Disebut Kerap Dapat Intimidasi dan Ancaman Setelah Menguak Kasus, Najwa Shihab: Saya Malu

Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Najwa Shihab

TRIBUNJAKARTA.COM - Jurnalis Najwa Shihab malu saat bercerita soal intimidasi dan ancaman yang diterimanya setelah menguak kasus.

Najwa Shihab mengakui dirinya malu saat Deddy Corbuzier di acara Hitam Putih menanyakan ancaman apa saja yang sudah diterimanya.

Awalnya Najwa Shihab tidak ingin menceritakan soal intimidasi dan ancaman yang diterima karena malu.

Meski demikian, Najwa Shihab sempat membongkar alasannya dibalik sikap malu terkait intimidasi dan ancaman yang diterima.

"Gimana Najwa berani ngulik mengangkat hal tabu?" tanya Riko Ceper selaku co-host.

"Sebenernya bukan hal yang tabu kali ya, tapi menyeramkan buat orang-orang. Lo enggak pernah misalnya ntah diancam atau diintimidasi?" imbuh Deddy Corbuzier pada Selasa (31/7/2018).

Najwa mengaku, intimidasi dan ancaman yang diterimanya merupakan resiko sebuah pekerjaan.

"Wartawan dimana-mana tuh selalu ada analogi kalau ada kebakaran, orang lain lari menghindari, kita mendekat," papar Najwa Shihab.

Deddy Corbuzier tampak tak puas dengan penjelasan Najwa Shihab sehingga kembali menegaskan ancaman apa yang pernah didapatkan Najwa.

Najwa Shihab Beberkan Fakta Baru Sel Palsu Sukamiskin, Setya Novanto Punya 2 Kamar Dijebol Jadi Satu

"Kalau gue cerita gue malu karena yang dialami saya enggak ada apa-apanya dibandingkan intimidasi yang dialami wartawan di daerah. Ancamannya real, fisik," beber Najwa Shihab.

Menurut Najwa Shihab, ancaman yang diterima wartawan lain di daerah lebih besar dari dirinya.

"Bahkan ada yang terbunuh. I don't think i should be complaining," sambungnya.

"Tapi ada, pernah?" tanya Rico Ceper.

"(Ancaman untuk saya) ada, tapi sekali lagi kalau dibandingkan dengan ancaman teman-teman di daerah itu ya gitu," ungkap Najwa Shihab.

Adu Mulut dengan Politisi PDIP hingga Disebut Sok Tahu dan Lebay, Ini Jawaban Rocky Gerung

Najwa Shihab menerangkan, beberapa alasan ancaman banyak diterima oleh wartawan di daerah.

"Alasannya mungkin satu karena sorotan publik terbatas, NGO-nya tidak sekuat yang di Jakarta, masyarakatnya mungkin berbeda tingkat pemahamannya terhadap kerja pers," tegasnya.

Simak Videonya:

Berita Terkini