Pilpres 2019

Nilai Prabowo dan Jokowi Santai di Debat Perdana, Iwan Fals Justru Soroti Sikap Ira Koesno: Galak Ya

Penulis: Rr Dewi Kartika H
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Iwan Fals

Laporan Waratawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H

TRIBUNJAKARTA.COM - Musikus Iwan Fals menilai Jokowi dan Prabowo Subianto bersikap santai di Debat Perdana Pilpres 2019, pada Kamis (17/1/2019) malam.

Iwan Fals justru menyoroti sikap moderator debat tersebut, Ira Koesno.

Ya, debat perdana Pilpres 2019 disiarkan langsung dibeberapa stasiun televisi swasta

Dalam debat Pilpres 2019, ada empat tema yang diangkap dalam Debat Pilpres 2019 putaran pertama.

Keempat tema tersebut yakni seputar hukum, HAM, terorisme dan korupsi.

Tema untuk debat tersebut dibagi menjadi lima kelompok.

Selain itu, akan ada lima kali debat resmi sebelum hari pencoblosan, yakni tanggal 17 April 2019.

Debat Pilpres 2019 tadi malam ternyata berlangsung cukup seru dan menarik.

Kembali Buat Polling Pilpres 2019 usai Debat Perdana, Iwan Fals Terkejut Lihat Responnya: Buset!

Sandiaga Uno Kampanye di 1.000 Titik Selama 4 Bulan, Iwan Fals: Kuat Ya, Luar Biasa

TONTON JUGA

Salah satunya, ketika Ira Koesno memperingati Jokowi melebihi waktu yang diberikan saat menyampaikan visi misi.

"Waktunya habis pak, (masih melanjutkan pemaparan visi) waktunya habis Pak Jokowi," kata Ira Koesno.

Jokowi tak memberhentikan meski telah ditegur sekali.

Ira Koesno kemudian kembali memberikan peringatan kedua.

"Pak Jokowi, Pak Jokowi waktunya sudah habis. Terima kasih," kata Ira Koesno.

Pembawa acara Ira Koesno menjadi moderator debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1/2017). (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

Terkuak Iwan Fals Jadi Pengamen Saat SMP di Kota Bandung, Teman Klaim Tak Kenal Saat Dihampiri

Sarankan Reuni 212 Diadakan 3-4 Kali dalam Setahun, Iwan Fals Singgung Soal Latihan Ibadah Haji

Tindakan tegas Ira Koesno tersebut, rupanya ditanggapi lain oleh Iwan Fals.

Iwan Fals menganggap Ira Koesno terlalu bersikap galak saat menjadi moderator kala itu.

"01 & 02 nya santai, tapi kok mbak Iranya galak banget ya...," tulis Iwan Fals dikutip TribunJakarta.com dari Twitter, pada Jumat (18/1/2019).

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, menyampaikan visi misi di debat pertama Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Debat tersebut mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme. (Kompas.com/Garry Lotulung)

Tanggapi Netralitas Pemuda Muhammadiyah, Iwan Fals Bongkar Sikap Politiknya Sejak Era Soeharto

02 Unggul Jauh dari 01 di Oktober, Iwan Fals Kembali Adakan Poling Pilpres 2019, Intip Hasilnya!

Pernyataan Iwan Fals itu sontak dikomentari oleh ratusan followernya.

@piyu_piyu: "Mbk ira sdh galak dr sono nya bang..."

@DeniSetiswan: "bkan galak pak v tegas mnurut syah"

@cazenk_areif: "Mbak Ira awet muda ya bang"

@baret_putih: "Kok fokusnya ke mbak ira bang...? Hayoo... Jadi lagu gak nech"

@iratri2004: "iya bener mukanya jutek abis... ga selow"

Perjalanan Karier Ira Koesno: Sempat Dapat Sanksi

Sosok Ira Koesno menjadi perhatian publik dalam debat pertama Pilpres 2019.

 Secara khusus di luar penampilan capres-cawapres, sorotan tertuju kepadanya sebagai moderator. 

Kamis (17/1/2019) malam ini, Komisi Pemilihan Umum memang menggelar debat pertama Pilpres 2019.

Dua pasangan calon, yaitu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, berupaya memikat calon pemilih dengan visi, misi, serta program yang ditawarkan.

Tema debat pertama Pilpres 2019 ini adalah pemberantasan korupsi, penegakan hak asasi manusia, dan pemberantasan terorisme.

Dalam debat pertama ini, kehadiran enam panelis dan dua moderator juga dinantikan agar debat berjalan seru.

Ini bukan kali pertama bagi Ira Koesno menjadi pengantar acara debat.

Dia tampil memukau dalam debat Pilkada DKI Jakarta 2017.

Kehadirannya dianggap dapat menyegarkan suasana dan mendinginkan suasana pilkada yang saat itu memanas.

Namun, banyak juga yang belum tahu bahwa Ira Koesno juga menjadi moderator dalam debat pertama pilpres sepanjang sejarah Indonesia.

Peristiwa ini terjadi pada 2004 silam.

Mengawali karier sebagai akuntan, Ira Koesno beralih profesi menjadi jurnalis pada salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia.

Ira sempat memicu kontroversi saat menjadi penyiar di stasiun televisi itu.

Ini terjadi pada 17 Mei 1998 beberapa hari sebelum kejatuhan Presiden Soeharto.

Saat itu Ira Koesno mewawancarai Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja.

Dalam wawancara itu, muncul istilah "cabut gigi" yang merujuk permintaan terhadap turunnya Soeharto saat Orde Baru di pengujung kuasa.

Sarwono ketika itu menanggapi kondisi pemerintahan menghadapi gelombang demonstrasi mahasiswa.

Untuk mengobati pemerintahan yang "sakit gigi", menurut Sarwono, maka perlu dicabut giginya yang sakit, yang merujuk pada Presiden Soeharto.

Akibat tayangan ini, Ira Koesno mendapat sanksi.

Meski begitu, kariernya sebagai pembawa acara tetap berlanjut.

Pada 2004, Ira Koesno mendapatkan mandat dari KPU untuk menjadi moderator pada sesi debat perdana Pilpres 2004.

Tahun itu merupakan sejarah karena untuk kali pertama Indonesia menggelar pemilihan presiden secara langsung.

Dilansir dari harian Kompas edisi 1 Juli 2004, dalam acara debat 1 jam 30 menit tersebut, yang tampil sebagai panelis adalah peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti, dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Harkristuti Harkrisnowo, Dekan Fakultas Ekonomi UI Aditiawan Chandra, dan Rektor Universitas Diponegoro Eko Budihardjo.

Pertanyaan muncul dari berbagai panelis ke calon kandidat, tapi kebanyakan dari mereka hanya sepakat dan menambahkan pernyataan salah satu kubu.

Bahkan, Ira Koesno sempat menekankan respons atas jawaban calon lain harus disertai alasan setuju atau tidak setuju.

Dalam menjawab penyampaian paparan program dan juga jawaban atas pertanyaan panelis kerap kali batas waktu yang disediakan terlewati.

Ira Koesno berkali-kali menegur kandidat karena melebihi waktu yang ditentukan.

Setelah saat itu, namanya seketika tak tersentuh media.

Ternyata dia membuat jasa konsultan.

Dilansir Harian Kompas yang terbit pada 30 April 2008, tak kembali ke layar kaca, Ira sibuk dengan usaha jasa konsultan media dan kehumasan bernama Irakoesno Communications.

Memasuki era kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017, namanya muncul lagi.

Ini disebabkan Ira Koesno dipilih sebagai mediator debat Pilkada DKI Jakarta 2017.

KPU DKI Jakarta memilih Ira karena memiliki pengalaman menjadi moderator dalam debat.

Apalagi, dirinya jurnalis senior dan juga pernah jadi moderator debat perdana pilpres.

Ketika itu, debat dibagi dalam tiga bagian, yakni pertanyaan dari tim panelis, pertanyaan dari masyarakat, dan debat terbuka kedua pasangan calon.

Debat terbuka itu kemudian dibagi menjadi dua, yakni debat antar-calon wakil gubernur dan debat antar-calon gubernur.

Ketika itu, dia menjadi moderator dua putaran pada pilkaga DKI 2017.

Ketika memasuki kontestasi Pilpres 2019, namanya juga mendapatkan mandat dari KPU untuk menjadi moderator debat perdana dalam Pilpres 2019.

Ditemani Imam Priyono, Ira akan menjadi debat di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (10/1/2019).

KPU menunjuk Ira Koesno dan Imam Priyono karena dua kubu pasangan calon merasa cocok.

Pertanyaan debat sifatnya hanya pemantik.

Meskipun pertanyaan telah diberikan ke paslon sebelum debat diselenggarakan, tetapi itu tak akan mengurangi keseruan dalam berdebat.

Karena setelah pertanyaan dilontarkan, paslon harus memberikan penjelasan atas jawabannya.

Selanjutnya, moderator akan memberi pertanyaan untuk menggali jawaban tersebut.

Ada dua segmen debat dengan pertanyaan yang sudah lebih dulu diberikan ke paslon.

Dua segmen lainnya, paslon diperbolehkan bertanya satu sama lain.

Dalam debat, juga akan diterapkan dua metode lontaran pertanyaan.

Dua model itu, adalah model pertanyaan terbuka dan tertutup.

Model terbuka artinya, kisi-kisi pertanyaan sudah lebih dulu diserahkan ke peserta sebelum penyelenggaraan debat.

Model ini memberi kesempatan bagi peserta debat untuk mendalami pertanyaan dan menyiapkan jawaban. Selain model terbuka, ada juga pola pertanyaan tertutup.

Pada model ini, masing-masing pasangan calon mengajukan pertanyaan ke paslon lainnya.

Tema debat pertama adalah hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.

Pesertanya adalah pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Debat pertama disiarkan oleh empat lembaga penyiaran, yaitu TVRI, RRI, KOMPAS TV, dan RTV.

Setelah debat pertama, debat kedua rencananya akan diselenggarakan pada 17 Februari 2019, debat ketiga 17 Maret 2019, dan keempat pada 30 Maret 2019.

Sementara, debat terakhir belum ditentukan tanggalnya karena KPU dan tim kampanye masih akan mengecek jadwal masing-masing pasangan calon. (*)

Berita Terkini