Klarifikasi RS di Jakarta Timur Atas Dugaan Malpraktik Kasus 4 Jari Pasien Diamputasi

Rumah Sakit di Jakarta Timur yang disebut diduga malpraktik hingga mengakibatkan empat jari pasien perempuan berinisial HA (27) buka suara.

Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
(KOMPAS.COM/Pexels/Anna Tarazevich)
Ilustrasi dokter - Seorang pasien berinisial H (26), yang dirawat di salah satu rumah sakit di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur, diduga menjadi korban malapraktik hingga harus kehilangan empat jari tangan kirinya. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (6/5/2025). (KOMPAS.COM/Pexels/Anna Tarazevich) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Rumah Sakit (RS) di Jakarta Timur yang disebut melakukan dugaan malpraktik hingga mengakibatkan empat jari pasien perempuan berinisial HA (27) buka suara.

HA sebelumnya mengalami pembusukan pada jari tangannya setelah diinfus karena kondisi syok usai menjalani tindakan operasi cesar anak kedua pada Selasa (6/5/2025) lalu.

Kepala Humas RS tempat HA dirawat, Sulaiman mengatakan pihaknya menyampaikan prihatin dan memahami rasa kecewa, sedih atas kondisi dialami HA dan keluarga.

"Kami mohon maaf atas hal-hal yang membuat Ny.HPA dan keluarga merasa tidak nyaman atas pelayanan kami selama proses perawatan," kata Sulaiman di Jakarta Timur, Senin (11/8/2025).

Menurut pihak RS seluruh tindakan yang dilakukan tim medis sudah memprioritaskan keselamatan HA sebagai pasien, baik sejak awal operasi cesar hingga penanganan pasca operasi.

Semua tindakan yang dilakukan tim medis RS disebut didasarkan pada data klinis dan standar operasional prosedur berlaku, termasuk tindakan kedaruratan medis saat HA mengalami syok.

Pernyataan ini menurut pihak RS bukan sebagai bentuk pembelaan diri, tapi bentuk komitmen dan klarifikasi kami secara terbuka kepada pasien, keluarga, kuasa hukum dan publik.

"Kami ingin meyakinkan setiap tatalaksana klinis terhadap pasien, termasuk tindakan kedaruratan medis saat pasien mengalami syok dilakukan dengan benar sesuai standar profesi," ujarnya.

Sulaiman menuturkan tindakan amputasi pada jari tangan kiri HA disebabkan terjadinya nekrosis karena adanya trombosis, atau sumbatan pada pembuluh darah kapiler tangan kiri.

Trombosis dimungkinkan akibat gangguan aliran darah ketika syok dan peningkatan risiko pembekuan darah pada kondisi kehamilan, sementara syok dipicu emboli paru pasca sectio caesarea (SC).

"Emboli paru keadaan langka dan sangat sulit diprediksi. Emboli paru kondisi yang sangat mengancam nyawa. Kami berupaya sungguh-sungguh menyelamatkan nyawa pasien," tuturnya.

Pihak RS menyebut setelah mendapatkan penanganan nyawa HA terselamatkan, namun terjadi trombosis pada tangan kiri pasien sehingga dilakukan serangkaian tindakan medis.

Penanganan yang dilakukan pihak RS atas kondisi tangan kiri HA meliputi pemeriksaan USG, Doppler, CT Angiografi, dan terapi Heparinisasi, hingga Trombektom untuk mengatasi sumbatan.

Sulaiman mengatakan sejak awal diagnosis terjadi penyumbatan pihak RS juga berupaya melakukan rujukan ke RS lain yang memiliki fasilitas Cath Lab untuk penanganan lanjut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved