TRIBUNJAKARTA.COM - Polemik beras impor masih menjadi perbincangan belakangan ini.
Hal itu terkait adanya perdebatan soal impor beras antara Menteri Perdagangan Enggartiaso Lukita dan Direktur Utama Badan Urusan Logistik Budi Waseso (Buwas).
Perdebatan antara Enggar dengan Buwas bahkan telah sampai ke telinga oleh presiden Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Jokowi pun diketahui meminta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution untuk memanggil Buwas dan Enggar.
Hal itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
"Secepatnya Presiden (meminta) supaya Menteri Koordinator mengundang," katanya seperti dikutip dari Kompas.com.
Seperti diketahi bahwa sebelumnya Buwas menganggap saat ini Indonesia belum membutuhkan pasokan beras impor.
Sebab, kata Buwas, stok beras lokal masih melimpah untuk beberapa bulan ke depan.
"Kalau selama itu kecukupannya terpenuhi, tidak perlu impor. Karena kita panennya sekarang, kita simpan," ujar Budi saat menerima Kompas.com di kantornya, Kamis (31/5/2018).
Buwas berujar, satu juta ton beras yang diimpor pun tidak diserap selruhnya.
Suplai bertahap, lanjutnya, tergantung jumlah yang dibutuhkan.
Menurut Buwas, suplai satu juta ton beras tidak terlalu genting karena masa panen dan masa tanam yang produktif.
Jika dalam empat bulan stoknya mencukupi karena ada panen berikutnya, maka tidak perlu impor.
"Yang ada di Bulog hanya cadangan pemerintah yang sifatnya jika terjadi sesuatu, umpamanya ada bencana alam, berati panen gagal, itu kita suplai untuk ketersediaan barang," kata Budi.
"Kalau selama tidak ada masalah, untuk apa menurut saya," tambahnya.
Buwas mengatakan, berdasarkan fakta yang dihitung tim analisis, Indonesia tidak perlu mengimpor beras hingga Juni 2019.
Bahkan, ia menjelaskan cadangan beras impor yang ada di Bulog pun tidak akan keluar sampai tahun Juni 2019.
"Berdasarkan fakta yang dihitung oleh tim, tim tersebut mengatakan sampai Juni 2019 tidak perlu unpor. Bahkan cadangan beras impor di Bulog tidak akan keluar sampai saat itu," ujarnya bernada tegas di Kantor Perum Bulog, Jakarta Pusat, Rabu (19/9/2018) dikutip dari Tribunnews.com.
Dirinya pun memaparkan cadangan beras pemerintah di gudang Bulog terdapat 2,4 juta ton yang akan dipakai untuk distribusi Beras Sejahtera (Rastra) sebanyak 100 ribu ton.
Sehingga menyisakan 2,3 juta ton.
Jumlah tersebut akan ditambah 400 ribu ton pada bulan Oktober 2018 yang merupakan sisa impor tahun lalu sebesar 1,8 juta ton.
Dari tambahan dan stok yang tersedia, Bulog akan memiliki cadangan beras sebanyak 2,7 juta ton.
"Dengan serapan yang tiap hari dalam kondisi kering, masih menyerap 4.000 ton per hari. Dari 4.000 ton diserap melalui Operasi pasar 1.000 ton per harinya," jelasnya.
Sehingga, Buwas mengatakan dari jumlah tersebut maka stok akhir tahun 2018 bisa mencapai hampir 3 juta ton.
"Yang kami lakukan ya tinggal menjaga ini (stok beras). Masa harus bertahan pada impor?," ucapnya.
Mendag tak permasalahkan
Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita tak mempermasalahkan jika Bulog tak ingin ada impor beras tambahan.
Menurut Enggar, itu adalah hak Bulog.
"Engga apa-apa. Jangan diperpanjang," ujar Enggar di Jakarta Barat, Rabu (19/9/2018).
Kendati demikian Enggar mengingatkan bahwa berdasarkan rapat kordinasiyang dilakukan di Kementrian Koordinator Perekonomian, Bulog mempunyai izin kuota impor sebanyak dua juta ton.
"Yang pasti, rapat koordinasi memutuskan jumlah total itu dua juta ton. Itu keputusan rakor, bukan saya," kata Enggar.
Enggar menuturkan, serapan dalam negeri belum maksimal terhadap stok beras Bulog.
Atas dasar itu, masih banyak stok beras yang masih mengendap.
"Penyerapan beras dalam negeri itu belum maksimal. Dari jumlah stok yang 2,2 juta ton, serapan dalam negeri hanya 809.000 ton. Sisanya ada yang komersial, ada yang 130.000 tonan. Lainnya dari eks impor," ucap dia.
Enggar menambahkan, izin impor beras sebanyak 2 juta ton yang dimiliki Bulog sebenarnya berlaku hingga Juli 2018.
Namun, Bulog meminta izin impor itu diperpanjang.
"Yang dua juta sebenarnya sampai dengan Juli. Tapi kemudian ada surat Bulog meminta agar izin impor diperpanjang mengingat proses perjalanan itu belum sampai. Kita keluarkan, setuju perpanjangan kedua karena belum sampai, dalam perjalanan karena cuaca dan segala macam, mohon izin diperpanjang. As simple as that," ujarnya.
Mahfud MD puji Buwas
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ( MK) Mahfud MD memberikan tanggapannya soal pernyataan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso ( Buwas) terkait permasalahan impor beras.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut disampaikan Mahfud MD melalui laman Twitter miliknya, @mohmahfudmd yang diunggah pada Rabu (19/9/2018).
Melalui kicauannya, Mahfud MD tampak mengutip pernyataan Buwas terkait Indonesia yang tak perlu impor beras.
Atas pernyataan Buwas itu, Mahfud pun menuliskan bahwa ia sangat menyukai Buwas.
"Kata Kabulog Budi Waseso (Buwas), 'Kita tak perlu impor beras, gudang Bulog masih penuh, tak mampu menampung beras impor'.
Dalam hal tertentu saya berbeda dengan Buwas, tapi dalam banyak hal saya sangat suka orang ini.
Tegas, rasional, pro rakyat; termasuk soal impor beras ini," tulis Mahfud MD.