Pemulung Melahirkan di Gerobak

Pemulung yang Melahirkan Bayi di Gerobak Diduga Menderita Penyakit Kejiwaan

Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rosidah (35) wanita yang nyaris melahirkan di pinggir jalan kini ditampung di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya, Jakarta Barat.

TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN- Rosidah (35), ibu yang melahirkan di gerobak pemulung, diduga menderita penyakit kejiwaan.

Hal itu terungkap dari keterangan warga dan Tarmizi, petugas Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat.

Baca: Jangan Ketinggalan! Dapatkan Promo Foto Prewedding di Eropa dan Asia Selama Bridestory Fair 2018

"Itu anak sampai dibekap mulutnya oleh sang ibu," kata Tarmizi, kepada Warta Kota, Jakarta Barat, Jumat (9/2/2018).

Bayi yang diberi nama Taufik Hidayat itu memang terpaksa dibawa ke PSAA Balita lantaran gangguan kejiwaan yang diderita ibunya.

Selain itu, ayah bayi, Sanudin (35), juga memiliki penyakit gula.

Rosidah dan Sanudin sebelumnya hidup telantar di jalan. Selama berhari-hari, ia dan suaminya hidup tanpa memiliki tempat berteduh.

Sanudin berprofesi sebagai pemulung dan tinggal di sebuah lapak di daerah Grogol, Jakarta Barat.

Baca: Jadi Guru Honorer 11 Tahun di Tangerang, Ahmad Tartusi Hanya Dapat Honor Rp 400 Ribu Sebulan

Namun, setelah lapaknya digusur, Rosida dan Sanudin tidak punya tempat tinggal lagi.

"Yang menolong ibu Rosida saat dalam keadaan ingin melahirkan di pinggir jalan di jalan Susilo satu adalah warga Grogol," tutur Ridwan, Satuan Pelaksana Sosial Kecamatan Grogol Petamburan saat menyelamatkan keluarga tersebut pada Jumat (9/2/2018).

PKK kelurahan Jelambar dan warga sekitar merasa kasihan dan berinisiatif menampung keluarga itu. Pada saat itu, Rosida dan Sanudin dibantu dengan mengontrak sebuah kamar.

Baca: Selain Penculikan Anak, Motor dan Handphone Sering Hilang di Kebayoran Lama

Warga memberinya makan serta pakaian selama satu bulan.

Namun, karena Rosida ternyata memiliki gangguan kejiwaan dan suaminya menderita penyakit gula, warga pun merasa kesulitan dalam memberikan bantuan.

"Suaminya tidak bisa bekerja karena penyakit gula itu dan beberapa jarinya cacat. Akhirnya warga melaporkan kepada kami untuk penanganan lebih lanjut," ujar Ridwan.

Pihaknya bersama petugas P3S Suku Dinas Sosial Jakarta Barat melakukan penyelamatan terhadap keluarga tersebut.

Berita Terkini