Seorang Pria Mengaku Dianiaya dan Dipermalukan Sekuriti Transjakarta

Penulis: Gerald Leonardo Agustino
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Faisal (kiri) didampingi kuasa hukumnya di Portable Kitchen Kelapa Gading Jakarta Utara, Jumat (16/11/2018).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, KELAPA GADING - Seorang pria bernama Faisal (38) mengaku menjadi korban penganiayaan enam sekuriti Transjakarta pada Kamis (8/11/2018) lalu.

Faisal, yang merupakan seorang sekuriti hotel di bilangan Jakarta Selatan, mengaku dianiaya ketika sedang dalam perjalanan pulang menuju ke rumahnya di bilangan Cilincing, Jakarta Utara.

Dirinya mengaku dianiaya dua sekuriti wanita dan empat sekuriti pria Transjakarta setelah dituduh telah mencopet dompet penumpang Transjakarta.

Faisal mengatakan kejadian bermula ketika Faisal menaiki Transjakarta dari halte busway Halimun menuju BPKB Pemuda, di mana perjalanan tersebut singgah di halte Utan Kayu.

Sesampainya di halte Utan Kayu, Faisal yang duduk di bangku penumpang Transjakarta terbangun dari tidurnya.

Saat itu, Faisal melihat sebuah dompet berada di lantai bus dan mengambilnya untuk mengembalikannya kepada pemilik dompet yang duduk di sebelahnya.

Penumpang lain yang melihat hal itu lalu meneriaki Faisal bahwa dirinya adalah copet.

Padahal, Faisal mengaku bahwa pada saat itu pemilik dompet sudah menerima dan mengaku bahwa dompetnya hanya jatuh saja.

"Jadi saat saya di dalam mobil itu kan saya sempat tertidur, saat saya bangun saya melihat dompet. Nah kebetulan dompet di bawah kaki penumpang berdekatan dengan kaki saya. Pada saat saya mau ambil, mungkin punya penumpang sebelah, saya niat baik ingin mengembalikan tapi ada seseorang penumpang melihat dikira saya copet, saya bilang saya sekuriti, saya bukan copet, saya baru pulang dinas saya bilang, ini seragam saya," kata Faisal di Portable Kitchen, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (16/11/2018).

Faisal mengaku dirinya sempat tidak diperbolehkan turun lalu dirinya dibawa ke Terminal Pulogadung.

"Setelah sampai di Pulogadung ternyata saya tidak diproses, melainkan yang ada massa di situ (bilang) 'copet ya? copet ya? Bakar aja'. Akhirnya sama sekuriti saya dibawa ke Harmoni naik Transjakarta lagi," beber Faisal.

Kuasa hukum Faisal, M. Al Marsyahdan mengatakan setelah sampai di Halte Busway Harmoni, Faisal malah dianiaya.

Faisal digiring ke dalam pos sekuriti Transjakarta di Halte Busway Harmoni. Dirinya dikeroyok enam orang sekuriti dan dipermalukan.

"Di Harmoni, Faisal dikurung dimasukkin ke dalam ruangan sekuriti. Di ruangan itu pada pukul 12.00 WIB, dia dikelilingi oleh enam orang sekuriti. Di mana sekuriti itu ada empat laki dan dua perempuan. Setelah dia disuruh di situ, saudara Faisal dipakaikan gantungan di badannya dengan tulisan 'saya copet'. Dia disuruh buka baju dan celananya dia hanya tinggal pakai celana pendek aja. Kemudian setelah dimasukkin kembali ke halte tersebut dipukul pakai sepatu, rotan bahan karet. Dia cedera sampe memar bengkak. Belakang badannya memar," beber Marsyahdan sesuai pengakuan Faisal.

Marsyahdan mengatakan Faisal berada di dalam pos sekuriti sampai pukul 21.00 WIB. Tak hanya dianiaya, Faisal juga mengaku disuruh menandatangani surat pernyataan bahwa dirinya mencopet, meski dirinya bersikeras tak mengakui tuduhan tersebut.

"Setelah dipukul, jam 9 malam dikeluarin. Sebelumnya suruh mengakui. Dia dihajar sampe memar disuruh buat surat pernyataan bahwa dia melakukan pencopetan tersebut. Disuruh buat surat pernyataan ditandatangani dilepaskan seperti itu aja. Harusnya hal seperti ini tidak bisa main hakim sendiri. Secara gambaran umumnya mungkin seperti itu," kata Marsyahdan.

Sejak Dikelola Korban, Bisnis Toko Sanjaya Maju Pesat Hingga Omsetnya Miliaran

Cucu Wiranto Meninggal, Ini 5 Hal Berbahaya Bagi Balita yang Kerap Dianggap Sepele

Faisal pun mengalami luka memar cukup parah di bagian punggungnya.

Akhirnya, pada 9 November 2018 Faisal melaporkan kasus itu ke Polres Metro Jakarta Pusat. Hingga kini TribunJakarta.com masih berupaya mengonfirmasi ke pihak kepolisian.

Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph mengatakan pihaknya belum menerima laporan terkait insiden tersebut.

"Belum. Saya belum terima laporan. Saya mesti cek dulu ya, karena infonya belum saya dapetin," kata Daud kepada wartawan.

Adapun menurut Daud, apabila ada tindak kriminal di bus Transjakarta, upaya dari sekuriti seharusnya melaporkan ke pihak yang berwajib.

"Oh prosedurnya kalau ada tindakan kriminal apapun, selalu dilaporkan ke pihak berwajib," kata dia.

Berita Terkini