Hambatan Satgas Sudin SDA Jakarta Utara saat Mengeruk Sedimen Lumpur di Saluran Air

Editor: Mohamad Afkar Sarvika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penutup saluran air di Jalan Gaya Motor 1 Sisi Barat, Sunter, Jakarta Utara, yang dibongkar karena menutup rapat saluran air dan menghambat pekerjaan petugas mengeruk sedimen lumpur dibawahnya.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Mengeruk sedimen lumpur di saluran air menjadi kegiatan Satgas Sudin SDA untuk menanggulangi banjir dan genangan air menghadapi musim hujan.

Selain faktor fisik dan cuaca, kondisi lapangan seringkali menghambat aktivitas para petugas untuk melaksanan tugasnya.

Pengawas Lapangan Satgas Sudin SDA Jakarta Utara, Agus Muharam mengatakan, ada beberapa hambatan yang menjadi kendala petugas di lapangan, di antaranya adalah adanya jaringan utilitas, saluran yang tertutup rapat, dan ketinggian jembatan.

"Kalau di lapangan itu kendalanya satu jaringan utilitas, kabel listrik, PDAM, kabel gas segala macamnya, dua saluran air yang tertutup rapat, dan tinggi jembatan dengan saluran,"Ujar Agus pada wartawan TribunJakarta.com, Senin (19/11/2018).

Agus menuturkan untuk penanganan jaringan utilitas pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi terbaik untuk jaringan utilitas tersebut.

Akses Penghubung Stasiun-JPM Tanah Abang Masih Dibahas

Usai Kalahkan Persipura, Bhayangkara FC Fokus Hadapi Persebaya Surabaya

Sementara pengerjaan pengerukan pada bagian jaringan utilitas akan dilewati atau di skip.

Kemudian menurut Agus, kendala kedua perihal saluran yang terturup kerap terjadi di wilayah pertokoan.

"Saluran yang tertutup rapat itu seringkali ada di wilayah pertokoan, kalau memang menghambat terpaksa kita bongkar. Tapi perugas masih bisa ngolong pembongkaran tidak akan kita lakukan," papar Agus.

Sedangkan kendala perihal ketinggian jembatan dan saluran air, Agus mengatakan hal ini kerap terjadi jika si pemilik jembatan hendak menambah ketinggian jembatannya namun tidak melakukannya sesuai prosedur.

"Soal ketinggian jembatan, itu kan pengaruh sama jalur air, seharusnya kalau ingin tambah ketinggian jembatan itu yang sebelumnya dibongkar dulu baru dibuat dari awal lagi, bukan hanya ditimbun dan membuat saluran air terhambat di bawahnya," kata Agus.

Berita Terkini