Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Sejumlah kloter haji Indonesia dari berbagai wilayah di Indonesia sudah mulai berangkat ke Mekah untuk menunaikan rukun Islam kelima.
Iklim yang berbeda dan cuaca yang panas biasa menjadi tantangan tersendiri bagi jemaah haji asal Indonesia.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie, memiliki tips tersendiri agar tidak kepanasan di Mekah.
Benyamin menceritakan pengalaman dirinya saat berangkat haji tahun 1991, cuaca sedang terik. Terlebih pondokan tempat dirinya menginap jauh dari Masjidil Haram.
Ben, sapaan akrabnya, mengaku menyiasati cuaca yang panas dengan membasahkan sorbannya dan dikerudungkan ke kepala.
Hal itu agar saat berjalan dari pondokan sampai masjid Ben tetap merasa sejuk.
"Kalau menyiasati panas, kerudung peras air, kalau begitu mau ke masjid ya. Jam 9 jam 10, kerudungin saja, sorban tuh," ujar Ben aaat ditemui di selasar kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Tangsel, Jumat (19/7/2019).
• Ditolaknya Gugatan Diduga Jadi Pemicu Pengacara Tomy Winata untuk Menyerang Hakim PN Jakarta Pusat
• Merespon Viralnya Pemalakan, Tim Pemburu Preman Patroli di Kawasan Kalideres
Ia mengatakan, sorban basah yang dikerudungkan itu akan kering sendiri saat sampai masjid, ibadah tetap nyaman dan tidak kepanasan saat di jalan.
"Sampai masjid tuh kering, adem gitu. Kalau dekat dengan masjid sih enggak usah," ujarnya.
Selain itu, Ben juga menyarankan agar setiap jemaah haji sering minum saat cuaca panas demi menghindari dehidrasi.
"Jangan kurang minum, umpamanya lagi panas gitu, kan di masjid banyak tuh di pinggir-pinggirnya," sarannya.
Sedangkan untuk kesehatan, jemaah haji diminta selalu memeriksakan diri ke dokter jika mulai mengalami gejala sakit seperti pusing dan mual.
Selain menjaga kondisi tubuh, Ben juga mengingatkan agar para jemaah bisa memaksimalkan beribadah dengan tubuh yang prima.
"Kalau sedikit puyeng ya ke dokter," jelasnya.