TRIBUNJAKARTA.COM - Tragedi 30 Septeber 1965 atau G30S PKI tak luput dari sejarah Indonesia.
Dalam peristiwa G30S PKI itu, ada setidaknya tujuh perwira meninggal dunia.
Tujuh perwira militer dan bebrapa orang lainnya dibunuh secara keji.
Satu di antara perwira militer yang terwas dalam Tragedi G30S PKI adalah Jenderal Ahmad Yani.
Ahmad Yani gugur ditembak sejumlah pasukan cakrabirawa dalam peristiwa G30S PKI.
Ketika itu, kediaman Ahmad Yani dikepung ratusan pasukan cakrabirawa.
• 293 Jemaah Haji Kloter 63 Tiba di Asrama Haji Pondok Gede
• Sabet Penghargaan Ibu Terhebat, Denada Tambunan: Ibu Bangga Sama Shakira Aurum
• Pertama dalam Sejarah, Asian Para Games 2018 Diikuti 2.841 Peserta dari 43 Negara
Menurut Putra Ahmad yani, Untung M Yani, ada lima orang pasukan cakrabirawa yang masuk ke dalam rumahnya.
Dia mengatakakan bahwa saat itu waktu menunjukkan pukul 04.00 WIB.
Hal itu diungkapkanya dalam acara melawan lupa Metro TV.
"Sekitar pukul 4 atau setengah empt, datang
• Kisah Pilu Bayi Selamat dari Gempa di Palu, Mensos: Kemungkinan Kehilangan Orang Tuanya
• Kisah Pierre Tendean Ditembak Mati Saat G30S: Sempat Tunda Perayaan Harlah Ibu Hingga Batal Menikah
• Cerita Tien Soeharto: Didatangi Peramal Hingga Hilangnya Sang Suami Saat Peristiwa G30S
nya bukan pakai satu mobil tapi pakai truk, ramai di sini ketika itu," ucapnya sepreeti diktip dari saluran Youtube Melawan Lupa Metro TV, Minggu (30/9/2018).
Untung menjelaskan bahwa saat itu pasukan cakrabirawa memberi kabar kalau Ahmad Yani dipanggin Presiden Soekarno.
Namun Ahmad yani tak lantas pergi dengan pasukan cakrabirawa itu.
"Ditanya ada bapak engga, tolong bangunin, bapak dipanggil presiden, segera, terus bapak saya bilang ganti baju dulu, mandi dulu," ucap Untung.
• Melihat Sumur Tua dan Rumah Penyiksaan Lubang Buaya, Saksi Bisu Tragedi Berdarah G30S PKI
• Kapolres Bekasi Persilakan Warga Nonton Film G30S PKI; Yang Tidak Mau Tidak Apa-apa
• Nasib Keluarga DN Aidit Setelah Peristiwa G30S: Istri Dipenjara dan Sang Anak Kerap Di-Bully
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa ketika itu Ahmad Yani memukul salah satu pasukan cakrabirawa.
"Ada percakapan di situ, tidak sopan, bilang ga usah, langsung aja sekarang, di situ satu cakrabirawa dipukul oleh ayah saya," jelasnya.
Ahmad Yani pun saat iut langusng menutup pintu kamarnya.
Namun nahas, sejumalh pasukan cakrabirawa jusru, menembaki Ahmad Yani.
"Begitu bapak saya tutup pintu, ditembaklah dari belakang, bukan ditembak sekali tapi diberondong, jatuhlah baopak di sini tapi waku itu belum meninggal," jelasnya.
• G30S PKI, Mengenang Kesaktian Pancasila Lewat Kemegahan Tugu Pahlawan Revolusi
• Tanamkan Jiwa Nasionalisme, Wali Kota Jakarta Timur Ajak Generasi Muda Tonton Film G30S PKI
• Gatot Nurmantyo Tantang TNI Nobar Film G30S/PKI, Usman Hamid: Itu Adalah Upaya Politisasi TNI
Untung sempat ingin memeluk ayahnya, namun saat itu situasi di lokasi tidak memungkinnya untuk peluk Ahmad Yani.
"Sempat mau saya peluk tapi di sini ramai sekali, akhrinya dipegang kakinya diseret-seret," katanya.
Ia pun menjelaskan ada seorang cakrabiarawa yang siap dengan senjatanya berjaga di rumahnya.
"Di depan mata kita ada satu orang siap dengan senjantanya siapa yang keluar kami tembak," terangnya.
Jenderal Ahmad Yani sendiri ditemukan pada 4 Okober 1965 di sumur daerah lubang buaya.