Viral di Media Sosial

Tubuh Anak di Sukabumi Jadi Sarang Ribuan Cacing Bikin Dedi Mulyadi Kecewa, PKK dan Posyandu Kemana?

Tubuh Anak di Sukabumi Jadi Sarang Ribuan Cacing Bikin Dedi Mulyadi Kecewa, PKK dan Posyandu Kemana?

ISTIMEWA
TUBUH DIPENUHI CACING - Kasus meninggalnya bocah bernama Raya di Sukabumi karena menderita cacingan akut, membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merasa kecewa. Raya (4) meninggal dunia pada 22 Juli 2025 lalu setelah tubuhnya yang mungil menjadi sarang bagi ribuan cacing. (TANGKAPAN LAYAR INSTAGRAM @rumah_teduh_sahabat_iin(KANAN), TANGKAPAN LAYAR INSTAGRAM @dedimulyadi71 (KIRI)) 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus meninggalnya bocah bernama Raya di Sukabumi karena menderita cacingan akut, membuat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merasa kecewa.

Raya (4) meninggal dunia pada 22 Juli 2025 lalu setelah tubuhnya yang mungil menjadi sarang bagi ribuan cacing.

Bahkan cacing sampai keluar di hidung, mulut, hingga kemaluan bocah malang tersebut.

Telur cacing juga sudah ditemukan sampai ke otaknya.

Dedi Mulyadi pun sampai meminta maaf setelah mengetahui ada seorang anak meninggal karena penyakit cacingan akut di wilayahnya.

"Saya menyampaikan prihatin dan kecewa yang sangat dalam, serta permohonan maaf atas meninggalnya seorang balita berusia 3 tahun dan dalam tubuhnya dipenuhi acaing,"

"Saya barusan udah menelepon dokter yang menangani. Berdasarkan terangan dokter yang menanganinya, anak itu mengalami sakit kalau dalam bahasa kampung namanya cacingan," kata Dedi dikutip dari akun instagram pribadinya, Selasa (19/8/2025).

Raya diketahui tinggal di Desa Cinaga, Kecamatan Kabandunga, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Ia seringkali dirawat oleh neneknya. Ibunya mengalami gangguan jiwa sementara ayahnya mengidap penyakit paru TBC atau tuberkulosisatau (TB).

Melihat kasus tersebut, Dedi pun menyoroti fungsi perangkat desa terkait.

Kemana peran PKK hingga Posyandu sampai-sampai bisa ada anak menderita cacingan akut tidak mendapat perhatian.

"Perhatian untuk semua, dimungkinkan saya akan memberikan sanksi bagi desa tersebut karena fungsi-fungsi pergerakan PKK-nya tidak berjalan. Fungsi posyandu gak berjalan, fungsi kebidanan gak berjalan,"

"Saksi akan diberikan pada siapapun, daerah manapun yang terbukti tak memberi perhatian pada masyarakat," kata Dedi Mulyadi.

Sebagaimana diketahui, PKK merupakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, sebuah gerakan yang bertujuan untuk memberdayakan keluarga dan dikelola oleh dan untuk masyarakat, dimulai dari tingkat terendah yaitu kelompok-kelompok dasa wisma di lingkungan RT dan RW.

Sementara posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu merupakan bentuk upaya kesehatan yang menjadi ujung tombak layanan kesehatan dasar di Indonesia karena berlokasi di tingkat desa atau kelurahan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved