TRIBUNJAKARTA.COM - Peneliti Perhimpunan Pendidikan dan Demokrasi (P2D) Rocky Gerung dianggap kian galak mengkritisi Jokowi.
Anggapan itu disampaikan oleh Politikus Senior Ruhut Sitompul saat hadir di acara Q&A dilansir TribunJakarta.com pada Senin (7/10/2019).
Acara tersebut mengangkat tema 'Dicari Warga Net' dengan menghadirkan Rocky Gerung sebagai narasumbernya.
• Menantu Curhat Sayang Mertua: Dikenal Wanita Tangguh dan Impian Mulianya Tak Kesampaian
• Ditunggu Tak Muncul, Syaiful Kaget Lihat Kondisi Istrinya di Kamar Bareng Mertua
TONTON JUGA:
Berbagai pertanyaan dan tudingan yang diarahkan ke Rocky Gerung pun ditanyakan oleh panelis di acara tersebut.
Satu diantaranya pertanyaan yang dilontarkan Ruhut Sitompul sebagai panelis di acara tersebut.
Ruhut Sitompul mempertanyakan sikap Rocky Gerung yang kini kian keras mengkritisi pemerintahan.
• Diperlakukan Begini oleh Roger Danuarta di Hotel, Cut Meyriska Sewot: Cowok Gak Peka, Aku Capek!
"Rocky ini sahabat saya dari zaman Jepang," tutur Ruhut Sitompul.
"Padahal dia orang Belanda," jawab Rocky Gerung.
"Rocky Gerung ini sok menunjukkan sikap independennya padahal kau tak independen sama sekali. Aku memihak ke salah satu calon, dia juga," aku Ruhut Sitompul.
"Salah?" tanya Rocky Gerung.
• Istri Fadli Zon Jarang Disorot, Katharine Grace Ternyata Punya Jabatan Penting di Dunia Perbankan
"Enggak salah tetapi ketika calon aku yang menang (Red: Jokowi), kau makin galak," beber Ruhut Sitompul.
Sontak pernyataan itu langsung dibalas Rocky Gerung.
Rocky Gerung memberikan balasan yang menyerang sosok Ruhut Sitompul.
INI VIDEONYA:
"Saudara Ruhut Sitompul ini mampu menghidupkan kedunguaan dengan mengumpulkan fakta-fakta yang tak ada hubungannya."
"Saya beroposisi pada Jokowi dan Prabowo oposisi dengan Jokowi. Lalu, Ruhut berkesimpulan saya pro Prabowo. Kenapa enggak sebaliknya Prabowo pro saya?" imbuh Rocky Gerung.
• Aliansi BEM se-Indonesia Tolak Pertemuan dengan Jokowi di Istana, Rocky Gerung Soroti Kecerdikan
Lebih lanjut, menurut Rocky Gerung, Prabowo beroposisi karena ada motif kekuasaan sedangkan dirinya bermotif kedunguan.
"Beda itu motifnya," jawab Rocky Gerung.
"Tetapi kini makin galak mengkritisinya, kenapa?" cecar Andini Effendi selaku host.
"Saya enggak makin galak, hanya kian mentajamkan critism tersebut agar orang bisa lihat sesuatu yang disembunyikan," beber Rocky Gerung.
Rocky Gerung menuturkan, kritiknya itu hanya untuk interupsi agar ada ruang yang menghasilkan argumentasi.
• Puan Maharani Bakal Dilantik Jadi Ketua DPR RI Malam Ini, Segini Kekayaannya & Gaji Anggota Dewan
"Itu menginterupsi kemampanan dan kedunguan jadi harus makin tajam kritikkan itu," aku Rocky Gerung.
Rocky Gerung menambahkan, setiap kali presiden berbicara terdapat ketidakruntunan logika, begitu menteri dan ketua partai juga.
"Saya enggak kritik orangnya tetapi nalarnya," imbuh Rocky Gerung.
Rocky Gerung Tanggapi Demo Mahasiswa
Aktivis Rocky Gerung memberikan tanggapannya terkait aksi demo mahasiswa yang dilakukan di berbagai daerah di Indonesia sejak kemarin.
Mahasiswa dari berbagai daerah berondong-bondong untuk berdemo menyuarakan penolakannya terhadap sejumlah kebijakan pemerintah dan DPR
Mulai dari revisi UU KPK, RKUHP, hingga kebakaran hutan di Riau dan Kalimantan.
Bahkan mereka menegaskan menerima mosi tidak percaya dan menyebut bahwa DPR ini bukanlah Dewan Perwakilan Rakyat tapi Dewan Pengkhianat Rakyat.
Aksi demo mahasiswa ini pun menuai perhatian dari aktivis Rocky Gerung.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari laman Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (24/9/2019), sang aktivis menanggapi bahwa aksi demo mahasiswa ini dipimpin oleh adanya isu.
"Banyak dosen yang kirim gambar ke saya, dan itu memperlihatkan bahwa ada orkestrasi yang dipimpin oleh isu. Selalu gerakan mahasiswa gak ada pemimpin, tapi sekarang dipimpin oleh isu," ujar Rocky Gerung.
Maka dari itu, Rocky Gerung menilai aksi demo mahasiswa ini pun justru akan merepotkan rezim Jokowi.
