Tsunami di Banten

Hilang dan Tak Kunjung Ditemukan, Lokasi Keberadaan Istri Ifan Seventeen Dibeberkan Mulan Jameela

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mulan Jameela (tengah) bersama tamu undangan saat menghadiri acara kecantikan di Vinski Tower,Jakarta Selatan, Jumat (9/11/2018).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H

TRIBUNJAKARTA.COM - Istri Ifan Seventeen, Dylan Sahara sempat dikabarkan hilang seusai Tanjung Lesung, Banten dihantam Tsunami, pada Sabtu (22/12/2018).

Ifan Seventeen sempat meminta doa kepada seluruh pengikutnya di Instagram, agar Dylan Sahara cepat ditemukan.

Penelusuran TribunJakarta.com Dylan Sahara rupanya dikabarkan selamat.

Meskipun tak melihat langsung kondisi Dylan Sahara, Ifan Seventeen mengaku sudah mendapati kabar bahwa istrinya itu tengah dirawat di sebuah klinik.

“Alhamdulillah semuanya sehat cuma kabarnya terakhir istriku selamat cuma ada orang yang lihat, minta doanya supaya cepat diketemuin,” ucap Ifan Seventeen dikutip dari tayangan langsung TV One, Minggu (23/12/2018).

Namun meski dinyatakan selamat, hingga saat ini pihak manajemen Seventeen, Yulia Dian, masih belum berhasil menemukan istri Ifan Seventeen.

"Belum ketemu. Katanya udah selamat, tapi belum ketemu. Saya juga belum komunikasi. Ini saya lagi coba komunikasi di sana," ungkap Yulia saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Minggu (23/12/2018), dikutip dari Grid.ID.

Hingga saat ini pihak manajemen Seventeen masih terus berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terkait agar mempercepat proses penemuan Dylan Sahara.

Penyanyi Mulan Jameela memberikan angin sejuk atas mesteri keberadaan Dylan Sahara.

Mulan Jameela membocorkan lokasi dan kondisi terkini Dylan Sahara.

Mulan Jameela membagikan tangkapan layar pengakuan seorang netizen yang melihat Dylan Sahara di Instastory, pada Minggu (23/12/2018).

Netizen tersebut mengaku rekannya yang juga korban Tsunami melihat Dylan Sahara berada di SMPN 1 Panimbang dekat klinik Alinda.

Netizen itu mengatakan kondisi Dylan Sahara baik-baik saja.

"Saya dengar info dari temen saya yang juga korban tsunami Pandeglang katanya istrinya Ifan Seventeen ada di SMPN 1 Panimbang deket klinik Alinda. Mereka baik-baik saja Alhamdulilah,"

Mulan Jameela lantas meminta kepada pengikutnya di Instagram untuk menyampaikan pesan tersebut kepada Ifan Seventeen.

"Untuk temen-temen yang berada di dekat Ifan Seventeen bisa coba disampaikan capture dari Arie Untung, semoga Dylan Sahara dalam keadaan sehat walafiat," tulis Mulan Jameela.

Instastory Mulan Jameela (Instagram Mulan Jameela)

Ifan Seventeen Sempat Menyerah

Ifan Seventeen sempat terlempar ke tengah laut saat terjadi tsunami di Banten pada Sabtu (22/12/2018) malam.

Hal itu diungkapkan Ifan Seventeen saat diwawancara melalui sambungan telepon dalam Breaking News Tsunami di Selat Sunda TV One, Minggu (23/12/2018).

"Aku sendiri waktu itu terlempar ke tengah laut, terus memang di sekitar ku memang banyak mayat mungkin ada 20 atau 30an," ujar Ifan Seventeen.

Ifan Seventeen melanjutkan bahwa dirinya terlempar cukup jauh dan membuatnya terapung-apung di laut selama hampir dua jam.

Bahkan, Ifan Seventeen mengaku hampir menyerah saat terapung di tengah laut.

"Jadi saya kelempar cukup jauh, begitu saya nyebrang saya terapung-apung di laut sekitar hampir 2 jam," tuturnya.

"Itu juga udah hampir nyerah, begitu saya sampai di pinggir yang pertama saya cari keluarga dan keluarga Seventeen," tambahnya.

Lebih lanjut Ifan Seventeen mengatakan bahwa, saat kejadian, Seventeen tengah memainkan lagu kedua.

Berdasarkan kesaksiannya, panggung tiba-tiba terbalik tersapu air.

