Andi Arief Terjerat Narkoba

Andi Arief Tertangkap Narkoba: Dijenguk Sang Kakak Hingga AHY Ingat Keberanian Bersuara Lantang

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Andi Arief.

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief tertangkap polisi di kamar Hotel Peninsula, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019).

Setelah dilakukan pemeriksaan tes urine, Andi Arief dinyatakan positif mengandung metaphetamine atau narkoba jenis sabu.

Andi Arief masih menjalani asesmen oleh BNN.

Hari ini, Wasekjen DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik menjenguk sejawatnya, Andi Arief, yang masih menjalani pemeriksaan intensif di Dittipid Narkoba Bareskrim Polri setelah tersangkut kasus dugaan penyalahgunaan narkoba.

Kabar tersebut diungkapkan oleh anggota kuasa hukum keluarga Andi Arief, Haida Quartina, kepada wartawan.

Dirinya menyebut Rachland masih melakukan pertemuan dengan Andi Arief di Gedung Dittipid Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).

Berdasarkan informasi yang diterima Tribunnews.com, Rachland tiba sekira pukul 14.00 WIB. Hingga pukul 14.45 WIB, dirinya masih berada di dalam Gedung Dittipid Narkoba Bareskrim Polri.

"Ada (pengurus Partai Demokrat). Pak Rachland Nasidik datang," ujar Haida kepada wartawan di depan Gedung Dittipid Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).

Haida enggan untuk mengungkapkan tujuan dan isi pertemuan Rachland dengan Andi Arief. Dirinya menyebut ada kemungkinan Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, bakal menemui Andi Arief.

"Ada (kemungkinan) tapi nanti saya belum tahu pak Rachland masih di dalam," tutur Haida.

Dijenguk Sang Kakak

Kakak Andi Arief, Nelly (Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

Kakak Andi Arief, Nelly, menyambangi adiknya yang ditahan di kantor Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).

Saat ini Andi Arief masih menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri usai kedapatan memakai narkoba jenis sabu di Hotel Peninsula, Jakarta Barat, pada Minggu lalu.

Nelly tiba sekira pukul 11.00 WIB. Dirinya menunggu di mobil Vellfire dengan plat B 999 NAS bersama tim pengacara Andi Arief. Nelly tampak mengenakan jilbab cokelat dan baju batik.

Nelly mengaku ingin memastikan keberadaan adiknya yang saat ini sedang menjalani asesmen di kantor BNN yang berada tepat di samping kantor Dittipid Narkoba Bareskrim Polri.

"Saya datang cuma mau memastikan Andi ada gak di BNN. Kita cuma tahu dari media jadi kita gak tahu apa-apa. Sudah begitu aja," ujar Nelly kepada wartawan di kantor Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).

Meski ingin memastikan, Nelly mengaku belum bisa bertemu dengan Andi Arief. Dirinya enggan untuk mengungkapkan langkah hukum selanjutnya yang ditempuh untuk Andi Arief.

"Saya belum tahu juga, dia disini apa gak. Karena belum ketemu, bagaimana mau buat harapannya," tutur Nelly.

Bakal Didampingi 2 Pengacara

Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, bakal mendapatkan pendampingan dari dua tim pengacara setelah terjerat kasus dugaan penyalahgunaan narkoba.

Pendampingan tersebut diberikan oleh tim kuasa hukum keluarga serta dari Partai Demokrat.

"Dua dari partai ada dan dari keluarga ada," ujar kuasa hukum Andi Arief, Haida Quartina, kepada wartawan depan Gedung Dittipid Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (5/3/2019).

Meski begitu, Haida enggan mengungkapkan pernyataan mengenai langkah hukum yang bakal diambil oleh Andi Arief.

"Saya belum bisa kasi statemen apapun mengenai kasus ini. Nanti kita tunggu kabar dari dalam," tegas Haida.

7 Poin Sikap AHY

Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (TribunJakarta.com/Novian Ardiansyah)

Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief tertangkap polisi karena kasus narkoba.

Merespons hal tersebut, Komandan Kogasma PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberi sikapnya.

"Saat menerima berita ini, saya berada dalam perjalanan dari Jakarta menuju Aceh, untuk bertemu dengan masyarakat Kawasan Aceh Barat dan Selatan atau Barsela. Tadi pagi, saya juga baru menjelaskan tentang 14 Prioritas Partai Demokrat untuk Rakyat, kepada ribuan masyarakat dari 8 (Delapan) Kabupaten di Barsela," katanya.

Berikut 7 poin sikap AHY terkait kasus narkoba yang menjerat Andi Arief.

1. Kejadian yang menimpa Bung Andi Arief bisa terjadi kepada siapa saja, apapun alasan dan jalan ceritanya.

2. Bung Andi Arief, selaku politisi, adalah kawan setia dalam perjuangan. Sosoknya berani, sekaligus kontroversial. Ia berani bersuara lantang dan tidak takut dengan siapapun. Ia berdiri di atas akal sehat dan kebenaran.

3. Apa yang menimpa Bung Andi Arief, merupakan sisi pribadi kehidupan yang bersangkutan. Kita doakan semoga Bung Andi Arief kuat menjalani ini semua, begitupun dengan keluarganya.

4. Merujuk keterangan kepolisian, Bung Andi Arief adalah korban. Polisi tidak menemukan barang bukti dan tidak benar ada kehadiran perempuan. Semua yang diedarkan di medsos berasal dari sumber yang tidak diketahui. Polisi sudah memutuskan tidak ada tindakan pro-justitia, dan Bung Andi Arief akan menjalani rehabilitasi.

5. Tadi malam saya sudah berkomunikasi dengan Sekjen PD karena sejak 1 Maret, tugas harian PD dilakukan oleh Sekjen. Kebijakan dan tindakan Partai lebih lanjut berkaitan dengan masalah Bung Andi Arief sepenuhnya menjadi kewenangan dari Dewan Pimpinan Pusat.

6. Kami akan selalu mendukung negara dalam berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba, untuk generasi dan masa depan Indonesia yang lebih baik.

7. Kepada seluruh kader Partai Demokrat, saya menyerukan untuk tetap semangat dan meneruskan perjuangan kita. Semoga ujian demi ujian yang sedang Partai Demokrat hadapi, bisa kita lalui dengan baik dan membuat kita lebih tangguh. Dan semoga kita bisa petik segala hikmah dan pelajaran berharga hari ini, untuk kesuksesan kita ke depan.

Respon Fahri Hamzah

Fahri Hamzah saat mengunjungi tenda korban gempa di Lombok Utara, Rabu (8/8/2018). (Twitter/@kawanFH)

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menanggapi kasus narkoba yang menjerat Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief.

Dia menilai, kasus Andi Arief justru bisa menjadi bumerang bagi pemerintah atau petahana.

Hal itu karena Fahri berpandangan Andi Arief adalah kritikus pemerintah.

Andi Arief Dicokok, Mahfud MD Bongkar Alasannya Dulu Ogah Debat dengan AA, Melawan Akal Sehat

UPDATE Kasus Andi Arief: AHY Menyesal, Reaksi Fahri Hamzah hingga Kesaksian Kawan Soal Sosoknya

Andi Arief Terpapar Narkoba, Dahnil Anzar Bicara Empati: Harus Dibantu Bukan Dimusuhi

Andi Arief Ditangkap, Fahri Hamzah Sindir Partai Sebelah Jadi Bandar, Fadli Zon Beri Reaksi Ini

Oleh sebab itu, menurut Fahri, apa yang dilakukan terhadap Andi Arief saat ini merugikan petahana (Jokowi-Ma'ruf).

"Suka atau tidak ya pemerintah rusak namanya gara-gara kasus Andi Arief ini, suka atau tidak," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2019).

"Sebab apapun Andi Arief adalah kritikus pemerintah itu yang saya bilang ya apa yang dilakukan ini merugikan incumbent loh, bisa kalah incumbent gara-gara ini karena itu dilihatnya begitu sama orang," imbuhnya.

Selain itu, Fahri mengaku khawatir dengan apa yang pernah disebut oleh Prabowo, jangan sampai ada operasi intelijen untuk menegakkan hukum.

"Nanti malah kacau ini. Sayang nanti jadinya. Karena itu menciptakan kerugian kepada pemerintah, pemerintah rugi loh," tandasnya.

Seperti diketahui, Andi Arief ditangkap pada Minggu (3/3/2019) di kamar Hotel Peninsula, Jakarta Barat.

Setelah dilakukan pemeriksaan tes urine, Andi Arief dinyatakan positif mengandung metaphetamine atau narkoba jenis sabu.

Penetapan status Andi Arief baru akan ditentukan terhitung 3x24 jam sejak dirinya ditangkap.

"Kita kan ada mekanisme ada lex spesialis, 3 x 24 jam untuk menentukan statusnya," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019). (Tribunnews.com)

Berita Terkini