Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM - Cinta akan sebuah profesi kotor-kotoran terkadang bagi sebagian orang pilihan, tapi tidak bagi yang lain.
Menjadi anggota PPSU atau petugas UPK Badan Air, misalnya. Profesi ini menuntut orang siap bersentuhan dengan sampah kering, basah dan got.
Ada yang karena sudah mentok sulitnya mencari pekerjaan, tapi ada juga yang terdorong karena tergerak ingin mengubah lingkungan menjadi lebih baik.
Berangkat dari Nurani
Monica Silalahi masuk kategori kedua. Ia memilih menjadi anggota Petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, karena hati nuraninya.
"Dari akhir tahun 2017 akhir aku gabung UPK, ngelamarnya itu bulan November aku ingat," kata Monica membuka obrolan saat ditemui bertugas di Jalan Kahfi II, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019).
Ia memutuskan bergabung dengan UPK Badan Air adalah karena miris melihat masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya.
Ditambah, tak sedikit kawasan di Jakarta banjir apabila hujan deras, dipicu drainasenya tersendat oleh sampah.
Pekerjaan yang ia tekuni sekarang pun berkaitan dengan latar belakang dulu sewaktu kuliah dulu bersinggungan dengan lingkungan.
"Aku lulusan hukum dan diajari hukum lingkungan. Kalau peraturan buang sampah itu kita punya Perda Nomor 3 Tahun 2013 tentang pengelolaan sampah," jelas Monica.
Sempat orangtuanya mempertanyakan pilihan Monica menjadi petugas UPK. Tapi, tekad Monica yang bulat membuat orangtua akhirnya turut memberikan dukungan.
"Semua kembali lagi ke aku. Toh yang aku kerjain ini demi lingkungan, halal, dan tidak merugikan orang lain," ujar Monica.
Monica sempat syok awal terjun membersihkan sampah di aliran kali. Berlalunya waktu, kini ia terbiasa dengan dunia UPK Badan Air yang bagi sebagian orang bukan sebagai pilihan kerja.
Kisah Selha Purba
Selha Purba (21) satu di antara anggota PPSU di Kelurahan Kelapa Gading Timur Jakarta Utara. Ia viral sejak postingan foto-fotonya di media sosial menuai banyak komentar.
Berawal dari sulit mendapat pekerjaan, Selha ditawari tetangganya bekerja sebagai anggota PPSU.
Karena sudah merasa lelah belum juga mendapapatkan pekerjaan, Selha akhirnya mencoba saran dari tetangganya.
Pada 2016 silam Selha lulus SMA, sehabis itu banyak melamar pekerjaan tapi nasib baik belum berpihak padanya sampai 2017.
Belakangan tetangganya menawari Selha untuk melamar sebagai anggota PPSU. Lalu ia melamar berhubung sudah lelah ke sana sini mencari pekerjaan tapi tak kunjung dapat
"Ya sudah saya coba daftar di sini dan masuk," cerita Selha ditemui di Kantor Lurah Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, Selasa (22/1/2019).
Melamar menjadi pasukan oranye, Selha menjalani serangkain tes. Dari, menceburkan diri ke got, menjalani tes fisik, lari, menebang, memanjat pohon hingga memotong rumput.
Meski menjalani serangkaian tes untuk laki-laki, Selha mencoba tes tersebut sebisanya.
"Ya sempet si (ragu) , tapi kan yaa sebisanya saya lakuin, tapi akhirnya saya lolos," kata dia.
Selha menjalani kontrak selama setahun mendi pasukan oranye. Saat masa kontraknya habis, ia akan melamar kembali mendapat kontrak selanjutnya.
"Kontrak setahun sekali, jadi kalau udah abis Desember, daftar lagi di awal tahun. Jadi, saya tiap awal tahun daftar lagi dari awal, dan Puji Tuhan akhirnya keterima sampai tahun ketiga ini," papar Selha.
Selha bekerja dengan demgan menggunakan dua shift, tiap memulai pekerjaannya ia diwajibkan untuk absen terlebih dahulu di kantor Kelurahan Kelapa Gading Timur.
"Saya ada dua shift, pertama dari jam 03.00-08.00, kedua jam 13.00-16.00. Setiap mau masuk kerja saya ke sini dulu (kantor kelurahan), buat absen," kata dia.
Bertempat tinggal di wilayah Koja, Jakarta Utara, Selha memanfaatkan tumpangan untuk bekerja setiap hari menuju Kelapa Gading.
Kini ia ditugaskan di depan Mal Kelapa Gading dan bertugas membersihkan area jalan dan tali air dari sampah.
Anggota PPSU Punya Ribuan Follower
Bila publik figur memiliki followers atau pengikut dengan jumlah banyak di akun media sosialnya mungkin itu adalah hal biasa. Tapi yang satu ini adalah anggota PPSU.
Dialah Rachmat (34), petugas PPSU dari Kelurahan Keagungan, Tamansari, Jakarta Barat. Ribuan orang memfollow akun instagramnya di @rachmat_keagungan.
Hal itu lantaran Rachmat selalu menginformasikan setiap peristiwa yang terjadi melalui akun media sosialnya.
Adapun nama Keagungan yang digunakan di setiap akun media sosialnya lantaran ia berasal dari Kelurahan Keagungan.
"Enggak cuma instagram saja, tapi di Facebook dan tTwitter saya juga selalu menginformasikan setiap kejadian yang saya dapat," kata Rachmat saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Jumat (18/1/2019).
Rachmat mulai aktif membagikan informasi di akun media sosialnya sejak 2016 silam. Tak hanya kegiatannya sebagai PPSU, tapi juga informasi dari luar wilayah Keagungan.
Beberapa informasi besar, seperti kasus tsunami Palu dan Banten juga ia posting di akun media sosialnya.
Ia mengatakan, informasi tersebut didapatnya dari berbagai grup whatsapp yang ada di ponselnya.
"Kami kan ada grup whatsapp, darisana saya saring dulu kalau memang informasi itu benar dan tidak hoaks, baru saya posting di sosmed saya," kata Rachmat.
Semakin banyak pengikut di akun media sosialnya, kini pun sudah banyak dari pengikutnya itu yang turut memberitahukan informasi kepadanya.
Mereka meminta bantuan Rachmat untuk menginformasikan kejadian yang dilihatnya agar menjadi viral.
"Sekarang sudah banyak yang DM saya. Lapor ke saya 'bang ada kejadian nih disini, begini kronologinya'. Akhirnya saya posting ke instagram saya," kata Rachmat.
Rachmat mensyukuri meski dirinya banyak memposting kegiatan di akun media sosialnya, namun, ia tidak pernah mendapat cibiran netizen.
"Alhamdulilah, enggak pernah dicibirin netizen. Yang ada malah dapat apresiasi karena kasih informasi ke mereka," kata Rachmat.