Peran Anies dan Ahok Tangani Banjir Jakarta, Syarif Inginkan Pertemuan Keduanya untuk Diskusi

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, kondisi banjir di Bidaracina, Jakarta Timur, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Anies Baswedan dan Mantan Gubernur DKI Jakarra Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok nampak memiliki cara berbeda dalam menangani banjir.

Diwartakan sebelumnya cara Ahok dan Anies Baswedan sedikit diulas oleh Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Pabtas Nainggolan.

Pantas Nainggolan membandingkan cara Ahok dan Anies Baswesdan menangani banjir Jakarta.

Menurut Pantas, Ahok menangani banjir secara signifikan. Ia tak menampik banjir merupakan masalah laten yang dihadapi DKI Jakarta.

Untuk itu, kata dia, Gubernur Anies seharusnya melakukan upaya-upaya yang berkesinambungan.

Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam program acara Kompas Petang.

"Pada gubernur sebelumnya (Ahok) sudah melakukan upaya yang signifikan terhadap pengelolaan," ucap Pantas Nainggolan seperti dikutip TribunJakarta dari tayangan YouTube Kompas TV.

"Siapa pun pemimpinnya, karya-karya kepemimpinan harus berkesinambungan, mana yang kurang baik diperbaiki, yang kurang sempurna disempurnakan," tambahnya.

Pantas Nainggolan pun mengkritik penanganan banjir Jakarta yang dilakukan Anies Baswedan.

• Wanita yang Bunuh Diri di Mal Emporium Pluit Sempat Makan Bareng Keluarga dan Izin ke Toilet

• Seorang Penjahit Pinggir Jalan di Kemayoran Ini Punya Mimpi Menyekolahkan Anak Sampai Kuliah

Dijelaskannya bahwa penanganan banjir saat ini cenderung berjalan di tempat.

"Dibanding dengan gubernur sebelumnya berjalan di tempat," ucapnya.

Ia berharap Gubernur Anies Baswedan dapat melanjutkan apa yang sudah dimulai sebelumnya.

"Harapan saya Gubernur Anies melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh kepemimpinan sebelumnya," terangnya.

"Misal gubernur baru katakanlah mempergunakan terminologi yang tak bisa diterjemahkan oleh SKPD. Katakanlah naturalisasi, yang selama ini kita tak mengenal naturalisasi, yang kita kenal adalah revitalisasi, normalisasai sebagai upaya untuk mengembalikan fungsi sungai sebagaimana awalnya," tambahnya.

Banjir yang merendam permukiman warga RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Rabu (1/5/2019).  (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Sementara itu Wakil Ketua DPD Gerindra Jakarta, Sulhi, mengatakan Gubernur Anies Baswedan layak untuk diberikan apresiasi.

Pasalnya, kata dia, Anies Baswedan telah menurunkan jumlah titik bajir di DKI Jakarta.

"Kita harus apresiasi apa yang telah dilakukakan Anies," ucapnya.

"Pertama dari 54 titik banjir di 2017 sekarang sudah menurun cukup jauh tinggal 40 titik," sambungnya.

Menurutnya, dalam penanganan banjir Jakarta bukan soal meneruskan atau tidak apa yang telah dilakukan pada kepemimpinan sebelumnya.

"Tapi apa yang diprogramkan harus langsung dilakukan aksinya oleh SKPD yang bersangkutan," tuturnya.

• Seorang Penjahit Pinggir Jalan di Kemayoran Ini Punya Mimpi Menyekolahkan Anak Sampai Kuliah

• 161 Tempat Hiburan di Jakarta Barat Wajib Tutup Selama Bulan Ramadan

Di sisi lain, Penanganan banjir Jakarta era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipuji Gubernur Anies Baswedan.

Anies Baswedan tak menampik bahwa penanganan banjir di era Ahok lebih sulit dibandingkan dengan saat ini.

Pasalnya, lanjut Anies Baswedan, jumlah titik banjir di era Ahok jauh lebih banyak.

Untuk itu, Anies Baswedan pun berterimakasih kepada Ahok yang sebelumnya telah berupaya secara maksimal dalam menangani banjir Jakarta.

"Saya terima kasih semua orang yang pernah bertugas di Jakarta, termasuk Pak Basuki, pasti berpengalaman terkait dengan banjir. Karena banjir yang kemarin itu, bukan apa-apanya jika dibanding banjir yang pernah dialami Pak Basuki," kata Anies Baswedan di Monas, Kamis (2/5/2019).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Stasiun MRT Dukuh Atas, Selasa (30/4/2019). (TribunJakarta.com/Pebby Ade Liana)

Anies Baswedan pun sedikit menjelaskan mengenai dampak dari banjir Jakarta.

Orang nomor satu di DKI Jakarta itu menyebut bahwa jumlah pengungsi akibat banjir Jakarta hanya sebagian kecil saja bila dibandingkan dengan era Ahok.

Anies Baswedan membeberkan bahwa ada sekira 1.600 warga yang mengungsi akibat banjir Jakarta baru-baru ini.

"Kalu dulu bisa sampe 200 ribu (pengungsi). Jadi beliau memang pernah mengalami situasi yang sangat sulit dibandingkan dengan apa yang saya alami kemarin," tutur Anies Baswedan.

Ahok sendiri enggan berkomentar banyak terkait penanganan banjir saat ini.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun tak mau berkomentar lebih dalam soal rencana Anies Baswedan melakukan naturalisasi sebagai solusi banjir Jakarta.

• Nekat Loncat dari Gedung Mal Cirebon Karena Lamaran Ditolak Pacar, Pria Ini Malah Dimarahi Wanita

• Satlantas Polres Jakarta Timur Siap Kawal Sahur on The Road

Ahok mengaku kurang paham soal konsep naturalisasi Anies Baswedan.

"Aduh, soal kata-kata begitu Pak Gubernur sekarang lebih pintar dari saya," terang Ahok, Selasa (30/4/2019) seperti dilansir TribunJakarta dari Kompas.com.

Ahok pun menceritakan pengalamannya saat menangani banjir Jakarta saat masih menjabat sebagai Gubernur.

Menut Ahok, Jakarta sebetulnya siap menghadapi hujan deras.

"Enggak tahu ya, kalau pengalaman saya pasti sebenarnya Jakarta itu pompanya sudah cukup oke, tanggul juga sudah oke, jadi perhatikan saja biasa kalau hujan sama kemarau," ucap Ahok.

Dikatakan Ahok bahwa saat hujan biasanya air terhambat masuk saluran karena ada sampah kayu dan ranting.

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat berada di kediaman Prasetyo Edi Marsudi, Selasa (30/4/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/PEBBY ADE LIANA)

Hanya saja, kata Ahok, hal itu dapat diantispasi dengan pengerukan menggunakan alat berat maupun menyiagakan pasukan orange.

"Kalau saringan ketutup, volume air, kan, enggak bisa turun cepat dan tentu pasukan oranye (petugas penanganan prasarana dan sarana umum) mesti keliling, pasukan biru (petugas Dinas Sumber Daya Air) mesti keliling," kata Ahok.

Yang paling penting, lanjut Ahok, adalah mengoperasikan pompa.

Pasalnya, jika terlambat maka genangan akan sulit surut.

"Saya orang tambang, (kalau) teori tambang, ngidupin pompanya telat, sudah terlalu tinggi bisa enggak keburu. Saya kira mungkin tergenang itu karena ada pompa yang telat. Saya enggak tahu," tutur Ahok.

Disarankan diskusi

Baru-baru ini Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif menyampaikan pendapatnya terkait banjir Jakarta.

Dikutip dari Kompas.com, Ia menyarankan agar Gubernur Anies Baswedan bertemu dengan Ahok untuk mendiskusikan persoalan Ibu Kota, termasuk soal banjir Jakarta.

• Bangkitkan Semangat Tim, Ivan Kolev Berikan Instruksi Khusus Kepada Semua Pemain di Lapangan

• Ratusan Petugas KPPS Pemilu 2019 Meninggal, PKS Instruksikan Kader Kibarkan Bendera Setengah Tiang

"Saran saya bertemu supaya bisa diskusi," ujar Syarif ketika dihubungi wartawan, Jumat (3/5/2019).

Menurutnya, langkah Anies Baswedan menangani banjir lebih bijak dari Ahok.

Di sisi lain, Anies Baswedan juga dinilai harus meneruskan kinerja Ahok yang sudah baik.

Kendati demikian, Syarif menyarankan agar keduanya bertemu mencari solusi masalah banjir Jakarta.

"Keduanya berjasa terhadap DKI. Keduanya punya tantangan sendiri dan cara yang berbeda sesuai masanya. Yang perlu dilanjutkan ya dilanjutkan, yang perlu dikoreksi ya dikoreksi agar Jakarta lebih baik," kata dia.

(TribunJakarta.com/Kompas.com)

Berita Terkini