Ingin Bisa Melihat Hantu, Sutarji Koleksi Benda yang Tak Lazim: Ada Tali Pocong hingga Keranda

Penulis: Muji Lestari
Editor: Rr Dewi Kartika H
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sutarji (62) menunjukkan koleksi tali pocong, yang disimpannya dalam lemari kaca.

TRIBUNJAKRTA.COM, TULUNGAGUNG - Kakek Sutarji (62) warga Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotangan, Tulungaggung, Jawa Timur memiliki hobi yang unik.

Sutarji gemar mengoleksi benda-benda peninggalan milik orang yang sudah mati.

Banyaknya benda peninggalan orang mati yang ia koleksi, menjadikannya memiliki sebuah 'museum nyeleneh' pribadi di kediamannya.

Setiap benda yang ia dapatkan memiliki cerita tersendiri bagi Sutarji.

Ibu Rumah Tangga di Flores Jadi Korban KDRT, Diduga Diinjak di Bagian Perut hingga Alami Ini

Sejumlah benda-benda yang ia koleksi bisa disebut sebagai benda horor atau mengandung unsur mistis.

Mulai dari tali kafan mayat, helm bekas korban tabrakan, jaket orang yang meninggal kecelakaan lalu lintas, hingga tali yang dipakai gantung diri.

Hobi anehnya itu sudah dilakukan Sutarji sejak ia masih berusia muda.

Upayanya mengoleksi benda milik orang mati rupanya bukan tanpa tujuan.

Dikutip TribunJakarta dari TribunJatim, hal tersebut dilakukan Sutarji demi bisa bertemu dengan hantu.

Koleksi itu bermula dari keinginan Sutarji untuk bertemu hantu atau roh jahat.

Sutarji pun mengakui tujuannya mengoleksi benda-benda tak lazim itu.

Ia mengaku orang-orangnya kerap bercerita ditemui hantu, sementara Sutarji sendiri belum pernah mengalaminya.

Hal tersebut membuat Sutarji penasaran dengan eksistensi hnatu itu sendiri.

“Kok orang-orang itu sering cerita ditemui hantu, tapi saya kok tidak. Jangan-jangan cuma khayalan saja,” ucap Sutarji.

Sutarji akhirnya mulai melakukan segala cara agar bisa melihat hantu.

Bermula dari Mengambil Cungkup Makam

Sutarji mengungkapkan upanya untuk bisa melihat hantu berawal dari mengambil cungkup makam.

Bangunan kecil di atas makam untuk melindungi makam dari panas dan hujan itu ia dibawa pulang.

Pikir Sutarji, dengan membawa benda tersebut ke rumah ia akan bisa melihat hantu.

“Pikir saya kalau cungkupnya dibawa pulang hantunya akan datang. Ternyata tidak datang juga,” tuturnya.

Panji Petualang Bongkar Penyebab Maraknya Ular Kobra Teror Pemukiman Warga

Kini sembilan cungkup yang diambil dari makam itu menjadi bagian dari koleksi yang disimpa di museum antiknya.

Keranda Mayat Ikut Jadi Koleksi

Tak puas dengan mengoleksi cungkup makam, aksi Sutarji pun semakin menjadi-jadi.

Seperti mengambil keranda mayat yang dianggap angker dan menyimpannya sebagai koleksi.

Sebelumnya, keranda itu sengaja dibuang karena dianggap membawa sial.

Sebab dalam waktu 47 hari, ada 43 orang meninggal dunia dan diangkut dengan keranda ini.

“Jadi orang gak mau pakai keranda ini lagi, kemudian dibuang begitu saja. Kemudian saya bawa pulang,” tutur Sutarji.

Dengan keranda “wingit” itu Sutarji juga sempat melakukan aksi nyeleneh.

“Saya pernah tidur di keranda itu, kemudian dibawa ke kuburan saya orang-orang. Ternyata juga tidak bertemu hantu,” katanya.

Keranda mayat di ruang dalam museum milik Sutarji. (SURYA/DAVID YOHANES). (Tangkapan Layar TribunJatim)

Koleksi Belasan Tali Pocong

Tak hanya keranda dan cungkup makam, Sutarji juga mengoleksi benda yang bisa membuat bulu kuduk merinding.

Sebuah lemari disiapkan khusus untuk menyimpan koleksi tak lazim ini, di antaranya, belasan tali pocong.

Suami dari Tasmiati (54) ini memang kerap membantu pemakaman di desanya.

Bahkan dia masuk liang lahat untuk menata jenazah sebelum ditutup tanah.

Sutarji juga yang mengazani jenazah saat sudah di dalam liang lahat.

“Setelah di dalam liang lahat, tali pocong kan harus dilepas. Kemudian saya bawa pulang. Jadi bukan makamnya saya gali dan saya curi talinya,” ucap Tarji sambil terkekeh.

Sutarji hapal satu per satu tali pocong milik siapa yang disimpannya.

Selain tali pocong, ada sejumlah helm milik korban kecelakaan lalu lintas.

Heboh Teror Kobra, Panji Petualang Beberkan Penanganan Tepat saat Digigit Ular Berbisa: Bukan Diikat

Helm-helm ini diambil dari lokasi kecelakaan ruas jalan raya Tulungagung-Blitar, Desa Aryojeding.
Di bagian bawah lemari juga tersimpan sebuah tambang warna biru.

Tambang yang lazim dipakai tali sapi ini bekas dipakai untuk alat gantung diri.

Di luar kepala Sutarji menyebut nama-nama korban.

“Ini tali pocongnya Pak Yai Bahroji, beliau meninggal ditabrak truk. Itu helmnya Mas Handik, dia meninggal ditabrak bus,” terang Sutarji sambil menunjuk satu per satu koleksinya.

Koleksi Benda Milik Korban Kecelakaan

Selain helm milik korban tabrakan, masih terdapat sejumlah koleksi benda tak lazim lainnya.

Di belakang ruangan ada sebuah keranda mayat yang ditutup kain, layaknya mayat yang siap diberangkatkan ke kuburan.

Kemudian di dinding tertempet sejumlah jaket, semuanya bekas orang meninggal dunia kecelakaan.

Main di Film Imperfect Besutan Ernest Prakasa, Boy William Ngaku Sebal dengan Tokoh yang Diperankan

Ada juga sepasang pakaian pengantin adat Jawa berwarna hitam.

Sama seperti koleksi yang lain, sepasang baju pengantin ini juga bekas orang meninggal dunia bersama, pada 1974.

Sepasang pengantin ini meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas, di Sendang Biru, Kabupaten Malang.

“Waktu itu saya masih muda, masih suka balapan di sana. Pas balapan ada kejadian itu, pakainnya saya ambil terus dibawa pulang,” kenang Sutarji.

(TribunJakarta/TribunJatim)

Berita Terkini