Pasalnya demo mahasiswa kali ini digerakkan atas kesadaran sehingga tidak akan mudah disogok.
"Dan itu akan merepotkan rezim. Kalau ada pemimpin itu mudah disogok pemimpinnya. Tapi kini mereka mempimpin mereka sendiri berdasarkan isu yang sama, yakni keadilan dan kekuasaan yang obsesif," ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung menyebut demo mahasiswa ini mengejutkan sekaligus menggembirakan, karena akal sehat itu sudah pulih.
"Ini mengejutkan sekaligus menggembirakan. Akhirnya akal sehat itu pulih oleh karena kecelakaan-kecelakaan yang dibuat rezim sendiri, kebijakan yang saling bertentangan soal KUHP dan KPK Itu yang dibaca oleh mahasiswa," tambahnya.
Menurut Rocky Gerung, aksi demo mahasiswa kali ini tidak membawa nama opsisi dan petahana. Justru bersatu dalam isu moral.
"Mahasiswa mengabaikan pertikaian politik antara oposisi dan petahana, mereka bersatu dalam isu moral. Itu yang menjelaskan mengapa gerakan itu akan berlanjut. Karena sesuatu yang digerakkan oleh isu moral itu gak akan mungkin disogok oleh kekuasaan," tegasnya.
Rocky Gerung pun menyinggung soal sejarah yang menyebutkan jika demo mahasiswa dan kampus sudah aktif, maka akan sulit untuk ditundukkan oleh kekuasaan.
"Sekali pikiran kampus itu diaktifkan, maka sulit akan ditundukkan oleh kekuasaan. Karena itu jadi hukum sejarah, Maka dari itu, kita tunggu efeknya terhadap masyarakat sipil secara luas,"
"Karena dulu mahasiswa dianggap diam-diam aja lu, nah sekarang merka kan nuntut. Kita bergerak atas dasar isu keadilan sosial.,
Ide itu akan menyebar sampai ke kelas menengah," paparnya.
Ketika melihat dengan demo mahasiswa tahun 1998 dan demo mahasiswa hari ini, Rocky Gerung memberikan analisis persamaannya.
Menurutnya, ada kesamaan dalam demo mahasiswa tahun 1998 dan demo mahasiswa kali ini, termasuk soal isu moral.
"Sama-sama soal isu moral. Pulih kesadaran kampus bahwa kekuasaan itu memalsukan banyak hal dan kepalsuan itu terintip setelah kekuasaan itu terpilih.
Sebelum kekuasaan itu terpilih, mahasiswa memilih meberikan kesempatan, ternyata dalam 2 bulan ini memburuk. Pulihnya akal sehat disebabkan karena konsistensi dari kekuasaan dalam menjamin janjinya tidak dipenuhi.
"Anatominya, didasarkan pada isu yang sama. Soal UU antikorupsi soal kebersihan demokrasi. Terlihat ada konsistensi ide yang saya lihat dari demo mahasiswa kali ini," tegasnya.
Bahkan, Rocky Gerung blak-blakan sebut bahwa demo mahasiswa kali ini sebagai gol bunuh diri untuk Jokowi.
"Gol bunuh diri buat Jokowi? karena kalau dia mengerti permainan, mestinya dia bertindak sebagai non playing captain, tapi dia berusaha cepat-cepat dapat kemenangan. Karena berupaya membujuk agar legitimasinya naik, tapi kontra produksi dan menyebbakn dia bikin kekonyolan gol bunuh diri," tegasnya.
Jika gerakan demo mahasiswa ini berlanjut hingga 20 Oktober, maka akan terlihat membahayakan.
Krisis legitimasi atau kualitas hukum pun kini sedang berlangsung di istana.
"Kalau fenomena demo mahasiswa ini berlanjut sampai tangap 20 Oktober, pelantikan presiden, kalau dia bertemu dengan masyarakat internasional, kelihatannya masing-masing menteri berusaha tutup mulut karena tidak tidak tahu apa yang dilakukan. Presiden pun kehilangan koordinasi,"
"krisis legitimasi sedang berlangsung justru berada di istana," tambahnya.
Ia pun menyingung pepatah soal bayangan hantu berwujud raja yang lalim sedang menguasai istana, dan pasti akan terjadi seuatu yang buruk di istana tersebut.
"Ada pepatah bilang dari salah satu drama Shakespeare yang judulnya humblet dalam satu episode diterangkan ada paspampres tiba-tiba melihat ada bayangan hantu mirip muka raja yang lalim lewat disitu, terus dia bilang sesuatu akan terjadi di istana.
Kini, menurut Rocky Gerung, semua orang menantikan dan penasraan soal bau busuk apa yang ada daam istana.
ternyata, mahasiswa sudah lebih dulu mencium bau busuk tersebut.
"Orang menunggu sekarang apa yang bau busuk di istana. Dan mahasiswa mencium lebih dul bau busuk itu (di istana)," pungkas Rocky Gerung sambil tertawa.
Pernyataan Rocky Gerung ini pun ditegaskan lagi dlama sebuah postingan di Twitter pribadinya, @rockygerung.
"Akal sehat itu wangi. Kampus itu istana akal sehat.
Rocky Gerung: Masif demo, Mahasiswa Mencium bau busuk Istana !," tulis Rocky Gerung, Selasa (24/9/2019). (*)