Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo menganggap penumpang dalam insiden pesawat jatuh meninggal dunia dalam keadaan yang sangat mulia.
"Sangat mulia meninggal dalam pesawat jatuh," tulis Sudjiwo Tedjo, pada Selasa (30/10/2018).
Sudjiwo Tedjo lantas membeberkan alasannya berkata demikian.
Diberitakan sebelumnya pesawat Lion Air JT610 jatuh di Tanjung Karawang setelah take off 13 menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pesawat Lion Air JT610 diketahui membawa 189 penumpang dan awak kabin.
Penelusuran TribunJakarta.com puluhan pejabat daerah turut menjadi penumpang Lion Air JT610 dengan tujuang Pangkalpinang itu.
Menurut Sudjiwo Tedjo penumpang pesawat jatuh dianggap meninggal dengan mulia, apabila penumpang tersebut sedang berada dalam situasi tengah menjalani profesinya.
• Lion Air JT610 Pesawat Baru, Hotman Paris: Keluarga Korban Bisa Minta Ganti Rugi ke Pabrik
• Basarnas: 50 Penyelam Gabungan Dikerahkan Cari Korban Lion Air JT610
TONTON JUGA
"Lebih-lebih ketika dalam rangka tugas/profesi," tulis Sudjiwo Tedjo.
Sudjiwo Tedjo lantas menjelaskan hal tersebut tertulis dalam buku Bhagawad Gita.
Sudjiwo Tedjo mengatakan seseorang yang meninggal dunia saat menjalankan profesinya adalah sesuatu yang baik.
Ia lantas mengungkapkan keinginannya agar meninggal dunia saat sedang mendalang wayang.
• 36 Keluarga Penumpang Lion Air JT610 Belum Lapor ke Crisis Center
• Bawa 2 Anak dan Hendak Hadiri Pemakaman Mertua, Warga Koja Ini Jadi Korban Lion Air JT610
"Dalam Bhagawad Gita (Kidung Ketuhanan), nasihat Kresna ke Arjuna: Guru/tentara/penyanyi/dll yang baik itu yang mati saat mengajar/perang/menyanyi/dll ... Aku ingin mati saat mendalang," tulis Sudjiwo Tedjo.
Pantauan TribunJakarta.com pernyatan Sudjiwo Tedjo itu dicuit di media sosial Twittenya.
Dua jam lalu dicuit, pernyataan itu sudah disukai lebih dari 200 orang pengguna Twitter.
5 Fakta Pilot Lion Air JT 610 Bhavye Suneja yang Gugur saat Bertugas
Pesawat Lion Air JT 610 Rute Soekarno-Hatta ke Pangkalpinang dilaporkan jatuh di Perairan Karawang setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Senin (29/10/2018) pukul 06.20 WIB.
Pesawat nahas Lion Air JT 610 ini dikemudikan oleh pilot bernama Bhavye Suneja.
Siapa Bhavye Suneja?
Berikut 5 fakta soal pilot Bhavye Suneja, disarikan Tribunnews.com dari Indian Express :
1. Asli India
Bhavye Suneja merupakan pilot berkebangsaan India.
Usianya 31 tahun.
Dalam profilnya di LinkedIn, Bhavye Suneja menulis dia berasal dari New Delhi, India.
Times of India menulis, Suneja tinggal di kawasan permukiman terkenal di New Delhi, Mayur Vihar.
2. Sekolah di California
Suneja menempuh pendidikan pilot di Bel Air International, sebuah sekolah untuk calon pilot di California, Amerika Serikat.
Tahun 2009, dia menerima lisensi pilot dari Bel Air.
3. Emirates
Setelah lulus sekolah pilot, Bhavye Suneja menjadi pilot trainee di maskapai asal Dubai, Uni Emirat Arab, yakni Emirates.
Trainee pilot adalah level terendah seorang pilot di sebuah maskapai.
Bila lolos dan menyelesaikan masa belajar sebagai trainee pilot, maka seseorang bisa dipromosikan ke jenjang berikutnya.
Dia bekerja sebagai Trainee Pilot di Emirates selama 3 bulan.
Dalam profilnya, Bhavye Suneja menulis bergabung bersama Lion Air sejak 2011.
Keterangan dari juru bicara Lion Air, hingga kini Suneja sudah mengantongi lebih dari 6.000 jam terbang.
4. Keluarga di Jakarta
Indian Express menulis, setelah bergabung dengan Lion Air, Suneja kini tinggal di Jakarta bersama istrinya.
Sejumlah kerabat dan keluarga Bhavye Suneja , dilaporkan langsung bertolak dari New Delhi ke Jakarta, usai mendengar tragedi pesawat Lion Air JT 610.
5. Negosiasi dengan Maskapai India
Menurut artikel di Times of India, Bhavye Suneja ternyata pernah menerima tawaran bergabung dengan sebuah maskapai besar asal India.
Maskapai ini berniat meminang Suneja karena pengalamannya mengoperasikan Boeing 737.
Suneja dianggap pilot dengan catatan bagus dan sangat menguasai Boeing 737.
Suneja setuju, tapi ia mengajukan syarat.
"Satu-satunya permintaan Suneja adalah minta ditempatkan di New Delhi, mengingat itu adalah kampung halamannya," kata seorang pria yang menjabat sebagai Vice President di maskapai itu.
"Karena kebanyakan pilot kita juga meminta agar ditempatkan di New Delhi, maka kami tidak bisa langsung memenuhinya,"
"Kami bilang, kamu terbang dulu setahun bersama kita, lalu saya akan menempatkanmu di New Delhi," ujar pejabat yang tak disebut namanya oleh Times of India ini.
Ia mengaku, deal dengan Suneja sudah dibuat pada Juli 2018.