TRIBUNJAKARTA.COM, SUMEDANG - Angin yang berhembus di wilayah proyek Tol Cisumdawu di Desa Margaluyu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, turut membawa debu dari tanah kering ke SDN Cijolang, Rabu (11/9/2019) siang.
Para murid SDN Cijolang bermain sambil menutup hidung dan mulut menggunakan tangan-tangan kecil mereka, menghindari debu dan tanah terhirup.
Sesekali terdengar suara kencang dari arah proyek Tol Cisumdawu yang terletak di sekeliling bangunan SDN Cijolang.
Tidak seperti kebanyakan sekolah dasar lainnya, SDN Cijolang tampak dikelilingi pagar seng setinggi sekitar dua meter.
Selepas pagar seng tersebut, kontur tanah langsung turun sekitar tiga meter lebih, di beberapa titik dipasangi papan peringatan rawan longsor.
Dilansir dari TribunJabar, tanah dan bangunan SDN Cijolang nampak menjadi satu-satunya bangunan dan tanah yang masih tinggi di sekeliling wilayah tersebut.
"SDN Cijolang ini sudah dikelilingi proyek Tol Cisumdawu. Kanan, kiri, dan belakang sudah sama proyek Tol Cisumdawu ini," ujar Kepala Sekolah SDN Cijolang, Tina Tresnawati, ketika ditemui di sekolah.
Akibat sangat berdekatan dengan lokasi proyek Tol Cisumdawu, para guru dan murid sekolah ini pun terkena dampaknya selama berkegiatan di SDN Cijolang.
"Ya bising, pas belajar bising, terus debunya, kalau angin, kami terpaksa tutup hidung," ujar Tina Tresnawati.
Yang pasti, kata Tina, murid-murid sudah tak bisa konsentrasi untuk belajar.
Murid dan guru jadi mudah sakit
Tak hanya berjibaku dengan bisingnya suara mesin di sekitar proyek Tol Cisumdawu, para murid dan guru di SDN Cijolang pun harus terpapar debu setiap hari.
Dilansir dari Tribunjabar, bukan debu biasa, namun angin pun seringkali menerbangkan tanah merah kering dari proyek Tol Cisumdawu ke kawasan SDN Cijolang.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Sekolah SDN Cijolang, Tika Tresnawati, ketika ditemui Tribun Jabar di SDN Cijolang, Kamis (12/9/2019).
"Wah banyak sekali debunya. Kalau mau pulang saja, jok motor itu harus dilap dahulu, kalau tidak, nanti kotor ke celana," ujar Tika Tresnawati.
Bahkan, Tika Tresnawati mengatakan, saat masih pengerukan beberapa waktu lalu, jumlah debu jauh lebih banyak.
Lantai pun, lanjutnya, tak pernah bisa bersih. Meski baru saja disapu dan dilap oleh para murid yang piket, lantai tersebut akan kembali kotor akibat debu dan tanah dari lokasi proyek Tol Cisumdawu.
"Bukan cuma itu, kesehatan kami pun kan terganggu. Saya sering sekali sakit tenggorokan, serak, terus anak-anak juga sering sakit mata, sakit pernafasan," ujar Tika Tresnawati.
Tika Tresnawati berharap, SDN Cijolang dapat segera direlokasi dari lokasi saat ini agar para murid dan guru dapat terbebas dari debu dan kebisingan.
Murid sulit konsentrasi
SDN Cijolang yang terletak di Desa Margaluyu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, berada di antara proyek Tol Cisumdawu.
Dilansir dari TribunJabar, pembangunan Tol Cisumdawu yang menggunakan alat-alat berat pun menyebabkan polusi suara yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Sekolah SDN Cijolang, Tika Tresnawati, ketika ditemui Tribun Jabar di SDN Cijolang, Kamis (12/9/2019).
"Pas mau menjelaskan pelajaran, terus ada suara keras 'dengdongdeng', ya gurunya juga jadi diam dahulu, dipaksakan diteruskan juga suaranya kalah," ujar Tina Tresnawati.
Karena penjelasan pelajarannya tersendat-sendat, para murid pun sulit untuk fokus dan menangkap pelajaran.
Hal serupa dikeluhkan oleh para murid. Salah satunya adalah Liska (9). Murid kelas 4 ini mengaku kesal dengan suara bising yang mengganggu.
"Suka kagandengan (ribut), pelajaran terganggu, " ujar Liska.
Liska mengaku kadang tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan gurunya, terutama matematika, karena penjelasan dari sang guru tidak terdengar, tertutup suara mesin.
"Pengennya mah jangan berisik, jangan ribut, biar bisa belajar," ujar Liska.
Orangtua khawatir
Murid dan guru SDN Cijolang yang terletak di Desa Margaluyu, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, setiap hari harus berjibaku dengan bising dan debu.
Dilansir dari TribunJabar, kondisi yang tidak ideal untuk belajar itu membuat para orang tua murid merasa khawatir.
Kekhawatiran tersebut disampaikan oleh Hayati (39), seorang orangtua murid, saat ditemui Tribun Jabar di halaman SDN Cijolang, Jumat (13/9/2019).
"Ya khawatir sekali, saya saja yang hanya antar jemput sudah tidak enak kena debu, apalagi anak saya yang belajar dari pagi sampai siang," ujar Hayati.
Hayati mengatakan, tak hanya itu, putrinya pun yang kini duduk di bangku kelas 2 SDN Cijolang, sering mengalami sakit.
Anaknya, Hayati melanjutkan, sering sakit tenggorokan, selain itu matanya pun sering gatal dan berwarna merah.
Hal serupa dikeluhkan Kepala Sekolah SDN Cijolang, Tina Tresnawati. Tina Tresnawati mengeluhkan muridnya sering mengalami sakit.
"Ya murid juga terganggu, pendengaran, mata, sampai pernafasan sering terganggu, tidak sehat lah," ujar Tina. (TribunJanar/Seli Andina Miranti)