TRIBUNJAKARTA.COM, SUMATERA - Sudah dilarang istri unjuk ilmu kebal saat main kuda lumping, seorang pria terluka ngakunya kena begal.
Teguh Widodo coba menutupi aksinya dengan membuat berita bohong, bahwa luka di lengannya karena korban kejahatan.
Warga salah satu desa di Kabupaten Bener Meriah ini mengaku dibegal orang saat melintas di Jalan KKA.
Nyatanya, luka di tubuhnya dialami Teguh lantaran ilmu kebalnya tak manjur saat menjadi pemain kuda lumping di perayaan 17 Agustusan.
Polisi sampai turun tangan, menelusuri benar tidaknya ada korban begal di Jalan KKA yang terlanjur meresahkan warga sekitar.
"Kita ingin meluruskan informasi, bahwa yang disampaikannya itu merupakan berita bohong," kata Kasat Reskrim Polres Bener Meriah, Iptu Rifki Muslim, Jumat (23/8/2019).
Cerita bohong dibuat Teguh Widodo untuk meyakinkan sang istri di rumah, bahwa lengannya terluka karena begal.
Jauh sebelumnya, sang istri sudah meminta Teguh tak lagi main kuda lumping apalagi sampai mempertontonkan ilmu kebalnya.
Belakangan saat unjuk kebolehan Teguh gagal mempertontonkan ilmu kebalnya di depan khalayak.
Otomatis lengannya terdapat luka gores seperti bekas senjata tajam.
Bolehlah sang istri yakin akan cerita bohong Teguh, tapi dampaknya warga sekitar meyakini Jalan KKA rawan begal.
Padahal selama ini Jalan KKA aman dari kejahatan jalanan.
Polisi pun menyelidki informasi yang beredar dari mulut ke mulut sampai viral di media sosial.
Teguh si empunya cerita bohong ketahuan belangnya oleh polisi. Ia lakukan itu agar tak dimarahi istri.
Menurut Iptu Riski, luka di tangan kiri Teguh adalah bekas cambukan saat ia bermain atraksi kuda lumping.
Atraksi kuda lumping digelar saat karnaval pawai HUT Ke-74 RI yang diselenggarakan di Bener Meriah, Kamis (15/8/2019).
Iptu Riski menyimpulkan cerita Jalan KKA rawan begal hanya rekaan Teguh, setelah penyelidikan di lapangan.
Teguh mengakui ia telah berbohong soal begal itu.
"Berita yang telah viral di masyarakat Bener Meriah, bahwa dia menjadi korban pembegalan merupakan rekayasa semata."
"Ini untuk mengelabui istrinya yang melarang dia bermain kuda lumping lagi," sambung Iptu Riski.
Iptu Riski membenarkan Teguh bermain kuda lumping untuk mengetes dirinya masih kebal atau tidak.
Teguh berbohong karena ia sudah diperingatkan oleh istrinya agar tidak bermain kuda lumping lagi.
Sang istri pernah mengancam akan mengusir Teguh balik ke kampungnya di Sumatera Utara, jika masih main kuda lumping.
Iptu Riski mengimbau masyarakat tak menyebarkan berita bohong, kerena menimbulkan keresahan masyarakat.
Tewas di Kamar Ganti
Teguh masih untung hanya lengan yang luka, tapi Eko kehilangan nyawa setelah kepalanya diketik genting dan besi.
Puluhan tahun Eko menjadi pemain kuda lumping. Atraksinya unjuk kekebalan paling ditunggu penonton.
Ia tinggal nama setelah tampil di Talang Jawa, Baturaja Barat, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, Minggu (18/8/2019).
Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB, Eko bersama 2 orang pawang kuda lumping memulai pertunjukan.
Atraksi pertama Eko memecahkan genting seketika darah segar mengucur dari kepalanya.
Bisik-bisik penonton, sudah sering Eko melakukan itu di setiap pertunjukan tapi kali ini apes.
Tak peduli kepalanya bocor, Eko melanjutkan pertunjukan. Ia lari menuju pinggir lapangan, melompati pagar besi pembatas.
Pria 49 tahun yang dalam kondisi kesurupan ini membenturkan kepalanya ke besi. Sekitar 20 meter korban terhuyung lalu ambruk.
Dua teman sesama pemain kuda lumping membawanya ke kamar ganti di sisi panggung.
Tim medis sempat memeriksa kondisi korban tapi Eko tak tertolong dan meninggal di kamar ganti.
Korban sempat diperiksa tim medis untuk memastikan kondisi korban.
Jenazah Eko kemudian dibawa rombongan pemain kuda lumping ke rumah duka di Air Gading, Baturaja Barat.
Kapolsek Baturaja Barat AKP Marwan menjelaskan Eko dan rombongan pemain Eeng Ponorogo dan kuda lumping mentas pada Minggu (18/8/2019) pukul 12.00 WIB.
Rombongan kuda lumping dan Reog Ponorogo itu berjumlah 50 orang, termasuk Eko di dalamnya.