Fenomena Anak Gagal Ginjal
Tak Rela Anak Cuci Darah, Ibu di Cilincing Pilih Rawat Jalan untuk Sembuhkan Gagal Ginjal Putranya
Gagal ginjal akut pada anak masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang mengkhawatirkan banyak orangtua.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Senada dengan rumah sakit sebelumnya, dokter di RSCM juga mendiagnosis Baim mengalami gagal ginjal akut.
Pada pemeriksaan terakhir, ginjal Baim menyusut menjadi sekitar 4,23 sentimeter dari ukuran ginjal normal yang panjangnya sekitar 9,1 sentimeter.
Keputusasaan itu pelan-pelan mereda, Siti memiliki harapan baru ketika dokter di RSCM menyatakan bahwa Baim tak perlu cuci darah, tapi harus rawat jalan.
"Sampai sekarang nih masih berobat rutin. Sebulan sekali, kadang sebulan dua kali, di RSCM yang emang khusus anak-anak yang punya penyakit ginjal, yang cuci darah. Kalau di RSCM katanya Baim ini yang masih ibarat stadium tiga lah. Ibarat katanya masih bisa disembuhin pakai obat-obatan," jelas Siti.
Siti mengaku, sejak kecil Baim memang gemar mengonsumsi minuman kemasan, mulai dari minuman rasa teh manis hingga rasa jeruk.
Kebiasaan itu sulit dikontrol, terutama saat anaknya berada di sekolah.
"Dia beli pas istirahat. Air putihnya jarang diminum, padahal saya selalu bekalin. Kadang pulang sekolah botolnya masih utuh," ucap Siti.
Kini, Baim menjalani pengobatan rutin di RSCM.
Ia harus mengonsumsi obat setiap malam, kadang disertai vitamin dan obat darah tinggi.
Biaya obat tidak selalu ditanggung, sehingga Siti pernah harus mengeluarkan Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu untuk menebus obat yang tidak ter-cover BPJS.
Selain itu, dokter juga menganjurkan susu khusus penderita ginjal yang harganya bisa mencapai Rp 200 ribu per tujuh saset.
Meski berat secara finansial, Siti bersyukur kondisi ginjal Baim membaik.
"Awalnya panjang ginjalnya cuma 4,23 sentimeter, sekarang sudah 6,25. Normalnya 9,1 sentimeter," jelasnya.
Perjuangan itu dijalani tanpa bantuan rutin dari pihak manapun.
Hanya sekali, pada tahun pertama berobat ke RSCM, seorang dokter memberi bantuan tunai Rp 250.000 dari kantong pribadi sebagai bentuk kepedulian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.