Gempa di Donggala

Cerita Haru Gelandang Persija Saksikan Langsung Keadaan Palu Setelah Gempa dan Tsunami

Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandi Sute

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana

TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Gelandang Persija Jakarta, Sandi Darma Sute turut merasakan kesedihan mendalam setelah Palu, Sulawesi Tengah diterjang gempa dan tsunami.

Pada Jumat (28/9/2018) lalu, Kota Palu dan Donggala mendapatkan musibah besar dengan diguncang oleh gempa berkekuatan 7,7 SR.

Guncangan keras gempa itu mengakibatkan tsunami yang menghancurkan Palu dan sekitarnya.

Beberapa bangunan roboh dan juga terdapat korban yang meninggal, luka parah, dan masih belum di evakuasi akibat insiden ini.

Sandi Sute turut merasakan kesedihan karena sebagian besar keluarga besarnya tinggal di Palu.

Pemain berusia 26 tahun itu menceritakan awal mula mendengar kabar kejadian gempa dan tsunami yang menimpa daerahnya.

"Ya saya di Jakarta, dengar kabar itu setelah latihan Persija. Kaget langsung panik telpon keluarga disana tidak ada yang angkat," ujarnya kepada TribunJakarta, Kamis (4/10/2018).

Saat mendengar musibah itu, Sandi langsung lemas dan tak kuasa menahan rasa sedih mendengar kabar tersebut.

Sandi langsung berusaha menghubungi sanak saudaranya yang berada di Palu, namun usahanya sia-sia karena jaringan di Palu sulit dihubungi.

Usahanya untuk menghubungi keluarga akhirnya membuahkan hasil.

Romo Benny: Mereka Korban Kebohongan Ratna Sarumpaet Tak Gunakan Nalarnya

Ratu Tisha Jelaskan Tantangan untuk Luis Milla Jika Bersedia Latih Timnas Indonesia

Buku Murah di The Readers Fest 2018 Jadi Buruan Mahasiswa dan Pelajar Sekolah

Sandi mendapat kepastian jika keluarganya dalam keadaan sehat namun rumah yang ditempati sudah hancur lebur.

"Alhamdulillah keluarga di Donggala dan Wani dari istri selamat semua. Akan tetapi rumah pada hancur dihantam tsunami," kata Sandi.

Sandi Berangkat ke Palu

Setelah mengetahui adanya musibah, Sandi meminta izin kepada Pelath Persija, Stefano Cugurra Teco untuk melihat keluarganya di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah.

Tak berpikir panjang, Teco langsung mengijinkan Sandi pulang ke daerah asalnya untuk menemui sanak saudaranya yang terkena musibah.

"Ya dia harus kesana (Palu) dulu untuk melihat situsasi dan kondisi keluarganya dulu. Setelah selesai dari sana dia (Sandi Sute) bisa kembali ikut latihan di Persija lagi," ujar Teco.

Teco menilai Sandi sangat terpukul atas kejadian bencana alam yang menimpa daerah asalnya.

Sandi terlihat gusar dan panik ketika mengetahui adanya bencana alam di daerah asalnya.

"Saya bicara kemarin dengan Sandi, dia tidak bisa telpon dan hubungi keluarganya disana. Saya putuskan untuk izinkan dia terbang ke daerah asalnya untuk lihat situasi disana dulu," ujarnya.

Sandi berangkat ke Donggala, Palu, Sulawesi Tengah, dengan menumpang pesawat Hercules pada Minggu (30/9/2018).

Suasana di Palu

Setelah melewati perjalanan panjang, Sandi akhirnya bisa menemui keluarganya yang tekena musibah gempa dan tsunami di Palu.

Sesampainya di Palu, Sandi tak bisa menutupi rasa sedihnya melihat daerah asalnya sudah hancur lebur akibat terjangan gempa dan tsunami kecil.

Mantan pemain Borneo FC itu mengakui jika masyarakat Palu sangat terpukul dan berduka atas kejadian ini.

Sandi turut merasakan kesedihan karena harus menahan lapar dan haus selama berada di Palu.

"Suasananya sangat mengkerut karena saya merasakan langsung suasana disana selama tiga hari tiga malam. Saya harus menahan hawa lapar dan minum," ucap Sandi.

Selama di Palu, Sandi bersama keluarganya merasakan kesedihan dengan harus tinggal di tenda pengungsian.

Saat di tenda pengungsian, isak tangis tak bisa ditahan karena semua warga merasakan ke khawatiran akan terjadinya gempa susulan.

Keluarga Sandi Selamat

Sandi bisa bernafas lega setelah mengetahui keluarganya bisa selamat dari bencana gempa dan tsunami yang menerjang Palu.

Sandi akhirnya bisa menemui keluarga besarnya di Donggala, Palu, Sulawesi Tengah.

Semua keluarga besar dari Sandi Sute berhasil selamat dari terjangan bencana gempa dan tsunami.

Namun Sandi mengabarkan jika ada dua orang anggota keluarga dari sang istri nyawanya tidak tertolong.

"Keluarga saya allhamdulillah selamat semua. Tapi keluagra dari istri ada yang meninggal dua orang. Sekarang mereka sedang mengungsi di gunung," ucap Sandi.

Saat ini, semua keluarganya sudah berhasil di evakuasi dan tengah mengungsi di daerah pegunungan.

Mereka mengungsi di daerah pegunungan untuk menghindari adanya gempa dan tsunami susulan.

"Dari keluarga istri semua mengungsi di gunung," sambungnya.

Sandi memutuskan untuk membawa keluarga kecilnya ke Jakarta untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan.

"Sekarang yang saya bawa ke Jakarta hanya anak dan istri," beber Sandi.

Usahan Sandi bersama keluarga kecilnya untuk kembali ke Jakarta pun tidak mudah.

Ia harus berjuang mengantri bersama ribuan pengungsi lainnya yang ingin ke Jakarta.

"Saya harus menahan teriknya matahari untuk bisa antri ke Jakarta. Harus mengantri dengan ribuan orang untuk kembali, dan saya baru bisa kembali kebagian di pesawat ke 18 di bandara," pungkasnya.

Berita Terkini