Yuk Mengintip Bukti Cinta di Mausoleum Petamburan

Penulis: Anisa Kurniasih
Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mausoleum Petamburan

Laporan Wartawan Tribun Jakarta.com, Anisa Kurniasih

TRIBUNJAKARTA.COM , TANAH ABANG - Seorang wanita bernama Lim Sha Nio membangun sebuah mausoleum untuk mendiang suaminya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Petamburan, Jakarta Pusat.

Mausoleum atau bangunan pelindung makam yang megah dibangun sebagai tanda bukti cinta Lim Sha Nio kepada suaminya, O.G Khouw.

Baca: Pesawat Ini Terpaksa Mendarat Darurat Gara-gara Penumpang Sering Kentut

O.G Khouw lahir pada 13 Maret 1874 dan meninggal pada 1 Juli 1927.

Bangunan megah yang dibuat dengan penuh cinta ini membuat komunitas Wisata Kreatif Jakarta tertarik untuk mengunjunginya.

Adjie Hadipriawan, pemandu tur wisata ini mengungkapkan makam tersebut, tak terdapat peti jenazah di dalamnya namun hanya abu.

"Lim Sha Nio ini membawa abu sang suami dari Switzerland tempat suaminya meninggal, perjalanannya kurang lebih dua minggu melalui laut merah dan terusan Swiss hingga sampai di Batavia (sekarang Jakarta)," ujarnya saat menjelaskan kepada peserta tur di TPU Petamburan, Jumat (16/2/2018).

Baca: Sempat Menangis, Roro Fitria Akui Pakai Narkoba Bareng Rekan Sesama Artis, Siapa?

30 tahun menjanda, akhirnya Lim Sha Nio yang lahir 9 juni 1879 pun meninggal pada 18 Agustus 1957 dan dimakamkan disebelah pusara suaminya.

Pembangunan mausoleum tersebut desainnya dirancang oleh arsitek dari Italia sehingga gayanya seperti bangunan Eropa.

Lambang cintapun terlihat dengan adanya ukiran bunga – bunga mawar di batu batu dalam bangunan makam tersebut.

Terdapat pula sebuah patung yang diletakkan di dekat makam O.G Khouw.

"Awalnya, lahan disekitaran makam Khouw hanya diperuntukkan bagi sanak saudara Lim Sha Nio yang meninggal, namun hanya ada satu makam kerabat saja yang dikuburkan di tempat tersebut," jelasnya.

Setelah tahun 80 - an, pengurus makam membuka tempat ini sebagai tempat pemakaman umum khusus unit Kristen.

Meski begitu, tak nampak di batu nisan apa agama yang dianut oleh pasangan Lim Sha Nio dan O.G Khouw ini sebagai makam pertama yang ada.

Mengejutkannya, Adjie Hadipriawan menyebutkan bahwa dana yang dihabiskan Lim Sha Nio untuk membangun mausoleum tersebut sangatlah mahal.

"Sesuai dengan data yang didapat, jika dirupiahkan dengan kurs rupiah saat ini, bangunan megah tersebut menghabiskan dana sekitar 250 milyar rupiah," ujar Adjie.

Adjie juga mengatakan dahulu, banyak sekali makam - makam orang Belanda yang dimakamkan di TPU Petamburan ini dan akhirnya sekarang dijadikan makam khusus unit Kristen.

Namun hingga saat ini, pengunjung masih bisa menemukan makam abu orang Jepang, makam orang yahudi, bahkan makam muslim.

TPU Petamburan ramai peziarah saat hari raya Imlek, Natal atau Hari Raya Ceng Beng yaitu 100 hari setelah setelah perayaan Imlek.

"Banyak yang melakukan bakar - bakaran seperti membakar rumah barbie, sebagai simbol memberikan tempat yang abadi untuk para leluhur disana," ujar Adjie.

Mausoleum pasangan Lim San Nio dan O.G Khouw ini menjadi bangunan pelindung makam paling tinggi di TPU Petamburan.

Bangunan akan langsung terlihat ketika memasuki TPU Petamburan yang berlokasi di Jalan Aipda II K.S Tubun nomor 1, Tanah Abang Jakarta Pusat.

Berita Terkini