Cuma Selang Sehari, Gerindra dan PDIP Kompak Umumkan Pergantian Sekjen, Ada Apa?

Gerindra dan PDIP kompak mengumumkan pergantian Sekretaris Jenderal (Sekjen) pada waktu bersamaan, hanya berselang sehari.

Muzani (KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA), Hasto KOMPAS.com / IRFAN KAMIL) serta Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto (Istimewa)
MUZANI DAN HASTO - Kolase Sekjen Gerindra di rumah Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2023) dan foto Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat ditemui di Gedung Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Sabtu (22/7/2023), serta foto Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Muzani dan Hasto kini tak lagi menjabat sekjen di partainya masing-masing. 

“Bersedia!” jawab para pengurus serentak.

2025-2030, Tak Ada Nama Hasto Kristiyanto

Setelah itu, seluruh pengurus DPP yang hadir berdiri di panggung utama.

Dipandu langsung Megawati, mereka mengucapkan sumpah jabatan secara bersama-sama.

Penyegaran di Gerindra

Menurut Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga, pergantian Sekjen Gerindra dari Muzani menjadi Sugiono dilatari motif penyegaran secara struktural.

Gerindra ingin memiliki Sekjen yang lebih muda agar lebih lincah. Dengan begitu, Gerindra akan dikelola lebih luwes dan terarah," kata Jamiluddin kepada Tribunnews saat dimintai tanggapannya, Jumat (1/8/2025).

Tak hanya itu, Sugiono sebagai anak ideologis Prabowo di dunia politik dinilai akan diberikan kepercayaan penuh untuk mengelola partai lebih dalam.

Terlebih, saat ini Prabowo memiliki kesibukan mengurus negara karena statusnya sebagai Presiden RI.

"Selain itu, karena Prabowo lebih banyak mengurus negara, maka roda Gerindra perlu dikendalikan oleh orang yang paling dipercayanya. Sugiono sebagai anak ideologis Prabowo tentu sangat tepat," kata dia.

Dengan Sugiono sebagai Sekjen, maka menurut dia, Prabowo akan lebih dapat memberi kepercayaan penuh kepada anak ideologisnya untuk menjalankan keorganisasian Gerindra. 

"Dengan begitu, Prabowo dapat melaksanakan fungsi dan tugas presiden dengan sepenuh hati," tandas dia.

Hindari Penumpang Gelap PDIP

Di sisi lain, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, membaca adanya strategi politik dari belum ditetapkannya Sekjen PDIP baru, dan masih diamankan oleh Megawati.

Menurutnya, hal itu sebagai upaya menghindari adanya penumpang gelap di struktur ring satu partai banteng.

"Ibu Mega ini menjaga partai PDIP supaya tidak dirongrong 'barang selundupan' atau titipan atau pesanan politik dari ruang-ruang gelap kekuasaan lain," ujar Pangi kepada Tribunnews, Sabtu (2/8/2025).

Pangi menyebut bahwa posisi Ketua Umum PDIP sudah menjadi semacam hak veto bagi Megawati, yang sulit digantikan oleh sosok lain.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved