Mantan Gubernur Jakarta itu melanjutkan hukum semestinya menjadi pelindung bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bukan menjadi alat segelintir orang untuk menekan, tetapi memberikan ketenangan.
"Negara ini terlalu besar untuk menyisakan keadilan hanya bagi mereka yang dikenal dan mendapat dukungan amat luas dari publik. Maka, hukum di Republik ini harus menjadi pelindung bagi semua. Alih-alih menjadi alat tekanan, harus memberi ketenangan, alih-alih menebar kecemasan," lanjutnya.
Anies tak lupa mengapresiasi tim hukum Tom Lembong, para sahabat, para tokoh dan pendukung yang setia hadir di setiap persidangan serta menyuarakan harapan di tengah gelapnya proses hukum.
"Di negeri ini, keadilan sering butuh suara lantang. Hari ini, suara itu berbuah untuk Tom," pungkasnya.
Singgung rezim Jokowi
| Prabowo Ungkap Pengangguran Terendah Sejak 1998, Anies Dengar Sebaliknya: Jangan-jangan Presiden |
|
|---|
| 'Semoga Allah Beri Petunjuk' Doa Anies Baswedan untuk Presiden Prabowo yang Ulang Tahun Hari Ini |
|
|---|
| Pengamat: Kolaborasi Foke, Anies, dan Pramono Jadi Modal Bangun Jakarta Menuju Kota Global |
|
|---|
| ''Mata Tiba-Tiba Kedutan'' Respons Anies Baswedan Usai Disebut Prabowo di Munas PKS |
|
|---|
| 2 Kali Prabowo Ungkit Nilai 11 dari Anies, Mata Eks Capres Tiba-tiba Kedutan: Ada yang Ngomongin ya? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/TRIBUNJAKARTACOMBIMA-PUTRA-dan-Herudin.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.