Detik-detik Satu Pembunuh Guru Honorer Ditangkap di Tol Jakarta, Pelaku Lain Tukang Nasi Goreng

Penulis: Y Gustaman
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi menemukan potongan kepala Budi Hartanto (28), guru honorer Kediri korban mutilasi di Sungai Kras Kabupaten Kediri (kanan).

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Setelah sembilan hari mayat Budi Hartanto ditemukan tanpa kepala di dalam koper, polisi menangkap dua terduga pembunuh dan pemutilasinya.

Koper berisi tubuh guru honorer itu ditemukan sejumlah orang di bawah jembatan Karanggondang, Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu (3/4/2019).

Satu pelaku berinisial AJ diringkus oleh kepolisian di Kediri, sementara AP ditangkap di dalam Tol Dalam Kota Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Penangkapan AP terungkap berdasar keterangan yang dikeluarkan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf pada Jumat (12/4/2019).

Menurut laporan tersebut, pelaku yang ditangkap lahir di Kediri, 22 Februari 1985, berkelamin pria, pekerjaan swasta, warga Dusun Mangunan, RT 02/001, Udanawu, Kabupaten Blitar.

Unggah Foto Turun ke Sawah, Gadis Cantik Asal Bojonegoro Viral Tapi Dianggap Pencitraan

Fakta Pelaku Mutilasi Guru Honorer dalam Koper Ditangkap: Melambai, Ungkap Lokasi Potongan Kepala

Mulanya, Direskrimum Polda Jatim Kombes Puguh menelepon Kasat Lantas Polres Metro Bekasi Kota AKBP Ojo Ruslani lalu meneruskan ke Satuan Patroli Jalan Raya Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.

Anggota PJR Ditlantas Polda Metro Jaya pada Jumat pukul 07.45 WIB seperti biasa menggelar operasi lalu lintas di Gerbang Tol Tebet 1.

"Meroleh informasi melalui HT operator Jaya 00 bahwa disinyalir ada pelaku mutilasi di Jawa Timur melintas ke tol dalam kota, dan di saat yang bersamaan kendaraan yang diinformasikan tersebut terlihat melintas di samping anggota (Kijang 913), kemudian anggota langsung melakukan penyetopan," ujar Kombes Yusuf.

Setelah menemukan ciri-ciri mobil polisi memeriksa penumpang di dalam kabin dan mendapatkan pelaku sebagaimana yang diinformasikan.

Selanjutnya polisi membawa pelaku ke SPKT Polda Metro Jaya dan meneruskannya ke jajaran Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera menuturkan AP merupakan pelaku pertama yang ditangkap.

Dari keterangan AP, berselang hitungan jam polisi menangkap AJ di Kediri.

"Si AP ungkap persembunyian si AJ lalu kami tangkap sore harinya di Kediri," lanjutnya.

Barung menerangkan, proses penyelidikan terhadap kedua pelaku akan diupayakan di Polda Jatim.

Saat ini, lanjutnya, pihaknya sedang memastikan pelimpahan tersangka.

Petugas tim gabungan Inafis Polda Jawa Timur dan Polres Kediri menemukan potongan kepala guru honorer Budi Hartanto di Sungai Kras, Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019). (Istimewa/Surya)

"Kami akan bawa 2 pelaku ke Polda Jatim untuk kami selidiki lebih lanjut. Jumat (12/2/2019)sore ini pelaku mungkin sudah tiba di sini," beber dia.

Potongan kepala korban ditemukan

Setelah kedua pelaku pembunuhan ditangkap, polisi mendatangi lokasi kepala korban Budi Hartanto dibuang.

Potongan kepala warga Kediri itu ditemukan tim petugas gabungan Inafis Polda Jatim dan Polres Kediri di Sungai Kras, Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019).

Polisi tak langsung menemukan tapi lebih dulu menyusuri tepian.

Saat ditemukan potongan kepala korban terbungkus plastik serta karung dan kondisinya sudah rusak.

Setelah diidentifikasi, potongan kepala korban dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diautopsi.

Ratusan warga di lokasi penasaran dan berbondong-bondong melihat polisi yang bertugas mencari potongan kepala.

