Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Di dalam Gereja Immanuel Jakarta, Jakarta Pusat, sebuah orgel tampak megah dengan deretan pipa-pipa jangkung menjulang.
Meski kian arkais digerus waktu, orgel itu masih berfungsi sampai saat ini.
Alat musik itu seringkali dimainkan sebagai instrumen tunggal tanpa pengiring alat musik lain di gereja itu.
Mengutip komponis Wolfgang Amadeus Mozart, orgel dijuluki sebagai "King of Instrument."
Sang Raja bakal menggema di malam natal nanti.
Saat TribunJakarta.com menyambangi gereja itu, kemegahan orgel atau organ pipa langsung menyapa.
Bodi orgel yang menutup pipa-pipa di dalamnya berbahan dari kayu coklat gelap.
Sisi bawah dan atas bodi kayu juga dipenuhi beberapa ukiran berwarna kuning.
Di lantai dua, organis muda bernama Nico Gamalliel (21) tampak tengah berlatih untuk mempersiapkan acara malam natal nanti.
Pasalnya, tinggal hitungan hari, Gereja Immanuel Jakarta akan menyelenggarakan malam Natal.
Bila dilihat lebih dekat, ada beberapa tulisan di orgel ini yang masih bertuliskan bahasa Belanda.
Misalnya, afsluiting atau koppeling.
Nico mengatakan semua bagian di dalam organ pipa ini masih asli.
"Ini masih asli semua ya. Semuanya masih dirawat yang diganti hanya kursinya," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Jumat (20/12/2019).
"Sisanya dipertahankan," beber dia.
Nico mengatakan orgel yang bakal dimainkan ini telah berusia ratusan tahun.
Usia orgel itu telah mencapai 178 tahun.
"Saya pastikan ini sudah tua. Usianya 178 tahun dari 1841," katanya.
Orgel ini memiliki 20 pedal.
Kata Orgel pun berasal dari Bahasa Belanda. Di Indonesia, orgel artinya organ pipa.
Tuts dari Gading Gajah
Menurut Nico, tuts-tuts yang ditekan kala memainkan orgel berasal dari gading gajah.
Deretan tuts di orgel tersebut terbagi ke dalam dua bagian.
Masing-masing deretan tuts berjumlah 61 buah.
"Ini tutsnya dari gading gajah kalau menurut senior saya, saat itu ya sewaktu zaman Hindia Belanda. Ada sebanyak 122 tuts," terangnya.
Produsen yang memproduksi orgel ini berasal bernama Batz.
Nico mengatakan orgel ini hanya diproduksi sebanyak tiga buah saja di dunia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Harian Gereja Immanuel, Leonard Mailopauw.
"Diproduksi ada tiga orgel sebenarnya. Tapi kini tinggal dua di dunia, yang satu sudah rusak. Semua yang bikin orang Belanda," tambahnya.
Kualitas Suara Masih Baik
Menyoal kualitas suara dari orgel ini, Nico mengatakan kualitasnya masih baik.
Meski sempat diserang rayap, tapi tampilan fisik orgel ini terlihat terawat.
Orgel ini juga rutin dirawat paling tidak sebulan dua kali.
"Dari suara saya kira organ pipa Immanuel masih menjadi salah satu yang terbaik dari organ pipa yang ada di Indonesia," ungkapnya.
Orgel di Gereja Immanuel termasuk salah satu yang terbesar di Indonesia saat ini.
Orgel ini memiliki kurang lebih 1.100-an pipa dan 16 register nada.
"Di Indonesia orgel sangat sedikit. Ini salah satu yang terbesar di Indonesia. Salah satu yang paling tua juga," bebernya.
Diperkirakan Butuh Ratusan Juta untuk Renovasi Besar
Butuh dana yang cukup besar untuk merenovasi besar orgel ini.
Menurut Nico, Pemprov DKI menaruh perhatian dan menyambut baik untuk merenovasi orgel tersebut.
• Legenda Timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto Resmi Jadi Pelatih Sabah FA
• Warung Eretannya Banyak Pesaing, Yono: Rezeki Sudah Diatur
• Uniknya Warung Eretan Yono di Belakang Hotel Mewah, Antar Pesanan Gunakan Ember Dikerek Pakai Tali
Namun, ia belum bisa memastikan secara tepat dana yang digelontorkan.
"Biayanya mencapai sekira Rp 800 jutaan. Perlu renovasi besar agar terawat," tuturnya.
Ia berharap pemerintah menaruh perhatian kepada benda warisan bersejarah ini secara khusus.
Orgel harus dilestarikan agar King of Instrumen itu tak kehilangan mahkotanya di Gereja tersebut.