Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, THAMRIN - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah berkampanye dengan mengacungkan jempol dan telunjuk di acara konferensi nasional Partai Gerindra yang digelar di Sentul, Jawa Barat pada beberapa waktu lalu.
Menurut Anies, setiap orang berhak memiliki interpretasi tersendiri atas simbol-simbol yang ada di masyarakat.
"Setiap orang bisa memiliki interpretasi atas simbol, dan normalnya kalau orang mengatakan dua jari, ya pakai jari telunjuk dan jari tengah," kata Anies Baswedan di kantor Bawaslu RI, Jalan M.H Thamrin Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).
Dalam video yang viral sebelumnya, terlihat bahwa Gubernur DKI Jakarta ini mengacungkan dua jarinya yakni telunjuk dan jempol di akhir pidatonya dalam acara yang digelar oleh Partai Gerindra itu.
Dalam hal ini, Anies tak membenarkan bahwa dirinya telah melakukan kampanye.
• Anies Sebut Pemanggilan Klarifikasi Soal Dua Jari oleh Bawaslu Kabupaten Bogor Sempat Diundur
Menurut Anies, selama ini apabila masyarakat ini berkampanye dengan menunjukan nomor dua, maka masyarakat akan menggunakan kebiasaan yang normal yakni jari telunjuk dan jari tengah. Bukan jari telunjuk dan jempol.
"Itulah normalnya orang, dan selama ini juga pasangan selalu menggunakan dua itu (telunjuk-jari tengah)," kata Anies.
Anies telah memenuhi panggilan Bawaslu siang ini. Ia mengaku menerima 27 pertanyaan terkait dengan klarifikasi dirinya soal dua jari itu.
Menurut Anies, pertanyaan-pertanyaan yang berikan oleh Bawaslu itu, hanyalah sekitar kehadirannya dalam acara tersebut hingga menunjukan video pidatonya saat itu.
"Mereka menyampaikan videonya lalu bertanya seputar itu dan saya jelaskan seperti apa yang ada di video itu, saya sampaikan bahwa tidak lebih dan tidak kurang sehingga tidak perlu saya menambahkan. Karena apa yang terucap di situ jelas kalimatnya bisa di-review dan Bawaslu bisa menilainya. itu aja sih," tuturnya.