Meski Jasa Tukar Uang Tidak Seramai Lebaran, Ito Tetap Kumpulkan Rupiah di Terminal Tanjung Priok

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara. Rabu (26/12/2018).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis 

TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Masa liburan dimanfaatkan segelintir orang untuk berkumpul bersama keluarga di kampung halaman untuk sejenak melepaskan diri dari rutinitas pekerjaan pun juga melepas rindu pada keluarga.

Tentu saya hal tersebut berhimbas pada naiknya lonjakan penumpang di bandara, stasiun dan terminal di berbagai wilayah khususnya Jakarta.

Tak terkecuali Terminal Tanjung Priok yang berada di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Meski berdekatan dengan stasiun dan pelabuhan, Terminal Tanjung Priok tak kalah sibuk dengan terminal besar lainnya.

Setidaknya pemberangkatan ke berbagai daerah di Pulau Jawa tentu ada disitu.

Sebanyak 208 bus AKAP pun sudah disiapkan Terminal Tanjung Priok sebelumnya untuk menghadapi libur akhir tahun saat ini.

Ramainya penumpang yang hilir mudik di terminal tentu saja disambut gembira para pencari rupiah.

Tak hanya bagi para pedagang, berbagai usaha yang ada di sekitar terminal tentunya mendapat banyak keuntungan ketika terminal padat penumpang.

Satu di antaranya penjual jasa penukar uang, Ito (40) yang sekiranya sudah 10 tahun menekuni pofesinya di Terminal Tanjung Priok.

Bukan tidak merayakan Natal, demi mengumpulkan rupiah.

Hanya saja, waktu istirahatnya hanya digunakan beberapa hari saja untuk Natal bersama keluarganya.

"Saya kebetulan ini baru cari uang lagi, kemarin libur 3 hari pas natal, terakhir itu pas lagi ramai terminal tanggal 22," kata Ibu dia orang anak itu pada wartawan TribunJakarta.com, Kamis (27/12/2018).

Meski pendapatannya tidak sebanyak saat lebaran, Ito tetap mencoba menawarkan jasa tukar uang kepada setiap calon penumpang yang hilir mudik di sekitarnya.

"Mas mau tukar uang ngak mas," ujar Ito mencontohkan caranya menawarkan jasanya.

Setidaknya dalam satu hari Ito mampu membawa pulang Rp 100 ribu.

Uang tersebut digunakannya untuk membiayai satu anaknya yang masih bersekolah.

"Anak saya dua, yang satu sudah kerja luar kota, yang satu masih sekolah," kata Ito.

Selama 10 tahun melakoni profesi yang sama Ito sudah sangat akrab dengan lingkungan terminal dan semua yang ada di dalamnya.

Hingga tak sulit jika ingin menukarkan uang pecahan Rp 2 ribu sampai 10 ribu menggunakan jasa Ito.

"Orang-orang disini sih sudah kenal saya semua, jadi kalau ada yang mau tukar uang mereka kasih tau ke saya," kata dia.

Sempat bangkrut saat menjalani bisnis pakaian, dan pernah mencoba menjual lauk, Ito pada akhirnya memilih jasa tukar uang sebagai caranya mengumpulkan rupiah.

"Saya pernah dagang pakaian, bangkrut tuh, terus jualan nasi, lauk gitu di PT, baru pindah kesini jadi jasa tukar uang," cerita Ito.

Tidak hanya Ito, beberapa orang juga nampak berprofesi sepertinya berlalu lalang di Terminal Tanjung Priok.

Mendekati setiap calon penumpang sambil menggendong tas selempang dan membawa setumpukan uang.

Ito sendiri mangkal tak jauh dari pintu masuk Terminal Tanjung Priok.

Ia sudah menyiapkan bangku untuk duduk, menggunakan topi dan kain yang diletakkan sengaja bersama dengan topinya guna menghindari panas kala terik.

Saat ini menurutnya, penumpang lebih tertarik menukarkan uangnya dengan pecahan uang Rp 2 ribu.

"Sekarang sih lebih banyak yang nukar uang dua ribuan ya, yang lain agak kurang," kata Ito.

Dirinya bersyukur, selalu ada saja rezekinya setiap kali berdagang.

"Puji Tuhan, setiap hari ada aja rejekinya, kalau ngak dari penumpang yang dari orang sini saja pada nukar juga," cerita dia.

Ito pun berharap agar teman-teman se-profesi dengannya bisa bersaing secara sehat entah itu sedang ramai maupun sepi.

"Ya kita kan sama-sama cari uang, yang penting ngak macam-macam, bersaing secara sehat saja, saya dimana dia dimana," ucap Ito.

Berita Terkini