Salah satu pelaku pembunuhan berinisial AJ berprofesi sebagai pedagang nasi goreng.

Ia membuka warung di Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.

Petugas tim gabungan Inafis Polda Jawa Timur dan Polres Kediri menemukan potongan kepala guru honorer Budi Hartanto di Sungai Kras, Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019). (Istimewa/Surya)

Pelaku diamankan polisi di warungnya.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, pelaku AJ belum lama membuka usaha nasi goreng.

Warga sekitar pun belum mengenalnya seacara akrab.

"Sejak datang orangnya berjualan nasi goreng. Dia tinggal sendirian," ungkap Sujirah, warga yang rumahnya bersebelahan dengan warungnya.

Tidak banyak diketahui, namun pelaku merupakan warga asli Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

"Baru sekitar 10 hari buka nasi goreng di desa kami," imbuh Sujirah.

Pantauan SURYA.co.id, Jumat (12/4/2019), kondisi warung acak-acakan.

Pelaku AJ berJualan nasi goreng hanya malam.

Warga menyebutkan penjual nasi goreng ini orangnya seperti kebanci-bancian dan melambai.

Petugas tim gabungan Inafis Polda Jawa Timur dan Polres Kediri menemukan potongan kepala guru honorer Budi Hartanto di Sungai Kras, Dusun Plosokerep, Desa Bleber, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019). (Istimewa/Surya)

Pelaku teman dekat 

Tepat pukul 04.00 WIB, ponsel Budi Hartanto berhenti aktif, empat jam kemudian tubuhnya ditemukan di dalam koper tanpa kepala.

Saksi mata menemukan koper pukul 08.00 WIB, Rabu (3/4/2019), di pinggir sungai di bawah jembatan Karanggondang, Undanawu, Blitar.

Dua hari setelah kematiannya, penyidik Polda Jawa Timur menyempitkan kasus pembunuhan warga Kota Kediri ini pada motif asmara.

"Kami hilangkan motif perampokan atau ekonomi, kami masuk pada motif asmara," ujar Kabid Humas Polda Katim Kombes Frans Barung Mangera, Jumat (5/4/2019).

Setelah penyidik mendapatkan keterangan saksi bahwa korban memeliki kecenderungan seksual berbeda, yaitu penyuka sesama jenis.

"Nah inilah yang akan tim penyidik dalami berkaitan dengan orientasi seksual yang berbeda," sambung mantan Kabid Humas Polda Sulsel itu.

Pelaku bukan orang jauh dan kuat dugaan adalah orang yang sangat mengenal korban, satu komunitas sosial.

Selama proses penyidikan berlansung, polisi sudah memeriksa 14 orang saksi dengan rincian tiga saksi dari Blitar dan 11 lainnya teman dekat korban.

"Tiga saksi dari Blitar itu yang menemukan jasad korban di lokasi," umbar Barung.

Kebanyakan teman-teman korban yang dimintai keterangan sebagai saksi adalah pria gemulai, sama seperti Budi Hartanto.

Sementara dua orang di luar 14 saksi diduga kuat pelakunya.

Hipotesa polisi pelaku paling tidak ada dua orang karena tidak mungkin pelaku membunuh sekaligus membuang mayat ke pinggir kali seorang diri.

"Jadi bukan pelaku tunggal, artinya pembunuhan itu ada yang membantu atau memperlancar," sambung dia.

Sebagai guru honorer, Budi Hartanto yang tinggal di Jalan Taman Melati, Tamansari, Kediri, ini mengajar kesenian dan tari.

Sekalipun dikenal pendiam, ia dicintai murid-murid dan rekan-rekan guru dan sosok yang dapat mencairkan suasana.

Sebelum tubuh Budi Hartanto dibuang di Blitar, ponsel korban yang dikuasai pelaku masih terdeteksi di Kediri.

"Ponsel korban menyala terakhir di suatu tempat di pukul 04.00 dini hari di wilayah Kediri. HP-nya (korban) masih dikuasai oleh seseorang," beber dia. (TribunJakarta.com/Surya)

Berita Terkini