TRIBUNJAKARTA.COM- Seorang pemuda bernama Andika mengamuk lantaran lauk pauk yang dihidangkan sang ibunda tidak sesuai seleranya.
Andika membanting perabotan di rumah hingga melakukan kekerasan kepada keponakannya sendiri, bahkan ibunya nyaris ia tikam.
Namun, konflik tersebut justru berakhir sebaliknya, Andika tewas setelah diserang oleh kakaknya sendiri, Redi demi menyelamatkan sang ibu.
Melansir Sripoku (29/10/2019) dalam artikel berjudul 'Adik Sempat Niat Tikam Ibunya Lalu Tewas di Tangan Si Kakak, Balasan Sang Ibu tak Terduga' berikut kronologinya.
Konflik tersebut terjadidi Teluk Gelam, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Berawal dari masalah sepele tak suka dengan lauk yang dihidangkan ibunda, seorang pemuda harus kehilangan nyawa.
Adalah Andika, seorang pemuda yang mengamuk lantaran tak suka dengan lauk yang dihidangkan oleh ibunya tersebut.
Menurut pengakuan ibunya Hilimiah (53), Andika yang sudah diselimuti emosi mendadak menjadi beringas.
Ia membanting sejumlah peralatan yang ada di rumah.
Bahkan keponakannya pun turut menjadi korban amukan Andika.
Andika lantas membawa sebilah pisau dan bersiap menikam ibunya.
Namun, niatnya terlebih dahulu diketahui oleh sang kakak, Redi.
Redi yang melihat ibunya dalam bahaya lantas balik menyerang adiknya.
Menurut Hilmiah, Redi secara refleks menikamkan alat pemanen sawit ke adiknya yang sudah terlihat sangat emosi.
Akibatnya, konflik keluarga tersebut berujung pada tewasnya Andika di tangan kakaknya sendiri.
Kasus ini lantas dilaporkan kepada pihak berwajib.
Pihak kepolisian Polsek Teluk Gelam yang mendapat laporan, langsung menuju lokasi dan melakukan olah TKP.
Redi pun ditangkap tanpa perlawanan beserta barang bukti, yakni alat memanen sawit.
Kapolres OKI AKBP Donni Eka Syaputra melalui Kapolsek Teluk Gelam IPTU Zulkarnain didampingi Paurbinops Bag Ops Polres OKI Iptu Bambang Pancawala, Senin (28/10/2019) mengatakan, pelaku telah diamankan dan saat ini sudah ada di Polres OKI.
Ia pun turut membenarkan jika korban mengamuk lantaran tak suka lauk yang dihidangkan hingga menyerang orang-orang sekelilingnya.
"Motifnya gara-gara tidak ada lauk, korban ngamuk nendang panci nasi dan memukul keponakan korban tapi dilerai ibunya.
Waktu itu korban duduk di teras, pelaku keluar dari kamar langsung mengejar korban hingga terjadi pembunuhan di depan rumah," kata dia.
Meski Redi kini ditangkap pihak berwajib, namun ibunya Hilimiah (53) meminta pihak kepolisian tidak menahan anaknya.
Hal tersebut lantaran aksi Redi menikam adiknya bukanlah peristiwa yang disengaja maupun direncanakan.
Terlebih lagi, Redi merupakan tulang punggung keluarganya saat ini.
"Dia itu tulang punggung keluarga. Kalau dia dipenjara, bagaimana kami hidup," kata Hilimiah (57), ibu Redi.
Sementara itu, tetangga korban terkejut mendengar berita tersebut.
Di mata tetangganya, Andika dikenal sebagai pemuda yang pendiam.
Mereka sangat menyayangkan sifat Andika yang ternyata bersifat tak manusiawi kepada ibunya sendiri.
"Kami sangat terkejut ternyata selama ini perlakuannya terhadap sang ibu sangat tidak manusiawi," jelas Ridwan, salah satu warga setempat.
Hingga kini, kasus inipun masih dalam penyelidikan pihak berwajib.
Sementara itu, peristiwa penikaman juga terjadi di Jember, Jawa Timur.
Kasus penikaman tersebut melibatkan sepasang suami istri hingga berujung korban jiwa, berikut kronologinya.
Suami Tega Tikam Istri yang Tengah Sakit di Jember, Lalu Buat Drama Seolah-Olah Ditinggal Beli Obat
Seorang suami tega menikam, membunuh istrinya sendiri yang tengah sakit di Jember, Minggu (27/10/2019).
Sang suami Rendi Setiawan (28) bahkan sengaja membuat drama agar aksinya menikam istrinya, Fani Amalia Herniati (24) tak diketahui.
Tapi drama yang disusun rapi oleh Rendi akhirnya dibongkar oleh polisi dan ia menjadi tersangka.
Kasus pembunuhan suami tikam istri sendiri di Jember ini semula menjadi misteri ketika korban Fani ditemukan tewas di kamar rumahnya dengan pisau menancap di perut , Minggu (27/10/2019).
Masih ada dua kemungkinan penyebab kematian Fani, bisa karena dibunuh atau karena bunuh diri.
Tapi misteri itu segera terbongkar, Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal menyatakan Fani tewas karena pembunuhan saat rilis di Mapolres Jember, Senin (28/10/2019).
"Setelah kami lakukan pemeriksaan mendalam, menanyai sejumlah saksi. Juga bertanya kepada sang suami. Akhirnya diketahui kalau korban meninggal dunia karena dibunuh," ujar Alfian.
Pembunuhnya adalah sang suami sendiri, Rendi Setiawan (28).
Rendi juga akhirnya mengaku jika dirinya telah menusuk sang istri, Fani Amalia Herniati (24), hingga tewas.
"Kami menemukan sejumlah kejanggalan yang membuat kami curiga. Itulah yang mengarahkan kami kepada tersangka," lanjut Alfian.
Berikut koronologinya menurut penuturan pihak berwajib.
Di tubuh Fani, polisi menemukan pisau tertancap. Pisau itu tertancap di perut kiri korban.
Jajaran Polsek Mumbulsari yang menangani kasus ini saat itu belum bisa menyimpulkan korban adalah kasus pembunuhan atau bunuh diri.
Fani ditemukan meninggal dunia di kamar depan rumahnya dengan pisau menancap di perutnya.
Dari informasi yang dihimpun SURYAMALANG.COM peristiwa itu diketahui pukul 07.45 Wib. Saat itu Fani sedang seorang diri di rumahnya.
Suami Fani, Rendi pergi ke rumah orang tuanya di Dusun Tempuran Desa Kawangrejo pukul 06.00 Wib.
Selain ke rumah orang tuanya, Rendi akan membeli obat untuk istrinya yang sedang sakit.
Saat berada di perjalanan, Rendi mengirim pesan kepada bibinya dan adiknya untuk menengok rumahnya.
Sebab Rendi menelepon istrinya namun tidak diangkat.
"Mau tanya obat apa yang mau dibeli. Akhirnya si suami minta tolong bibi dan adiknya untuk melihat istrinya. Dari situlah, saksi menemukan korban di kamarnya dengan pisau menancap di perut," ujar Kapolsek Mumbulsari, AKP Heri Supadmo kepada SURYAMALANG.COM, Minggu (27/10/2019).
• Persebaya Dikalahkan PSS Sleman 2-3: Bonek Tidak Terima, Rusak Stadion, Pemain Naik Barracuda
• Pagar Rp 80 Juta Roboh, Pemilik Tuntut Ganti Rugi Kontraktor Suku Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Barat
• Luna Maya Blak-blakan Hubungannya dengan Ariel NOAH: Kita Tidak Tahu Masa Depan
Adik Rendi, Renda dan sang bibi, Sri Hartati menemukan Fani tidur.
Mereka mengira Fani tertidur dengan sebuah boneka di atas perutnya.
Namun setelah dibangunkan, dan boneka diambil, barulah keduanya mengetahui jika ada pisau menancap di perut Fani.
Keduanya meminta bantuan. Namun setelah diperiksa, Fani diketahui sudah tewas.
"Saat ditemukan darah masih segar namun banyak teresap di kasur busa. Pisau menancap di perut sisi kiri korban sampai menembus kasur," lanjut Heri.
Pisau itu bukanlah pisau dapur. Polisi, kata Heri, masih mencari tahu pisau itu milik siapa dan apakah memang ada di rumah itu.
"Suami masih syok jadi belum bisa kami mintai keterangannya. Saksi baru dua orang yang kami periksa. Pasutri ini baru menikah sembilan bulan," lanjut Heri saat itu. (Alif Nur Fitri Pratiwi)
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Lauk Tak Sesuai Selera, Andika Banting Perabotan hingga Nyaris Tikam Ibu, Endingnya Tak Terduga