Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, TARUMAJAYA - Camat Tarumajaya Sigit Andrian mengatakan, sampah yang menumpuk di Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi merupakan fenomena sampah kiriman.
Menurut sepengetahuannya, Kali Pisang Batu sebelumnya hanya dipenuhi tanaman eceng gondok. Namun setelah beberapa pekan lalu ada pengerukan, sampah mulai muncul dan memenuhi hampir seluruh permukaan kali.
"Setelah saya dpt info dr kepala desa itu smapah de beberpa minggu yang lalu saat hujan besar itu dapat kiriman sampah dari hulu dari kota (Kota Bekasi) karena berbatasan dengan kota dan akhirnya mentok disitu (Kali Pisang Batu) sampahnya," kata Sigit saat dikomfirmasi, Jumat, (4/1/2019).
Pihaknya sejauh ini telah melakukan beberapa upaya seperti misalnya melakukan kegiatan bersih-bersih. Namun melihat jumlah sampah yang memenuhi kali sangat banyak tidak mungkin dilakukan secara manual. Artinya, harus menggunakan alat berat.
"Nah kalau upaya kami di kecamatan dan desa dalam menyikapi sampah-sampah liar itu kami sering koodrinasi dengan DLH (Dinas Lingkungan Hidup) karena kami gak punya armada dan paling hanya sebatas bersama pemerintah desa melakukan gerakan bersih-bersih ala kadarnya," jelas dia.
Dia membantah jika selama ini pihaknya melakukan pembiaran, adapun selanjutnya Kecamatan Tarumajaya segera melakukan kordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk menyikapi permasalahan banjir sampah kiriman yang menenuhi Kali Pisang Batu.
"Tidak dibiarkan terhadap sampah tersebut walaupun ini trmasuk fenomena kiriman sampah dan kirimban banjir sampah. Mungkin nanti tetep koordinasi dengan lurah dan DLH, biar nanti sama-sama sedikit demi sedikit kita bersihkan namun, ya saya sampaikan ke warga agar bersabar," jelas dia.
Sebelumnya, Sekretaris Desa Pahlawan Setia Muhammad Yusuf mengatakan, wilayahnya adalah wilayah yang paling terdampak sampah kiriman di Kali Pisang Batu.
Kendala utama kata dia, sampah tersebut merupakan sampah kiriman yang terbawa arus dari hulu kali yang membentang dari Kelurahan Pejuangan di Kota Bekasi, melintas di wilayah Desa Setia Asih Tarumajaya.
"Sampah itu sampah kiriman, bukan berasal dari daerah kita, kemarin sempet dibersihkan eceng gondok, sama sampahnya, tapi gak lama ada lagi karena kebawa arus dari hulu," ungkapnya Yusuf, Jumat, (4/1/2019).
Warga Desa Pahlawan Setia sejatinya sudah bosan menghadapi sampah yang kerap menumpuk di Kali Tarumajaya, Kampung Pisang Batu tersebut. Selama ini kata dia, pihaknya bersama warga membersihkan kali secara manual.
Pembersihan secara manual itu biasanya dilakukan ketikan aliran air kali sedang meningkat. Warga secara gotong royong mendorong sampah serta eceng gondok agar ikut terbawa arus kali hingga ke hilir.
Adapun Kali Pisang Batu memiliki aliran hilir hingga ke Kali Banjir Kanal Timur (BKT) untuk kemudian menuju aliran muara di Laut Marunda, Jakarta Utara.
"Didorong aja udah dialirin sampai ke laut. jadi ga bisa diambil. kalau mau diambil kan butuh alat berat, sekrang ini sampah menumpuk karena ada bendungan di daerah persawahan buat pengairan, ditambah sama aliran air belum banyak jadi sampah kesangkut gak ngalir," ungkap Yusuf.
• Selongsong dan Proyektil Tak Ditemukan, Bripka Matheos BKO Densus Dipastikan Bunuh Diri karena Ini
Kabid Kebersihan pada Dinas LH Kabupaten Bekasi Dodi Agus Suprianto mejelaskan, keberadaan sampah di Kali Pisang Batu sudah menjadi masalah klasik yang sulit ditangani. Sebab, perkara sampah menurut dia harus melibatkan masyarakat secara keseluruhan.
Untuk mengangkut sampah di kali tersebut bukan perkara yang sulit, Dinas LH bisa saja menerjunkan personil kebersihan dan truk pengangkut sampah atau bahkan alat berat untuk melakukan pembersihan.
Namun cara itu tidak akan berjalan baik jika tidak didukung prilaku masyarakat sekitar yang masih membuang sampah sembarangan.
"Logikanya kan kalau petugas saya yang angkut sampah itu saya yakin masalah sampah di situ enggak akan selesai, masyarakat milikirnya buang sampah di kali nanti juga ada petugas yang bersihin, sampah makin banyak, ada lagi ada lagi," ungkap Dodi.
Permasalahan sampah harus ada peran serta masyarakat, caranya aparatur pemerimtah mulai dari Desa, Camat, Pol PP, bahkan Kepolisian dan TNI juga bisa dilibatkan.
"Kalau untuk angkut (sampah) itu mah gampang, saya turunin mobil juga bisa, tapi kalo gak ada aksi dari masyarakat susah. Jadi dikordinasikan dulu antara aparat terkait biar ikut tanggung jawab dulu terhadap wilayahnya, setelah itu baru sama-sama dengan masyarakat angkut sampah yang ada di kali," jelas dia.