TRIBUNJAKARTA.COM - Putri Hakim PN Medan yang diduga dibunuh, Kenny Akbari menemukan sejumlah kejanggalan atas peristiwa yang menimpa sang ayah.
Kenny Akbari memaparkan beberapa kejanggalan itu saat menjadi narasumber di acara Fakta Tv One dilansir TribunJakarta pada Selasa (10/12/2019).
Sebagaimana diketahui, Hakim Jamaluddin ditemukan tewas di mobil Toyota Land Cruiser berpelat BK 77 HD di areal kebun sawit Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (29/11/2019).
Penyebab tewasnya Hakim PN Medan itu belum bisa dipastikan hingga membuat polisi terus mendalami peristiwa ini.
Adanya peristiwa ini juga membuat Kenny Akbari, putri Hakim PN Medan angkat suara.
Mulanya, Kenny Akbari menyatakan keseharian sang ayah yang biasanya tak pernah keluar rumah di pagi hari buta.
• Asisten Ungkap Gelagat Aneh Hakim PN Medan di Pertemuan Terakhir, Istri Sempat Minta Uang Rp25 Juta
TONTON JUGA:
"Yang biasanya keluar rumah duluan itu aku sekitar pukul 6.00 - 6.30 WIB atau bisa lebih cepat dari itu, ayah aku belakangan biasanya," ucap Kenny Akbari.
Lebih lanjut, Kenny Akbari menjelaskan waktu pulang sang ayah sekitar pukul 22.00 WIB atau bergantung pada selesainya pekerjaan hakim PN Medan itu.
• Bayi 40 Hari Meninggal Tersedak Pisang, Ini Kondisi Adik Kembarnya Menurut Sang Ibu
Kenny Akbari menuturkan, ia pertama kali mendapatkan informasi sang ayah tewas diduga dibunuh ketika kembali ke rumah sekitar pukul 14.00 WIB.
"Rumah saat itu kosong, terus aku ke lantai atas melihat istri Om Pia dan dua adik. Sekitar pukul 18.00 WIB, datang tetangga, polisi dan lurah."
"Aku kebangun dan terkejut karena ramai orang. Polisi mempertanyakan pakaian dan waktu pergi Hakim PN Medan dari rumah. Tetapi saya jawab enggak tau karena baru pulang jam 2 siang," jelas Kenny Akbari.
Kenny Akbari menuturkan, saat itu ia diberitahu bahwa Jamaluddin telah tiada.
"Saat itu aku sendirian enggak ada (red: orang)," ungkap Kenny Akbari.
• Ditemukan Mayat Balita Tanpa Kepala, Keluarga Yakin Itu Bocah yang Hilang 2 Pekan Lalu di PAUD
Lebih lanjut, Kenny Akbari menyoroti pernyataan ibundanya yang menuturkan bahwa ponsel Jamaluddin sempat mati dan tak bisa dihubungi.
Kenny Akbari merasa hal tersebut jarang dilakukan sang ayah.
"Pasti dia jawab walaupun lagi sidang sekalipun dan dia enggak pernah pergi sepagi itu," tegas Kenny Akbari.
Kenny Akbari merasakan ada kejanggalan dari peristiwa yang menimpa sang ayah, Jamaluddin.
"Iya janggal juga sih, selama aku tinggal disini dia enggak pernah pergi sepagi itu. Katanya keluar pukul 5 pagi dan mau jemput kenalan di bandara, itu seperti bukan ayahku sekali," kata Kenny Akbari.
• 6 Fakta Jasad Balita Tanpa Kepala, Yusuf Hilang Lebih 2 Pekan & Pihak Yayasan PAUD Rindu Sosoknya
Kenny Akbari bersikukuh bahwa perginya sang ayah di pagi hari buta itu bukanlah kebiasaan hakim PN Medan sebenarnya.
Tak hanya itu, Kenny Akbari juga bingung dengan pernyataan bahwa adanya teror ke rumahnya seminggu sebelum Jamaluddin ditemukan tewas.
"Aku bingung kapan ditabraknya itu pagar. Katanya pagi ditabraknya mungkin aku enggak ada dirumah. Tetapi seharusnya ada bekas ditabraknya di pagar itu kalau memang benar."
"Pasti aku tahu kok beda ya pagar rumahku, tetapi itu tak ada," beber Kenny Akbari.
Mengenai dugaan istri hakim PN Medan terlibat di kasus ini, Kenny Akbari menegaskan hal itu tak dimungkinkan dilakukan sang ibunda.
"Enggak mungkin. Kalau memang iya, apa motifnya?" tegas Kenny Akbari.
• Bacaan Niat & Doa Salat Dhuha, Keutamaan Dicukupkan Rezekinya, Jangan Sampai Terlewat!
Kenny Akbari menilai, sang ayah selalu memberikan seluruh kebutuhan ibundanya.
"Secara finansial, apa sih yang enggak dikasih ke bunda?" ucap Kenny Akbari.
Sebelumnya diketahui sempat menyeruak kabar bahwa aktor dibalik tewasnya Jamaluddin didalangi oleh orang terdekat.
Hal itu disampaikan oleh Kapolda Sumut seminggu yang lalu saat menghadiri acara jalan santai di Lapangan Merdeka Medan.
"Perkembangan Jamaluddin, kita masih mendalami informasi-informasi dan alibi yang diberikan oleh saksi," kata Kapolda Sumut Agus Andrianto usai menghadiri acara di Mapolrestabes Medan, Senin (9/12/2019).
• Perubahan Drastis Rey Utami di Sidang Perdana Kasus Ikan Asin, Curi Perhatian Pengunjung
Dijelaskan Agus bahwa pihaknya terus mendalami hasil pemeriksaan labfor dan forensik dengan harapan kasus ini bisa segera selesai dan terungkap jelas siapa pelaku dibalik pembunuhan tersebut.
"Sampai saat ini saksi yang diperiksa sudah 25 orang. Anak dan istri dari Jamaluddin juga ikut diperiksa," ungkap Agus.
SIMAK VIDEONYA:
Misteri Kematian Hakim Jamaluddin
Misteri kematian hakim Jamaluddin, hingga kini belum terungkap. Hakim Jamaluddin ditemukan tewas di mobil Toyota Land Cruiser berpelat BK 77 HD di areal kebun sawit Desa Suka Rame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (29/11/2019).
Berdasarkan hasil autopsi, diketahui korban sudah meninggal 20 jam sebelum dilakukan autopsi.
Artinya, hakim Jamaluddin (55) sudah meninggal sekitar pukul 03.00 atau 04.00 pagi.
Namun, istri Jamaluddin yakni Zuraida Hanum (42) menyebutkan bahwa suaminya meninggalkan rumah sekitar pukul 05.00 WIB.
Satpam Perumahan Royal Monaco, Muhyadin juga menyebutkan pada 29 November subuh, ia melihat Zuraida Hanum yang membuka pagar. Saat itu sekitar pukul 05.00 WIB.
"Saya yang jaga malam terakhir itu memang ada lihat bapak itu keluar jam 5 pagi dari rumah.
Tapi tidak tahu bapak itu, bahwasanya sama teman atau sendiri tapi yang buka gerbang rumah itu istrinya," jelasnya, Jumat (6/12/2019).
Kejanggalan lain terkait CCTV di rumah hakim Jamaluddin.
Humas PN Medan, Erintuah Damanik menjelaskan saat kematian Hakim Jamaluddin pada 29 November 2019 lalu, ternyata CCTV di rumahnya dicabut.
"Info dari kepolisian itu menyebutkan kalau CCTV itu tidak dicolokkan, tapi sebenarnya itu berfungsi, jadi disengaja," tuturnya.
Namun, polisi menemukan CCTV di sebelah rumah hakim Jamaluddin.
Dalam rekaman CCTV itu terlihat pukul 04.00 WIB ada mobil Land Crusher Prado yang keluar dari rumah hakim Jamaluddin, namun dengan arah yang berbeda.
"Jadi hal janggal lainnya diambil dari CCTV rumah tetangga, kalau mobil itu keluar biasanya ke kanan.
Tapi kalau hari itu ke kiri, bukan ke arah pengadilan. Dan setelah mobil itu lewat ada sepeda motor yang mengikuti," jelasnya.
Pihak kepolisian menyebutkan bahwa istri Jamaluddin turut diperiksa di Aceh terkait kematian suaminya.
Namun, ia membantah kalau Zuraida Hanum telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. "Gak ada (tersangka)," katanya.
Kendati demikian, Eko tak menampik penyidik kepolisian kini sedang melakukan penyelidikan dan peniyidikan intensif terhadap istri korban, Zuraida Hanum.
Sebelumnya, Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto menyebutkan pelaku pembunuhan diduga orang dekat korban.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium forensik, hakim Jamaluddin tewas antara 12 sampai 20 jam sebelum mayatnya ditemukan pada Jumat (29/11/2019).
"Kita mau menduga orang sebagai pelaku itu kan enggak boleh gegabah. Dalami semuanya alibi, kita periksa semua alat bukti yang ada. Mohon doa restu agar kasus ini segera terungkap," ujar Agus, Rabu (4/12/2019).
Total polisi sudah memeriksa 22 orang saksi terkait kasus tersebut. Polisi saat ini juga tengah mencari bukti penting, yakni handphone milik hakim Jamaluddin.
Pentingnya alat komunikasi itu, untuk menguak siapa sosok yang dihubungi pria 55 tahun itu. Sosok itu pula yang disebut-sebut dijemput Jamaluddin di Bandara Kualanamu Internasional, sebelum ditemukan tak bernyawa di dalam mobilnya.
Kesaksian Zuraida Hanum
Saat heboh kematian hakim Jamaluddin, istri korban sempat memberi keterangan kepada awak media.
Zuraida Hamum menyebut sekitar tiga pekan lalu sebelum hakim Jamaluddin ditemukan meninggal, sempat ada teror di rumahnya dari orang yang tidak dikenal.
Menurut pengakuan Zuraida Hanum, teror itu berupa pagar depan rumahnya sempat ditabrak sebuah mobil orang tidak dikenal.
“Namun penabrak itu tidak diketahui. Dampak pagar rumah ditabrak menjadi rusak dan harus diperbaiki,” kata Zuraida dalam wawancara dengan sejumlah wartawan di kediamannya di rumah duka di Nagan Raya, Aceh, setelah prosesi pemakaman suaminya pada Sabtu (30/11/2019) petang.
Kejadian pagar rumah ditabrak itu terjadi sekira pukul 07.00 WIB. Saat itu suami serta dirinya dan anak-anak masih di rumah karena belum ke tempat kerja dan sekolah.
Bahkan peristiwa itu juga membuat tetangga terkejut karena suara cukup keras terdengar.
“Meski itu tidak ada kaitan dengan peristiwa ini, tapi kami melihat itu tidak wajar,” ujarnya.
Zuraida Hanum tidak menyangka suaminya ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tidak wajar pada Jumat (29/11/2019) lalu.
Menurut Zuraida Hanum, suaminya sempat pamit untuk ke bandara. Saat itu, suaminya berangkat sekira pukul 05.00 WIB subuh.
Semua perlengkapan seperti baju, sepatu dan perlengkapan kantor sudah disiapkannya di dalam mobil.
Ia mengaku sudah menyarankan kepada suami agar didampingi untuk pergi ke bandara. Namun, hakim Jamaluddin tidak mau dengan alasan karena sudah pagi.
Menurut Zuraida Hanum, almarhum juga mengatakan setelah ke bandara akan langsung ke kantor PN Medan. “Siapa yang akan dijumpai saya tidak tahu. Bapak tidak cerita ke saya siapa yang ingin berjumpa,” sebutnya.
Zuraida mengaku tidak menaruh rasa curiga lantaran selama ini suaminya terkadang pulang larut malam, dan pergi ke kantor meski hari masih subuh.
Terkait kematian sang suami, Zuraida Hanum pun meminta kepolisian di Medan dapat mengungkap kasus tersebut dan menangkap pelaku.
Sebab, ia menilai kasus kematian suaminya di dalam mobil adalah kondisi tidak wajar. Apalagi, Zuraida Hanum melihat adanya luka memar di hidung korban.
“Saya lihat kondisi bapak memar di hidung ketika dibawa ke rumah sakit. Harapan saya (kasus) ini segera terungkap,” harap Zuraida Hanum. (*)