TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN- Malang benar nasib Sanudin (35), seorang pemulung karena keterbatasan biaya, istrinya harus melahirkan di gerobak.
Kepada Warta Kota, dia sempat menceritakan kisah masa lalunya termasuk penyakit yang dideritanya.
Tahun 2001, ia dinyatakan mengidap penyakit gula, hingga beberapa jari kakinya membusuk.
"Jempol dan telunjuk kaki kiri sama telunjuk kaki kanan. Saya potong sendiri pakai pisau," ujar Sanudin, Jakarta Barat, Jumat (9/2/2018).
Sanudin lahir di Indramayu, Jawa Barat pada 7 Januari 1982. Dia nekat merantau ke Jakarta pada tahun 1998 dan menjadi pemulung.
Jodohnya ternyata tidak jauh dari tempatnya bekerja. Tahun 2013, dia menikahi rekan seprofesinya, Rosidah (35).
Baca: Asisten Dosen UI Ini Meminta Maaf Karena Unggah Nilai Ketua BEM UI Zaadit Taqwa ke Media Sosial
"Dia mulung juga. Kami satu bos," jelas Sanudin.
Menurut Sanudin, Rosidah merupakan warga asli Kebon Pisang, Jelambar, Jakarta Barat.
Rosidah memiliki saudara tiri bernama Nining yang merupakan warga Jelambar.
Baca: Eks Jurnalis BBC Ini Tak Tahu Dilaporkan Ketum PPP Saat Ditangkap dan Diperiksa Sebagai Tersangka
Sebelumnya diberitakan, Rosidah melahirkan di gerobak rongsokan di Jalan Susilo 1, di depan bengkel AC Mobil.
Mereka kemudian diselamatkan oleh Eneng Aditagore (42), seorang guru PAUD Aisyiah dan anggota PKK Kelurahan Grogol, Jakarta Barat.
Bayi itu kemudian dibawa ke Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Balita Tunas Bangsa, Cipayung, Jakarta Timur.
Bayi berusia satu bulan tersebut diberi nama Taufik Hidayat.