Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesian Port Corporation (IPC) Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa dianggap lalai dalam mengurusi lahan mereka di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, yang kini terdapat permukiman liar Kampung Bengek.
Lahan seluas 24 hektar tersebut belakangan ramai disoroti lantaran 1 hektar di antaranya dipenuhi lautan sampah.
"Mungkin (lalai), saya menganalisa seperti itu," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara, Slamet Riyadi, Rabu (4/9/2019) di lokasi.
Slamet menilai, kawasan yang merupakan aset milik salah satu BUMN ini seharusnya dijaga.
Kawasan ini seharusnya ditutup dari adanya aktivitas yang menimbulkan kekumuhan, misalnya dijadikan tempat pembuangan sampah dan lapak pemulung.
"Jadi ada aktivitas di sini untuk memilah sampah itu sebenarnya itu yang dilakukan oleh warga-warga yang ada di sini. Sehingga sisa-sisa dari pemilahan sampah itu sampahnya dibiarkan saja di lokasi ini hingga banyak," kata Slamet.
• Polisi Sebar Foto Pria Berkaos Merah yang Tewas di Kebon Kosong Cimanggis Depok
• Sebelum Lawan Indonesia, Timnas Malaysia Gelar Acara Pengajian dan Doa Bersama
Bahkan, lanjut Slamet, selama ini pihak Pelindo juga tidak menginformasikan terkait adanya permukiman liar dan tempat pemilhana sampah kepada pihak kelurahan maupun kecamatan.
"Dan selama ini pun dari pihak kecamatan kelurahan tidak diinformasikan kalau memang di lokasi ini ada aktivitas ini," kata Slamet.
"Jadi akhirnya ya kemarin sempat viral lalu kita tindaklanjut karena masalah sampah menjadi tanggung jawab kita semua untuk penanganannya," tutup dia.
General Manager IPC Cabang Pelabuhan Sunda Kelapa, Reini Delfianti tidak bisa memastikan sejak kapan ada permukiman liar dan sampah di lahan ini.
Namun, ia mengaku sudah melakukan pengamanan di lahan tersebut dengan membangun tembok pembatas dan portal.
Adanya permukiman liar yang menimbulkan lautan sampah, diklaim Reini, akibat ulah warga yang sengaja menjebol tembok.
"Belakangan ini memang dari tembok-tembok itu sudah dijebol. Jadi tadi kita juga lihat, kita keliling, dari tim kami juga, ada lubang-lubang yg ada di tembok-tembok ini. Jadi memang secara ilegal mereka masuk lewat situ," kata dia.