TRIBUNJAKARTA.COM - Artis Jessica Iskandar turut merasakan gempa bumi Lombok saat ia tengah berlibur bersama putranya, Alexander El Barack, di Bali beberapa hari lalu.
Dilansir kanal YouTube Cumicumi pada Selasa (7/8/2018), Jessica Iskandar membeberkan ceritanya saat merasakan gempa.
Awalnya ia tengah makan malam bersama putra semata wayangngnya itu.
"Kita lagi dinner. Aku sama anak aku lagi berdua doang. Kita lagi makan masakan Jepang, Teppanyaki. Kompornya kan gede banget tuh, sampai ke meja kita. Itu saja sampai ke meja-meja kita goyangnya," jelas ibu berusia 30 tahun ini.
Ia melihat atap sudah berguncang cukup kencang. Namun ia memastikan untuk tetap tenang saat itu.
"Aku harus setenang mungkin kan ya. Pertama kalinya juga aku ngerasain di tempat lain. Dulu pernah ngerasain juga di Jakarta. Tapi lebih soft. Yang kemarin lumayan keras (guncangannya)," papar Jessica Iskandar.
Pemain film Dealova itu menjelaskan tak hanya peralatan makanan dan atap, dirinya pun terasa turut berguncang.
Guncangan yang ia rasakan bukanlah di titik utama gempa terjadi.
"Tapi ternyata puncaknya di Lombok," jelas Jessica Iskandar.
Ia mengaku kebingungan saat itu.
• Ini Karakter Calon Suami Idaman Jessica Iskandar
Terlebih ia harus melindungi buah hatinya.
"Aku takut. Karena aku cuma berdua doang sama anak kan. Aku bingung, pas goyangan itu kan agak lama. Yang pasti kita harus cari pintu keluar. Pintu keluarnya juga dekat dan gampang," ucap Jessica Iskandar.
Baginya, pergi ke luar ruangan merupakan cara terbaik menyelamatkan diri saat gempa terjadi.
"Jadi kita nggak perlu ngumpet di bawah meja apa gitu, karena the best way is to get out from the building," papar Jessica Iskandar.
Lebih lanjut ia pun menceritakan keadaan di sekitarnya.
Ia menjelaskan banyak turis yang saat itu juga panik dan histeris ketika gempa terjadi.
• Richard Kyle Gunakan Kostum Dinosaurus saat ke Ulang Tahun El, Jessica Iskandar Akui Hal Ini
"Banyak turis-turis, di sebelah aku (waktu itu) dari Australia. Terus ada orang dari Jepang. Ada yang teriak, ada yang histeris," ujar perempuan kelahiran Jakarta ini.
Tak ingin anaknya turut panik, ia menenangkan dengan memberi pengertian kepada anaknya bahwa mereka tengah merasakan gempa bumi.
"Terus ya udah aku (bilang ke El) 'it's okay, it's okay," jelas Jessica Iskandar meniru percakapannya dengan El.
"Terus kan El tanya, 'Ini kenapa?'. Aku bilang 'it's okay El, it's earthquake (gempa bumi)'," katanya memberi penjelasan pada El.
Saat itu gempa terjadi ia pun terus menggendong El hingga mereka dievakuasi oleh pihak hotel.
"Aku langsung gendong dia. Aku peluk kan, pas guncang aku udah mulai berdiri terus aku gendong anak aku. Terus aku lihat keadaan, (setelahnya) kita dievakuasi," papar Jessica Iskandar.
Ternyata sebelumnya Jessica Iskandar sudah membaca informasi terkait isu gempa di sekitar Bali dan mengedukasi putranya agar tidak terlalu panik serta tahu bagaimana menyelamatkan diri saat gempa.
"Dia bingung sih sebenarnya apa yang terjadi. Ya aku kasih tau, this is earthquake. Karena sebelumnya aku udah bahas sama dia, aku baca di berita kemungkinan ada gempa. Jadi aku kasih sedikit info," terang perempuan yang tengah dikabarkan dekat dengan Richard Kyle.
"Aku edukasi anak aku sedikit soal apa yang aku tahu. Gimana caranya untuk menyelamatkan diri," imbuhnya.
• Perjuangan Korban Gempa Lombok Selamatkan Diri, Naik ke Bukit Hingga Menahan Lapar
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan, gempa bumi bermagnitudo 7 yang berpusat di lereng Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan gempa bumi utama (main shock) dari rangkaian gempa terdahulu.
Artinya, gempa dengan magnitudo 6,4 pada 29 Juli lalu merupakan gempa awalan (fore shock).
Adapun lokasi tepatnya gempa ini berada di lereng utara timur laut Gunung Rinjani pada jarak 18 kilometer arah barat laut Lombok Timur pada kedalaman 15 kilometer.
Dilansir Kompas.com, hingga Senin (6/8/2018) sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 98 orang tewas dan 236 warga terluka akibat gempa ini.
Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang runtuh.
Proses evakuasi korban masih terus dilakukan. Selain itu, pendirian tenda darurat dan fasilitas umum yang masih layak ditempati diubah menjadi tempat pengungsian.
Video bisa disaksikan di sini: