TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang siswi di pondok pesantren di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan berinisial AF (20) melahirkan seorang bayi laki-laki.
AF yang juga merupakan pengurus pesantren tersebut kemudian menaruh bayinya yang sudah tak bernyawa di tumpukan cucian kotor.
Mayat bayi tak berdosa itu pertama kali ditemukan oleh rekan AF, AS saat berniat mencucikan baju AF.
Namu ia malah menemukan seorang bayi dalam keadaan tengkurap dan diduga telah meninggal dunia saat itu.
Melansir dari Surya.co.id, bayi yang dilahirkan AF meninggal karena kekurangan oksigen.
AF telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Magetan. Status itu menambah derita AF setelah bayinya meninggal.
Polisi pun belum bisa menguak siapa ayah dari bayi tersebut. Pihak kepolisian rupanya kesulitan mendapatkan keterangan lebih jauh dari AF mengenai pria tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, bayi yang dilahirkan AF berada di tumpukan cucian pakaian setelah ditemukan oleh temannya, AS.
Sedangkan AF kala itu tak sadarkan diri setelah melahirkan secara normal.
Dari hasil otopsi yang dilakukan tim medis atas permintaan pihak kepolisian, si jabang bayi lahir di baskom ini meninggal lantaran kekurangan oksigen.
Kapolres Magetan AKBP Muhammad Riffai mengatakan, tersangka AF telah diamankan di Mapolres Magetan.
“Sudah (ditetapkan sebagai tersangka). Dan, ditahan di polres,” ujarnya melalui pesan singkat Selasa (24/12/2019).
Riffai menambahkan, bayi yang dilahirkan pada Jumat (20/12/2019) tersebut lahir secara normal.
Sementara hasil dari autopsi yang dilakukan, bayi meninggal karena kekurangan oksigen.
Diketahui dari pihak Ponpes, tersangka AF baru 6 bulan mondok di pesantren di Kecamatan Plaosan tersebut.
“Dari hasil visum, bayi meninggal karena kekurangan oksigen.
Untuk tersangka, baru 6 bulan mondok di sana,” imbuhnya.
Bayi ditemukan tengkurap
Mayat bayi AF ditemukan dengan posisi tengkurap di dalam ember oleh teman tersangka pada Sabtu (21/12/2019).
Bayi tesebut ditemukan di antara tumpukan baju yang berlumuran darah milik AF.
Penemuan mayat bayi laki-laki itu berawal ketika, AS, rekan AF, hendak mencuci baju pada Sabtu (21/12/2019) pagi.
Saat itu, AS melihat ada ember tumpukan baju kotor milik teman pesantrennya yang berinisial AF.
AS yang mengetahui AF tak enak badan berniat mencucikan baju milik temannya.
Namun AS terkejut saat mendapati beberapa baju AF berlumuran darah.
"Ketika baju terakhir diambil dari dalam ember, saksi melihat bayi laki-laki dengan posisi tengkurap yang diperkirakan sudah meninggal dunia," tuturnya.
AS langsung melaporkan temuan mayat bayi laki-laki di ember pada pengurus pondok pesantren.
Pengurus pondok meneruskan laporan AS ke Polsek Plaosan.
Mayat bayi di ember yang ditemukan AS, divisum di RSUD Dr Sayidiman, Magetan, Jawa Timur.
Hingga saat ini proses penyidikan terus berjalan.
Polisi menyelisik orangtua kandung si bayi hingga penyebab kematian bayi malang tersebut.
4 fakta AF melahirkan seorang diri
Penghuni asrama sekolah agama di Plaosan, Magetan, Jawa Timur heboh mengetahui AF pingsan bersimbah darah setelah melahirkan bayinya.
Sepertinya, gadis ini melahirkan sendiri di kamar mandi. Bayi yang dilahirkan sudah tidak bernyawa lagi dan tergeletak di baskom.
Berikut 4 fakta gadis 20 tahun yang sedang menuntut ilmu di sebuah sekolah agama di Plaosan Magetan melahirkan di kamar mandi :
1. Awalnya pasien tidak mengakui baru melahirkan
Seorang tenaga medis yang menangani gadis bercadar setelah melahirkan di kamar mandi itu menyatakan, baik pasien maupun pengantarnya terkesan tertutup.
Mereka tidak mau memberikan informasi mengenai AF yang dibawa ke Klinik Muhammadiyah, Plaosan.
Awalnya, AF tidak mengakui telah melahirkan.
"Kemarin awal masuk ke Klinik Muhammadiyah, Desa Pacalan, Kecamatan Plaosan, Magetan.
Pasien tidak mengakui kalau habis melahirkan.
Begitu juga pengantarnya Nur Azizah. Jadi kita hanya tangani sakitnya.
Makanya kita infus," kata seorang tenaga medis yang tidak mau disebutkan kepada SURYA.co.id, Sabtu (21/12/2019).
2. Pihak sekolah lapor polisi
Setelah membawa AF ke Klinik Muhammadiyah, pihak sekolah juga melapor ke polisi atas kejadian tersebut.
Menurut tenaga medis tersebut, setelah pihak sekolah lapor ke polisi, baru berterus terang kepada pihak klinik Muhammadiyah.
Dari keterangan pihak sekolah, AF baru melahirkan bayi berjenis kelamin laki laki di kamar mandi sekolahan yang juga terdapat asrama siswa itu, Jumat (20/12) kemarin.
"Makanya, kejadian ini seperti ditutupi dan pihak sekolah baru melapor hari ini setelah dirawat di kamar Shofa klas 1, Klinik Muhammadiyah," jelasnya.
3. Polisi kesulitan mengorek keterangan
Penyidik Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Polres Magetan kesulitan meminta keterangan kelahiran bayi laki-lahi dari rahim AF.
"Ditanya beberapa pertanyaan, yang dijawab hanya nama, umur dan tempat lahir.
Oiya, pasien ini juga mengaku warga Jember dan menuntut ilmu di Ngrandu, Sumberagung, Plaosan, Magetan baru enam bulan lalu," jelas Kanit PPA Mimin.
Namun, perempuan yang lahir tanggal 10 Desember 1999 di Jember ini tidak mau mengakui, siapa bapak dari bayi yang dilahirkan itu.
Bahkan penyidik dari Polisi Wanita (Polwan) pun kesulitan meminta pasien melepas cadarnya itu untuk dilakukan foto.
"Saya bingung ditanya hanya dijawab nama, tanggal lahir dan asal.
Disuruh buka cadar, untuk di foto, meski sesama perempuan gak mau. Jadi ya sabar," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Kapolsek Plaosan AKP Muhammad Munir Falevi. Anggotanya kesulitan menginterogasi AF.
"Kami masih terus mencari, mudah-mudahan bisa segera ditemukan atau terungkap siapa dalang kasus penelantaran anak," jelas AKP Munir Palevi.
4. Dibawa ke RS Bahyangkara
Sekitar jam 12.00, AF dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri untuk dikuret.
Selain dilakukan kuret, pasien juga akan diperiksa liang kelahirannya.
Sementara jenazah bayi telah dibawa ke RSUD dr Sayidiman, Kabupaten Magetan.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Derita Santriwati AF, Dipenjara karena Bayinya Meninggal Kekurangan Oksigen di Tumpukan Cucian,