"Itu lagu kedua, kita baru main lagu kedua, memang kita enggak tau apa yang terjadi tiba-tiba panggungnya terbalik, tergulung-gulung, nelen air lumpur banyak, kaki di atas kepala di bawah, besi di mana-mana, kepentok sana-kepentok sini, makanya memang banyak yang patah," jelasnya.

Di sisi lain, Ifan Seventeen juga meneragkan bahwa proses evakuasi korban berlangsung lambat.

Sebab, kata dia, ketika itu kondisi di lokasi kejadian dalam keadaan gelap dan hujan deras.

"Evakuasi berjalan sangat lambat, karena katanya banyak jalan terputus, dan mati lampu gelap dan hujan deras," terangnya.

Kawasan Mutiara Carita Resort yang terdampak paling parah dari gelombang tsunami Selat Sunda di kawasan Carita, Minggu (23/12/2018). (TribunJakarta.com/Ega Alfreda)
61 Warga Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi berhasil selamat dari bencana tsunami yang terjadi di Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam. 

Saat kejadian tsunami, rombongan warga yang tergabung dalam pengurus Partai Golkar tingkat kelurahan itu sedang berlibur di Pantai Anyer, Pandegelang, Banten. 

M. Soleh salah satu pengurus partai yang juga ikut rombongan mengatakan, sebelum kejadian, tidak ada tanda-tanda mencurigakan yang terjadi di Pantai Anyer.

Bahkan saat sore hari, sejumlah rombongan menyempatkan waktu bersantai di pantai sambil berenang. 

"Anak saya sore sempat berenang bareng warga sama turis lain, enggak ada tanda-tanda air pasang atau apa," kata Soleh di Bekasi, Minggu, (23/12/2018).

Hanya saja kata dia, pada malam sebelum peristiwa tsunami, cuaca di kawasan Anyer nampak berawan, bahkan dari kejauhan terlihat erupsi Anak Gunung Krakatau dan kilatan petir. 

"Sempet ngeliat dari Anyer itu gunung Krakatau sudah merah, ada kilat segala macem, cuma kita nggak tahu itu tanda-tanda tsunami atau erupsi karena kita gak pernah ngalamin femomena itu," jelas dia. 

Kejadian kata dia sangat dahsyat, saat gelombang tsunami menerjang ia sempat mendengar gemuruh ombak yang sangat keras sebanyak tiga kali. Tiba-tiba pihak hotel langsung memperingati seluruh pengunjung keluar hotel dan mencari dataran tinggi. 

"Abis suara gemuruh itu kita keluar semua kan, kita rombongan langsung bergegas sambil sama-sama keluar hotel dan berjalan sejauh kurang lebih 2 kilo meter untuk nyari dataran tinggi," jelas dia. 

Ketika berada di dataran yang lebih tinggi, seluruh rombongan dan warga sekitar mengungsi di sebuah musolah hingga pada Minggu siang, 61 orang warga asal Bekasi dipulangkan ke kota asal menggubakan bus.

Mereka tiba di Kota Bekasi sekitar pukul 14.30 WIB, sejumlah warga masih nampak tekejut akibat kejadian tersebut. Mereka juga nampak hsiteris ketika keluar dari bus dan tiba di rumahnya. 

Sementara itu, empat orang anggota rombongan yang berasal dari Kelurahan Pejuang dikabarkan hilang saat tsunami melanda. Mereka hilang lantaran pada malam harinya diketahui tengah memacing di bibir laut. 

Keempat orang yang hilang diantaranya Masnadi, Sulaiman, Soleh dan Nurhasan, mereka dikabarkan hilang hingga kini belum ditemukan. Selain itu, terdapat satu korban luka yakni Nurdin yang ikut memancing bersama empat orang yang hilang itu. 

"Teman kita satu mengalami luka patah tulang, saat ini masih di Rumah Sakit daerah Pandegelang, delapan kelompok kita juga masih standby di sana untuk mencari empat orang rekan kita yang masih hilang," tegas dia.

Tsunami menerjang wilayah Banteng dan lampung pada sabtu (22/12/2018) pukul 21.27 WIB.

BMKG telah memastikan, peristiwa tersebut disebabkan oleh aktivitas vulkanik dari erupsi Anak Gunung Krakatau.

Melalui instagram story akun resmi Instagram @infobmkg kembali menginformasikan pada publik agar tak terjadi salah presepsi.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, melalui akun Twitter, jika jumlah korban terus bertambah.

Hingga pukul 13.00 WIB dampak tsunami banten sudah mencapai 168 meninggal dunia, 745 orang luka-luka, 30 orang hilang, 556 rumah rusak dan kerusakan fisik lainnya.

Berita Terkini