TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah penyelamatan seekor anjing yang tengah bertahan dari derasnya arus banjir viral di media sosial Twitter.
Anjing tersebut terikat rantai di pagar depan sebuah rumah dan berusaha untuk tetap terlihat di permukaan, meski volume air terus bertambah.
Kisah penyelamatan anjing ini awalnya dibagikan oleh akun Instagram @galaindiga dan dibagikan ulang di Twitter oleh akun @feyzheng.
Bagaimana cerita penyelamatan anjing ini?
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Gala Indiga membenarkan kejadian tersebut.
Ia mengaku mengabadikan momen penyelamatan anjing yang viral itu.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (1/1/2020), pukul 06.00 WIB.
"Kejadian di Jl. Sakura Cinere-Depok," kata Gala kepada Kompas.com, Kamis (2/1/2020).
Menurut Gala, ia pertama kali melihat anjing itu pada Rabu pagi, ketika baru keluar rumah.
Dari kejauhan, ia melihat sesuatu yang mengapung tak jauh dari rumahnya.
Ternyata, yang dilihatnya adalah seekor anjing yang tengah berusaha bertahan dari terjangan arus banjir agar tidak tenggelam.
"Saat itu, tinggi air sudah mencapai setengah meter atau sampai 70 sentimeter. Bahkan di lokasi anjing itu dirantai mungkin bisa 1,5 meteran," kata Gala.
"Nah ternyata saya baru sadar kalau anjing itu terikat rantai di pagar," katanya.
Awalnya, Gala berniat untuk menolong anjing tersebut. Akan tetapi, ketika melihat arus banjir yang semakin deras hingga menghanyutkan portal besi, ia tak berani melakukannya.
Menurut Gala, saat banjir terjadi, pemilik anjing itu tengah tak berada di rumah.
Karena tak bisa berbuat apa-apa, Gala kemudian merekam kondisi anjing tersebut dan pergi ke kantor pemadam kebakaran.
"Saya harus merekam sebelum ada tindakan, karena saya kalau ke damkar tanpa bawa keterangan visual, nanti prioritas di damkarnya pasti dinomorduakan," kata Gala.
Dilansir dari Kompas.com, saat tiba di kantor pemadam kebakaran, Gala hanya mendapati satu unit damkar dan dua orang petugas.
Menurut dia, beberapa damkar lainnya telah keluar karena banyaknya permintaan bantuan dari warga.
"Saya harus nerangin bahwa ini yang bisa kita tolong dan yang paling dekat itu kita, tolong dulu saja," ujar Gala.
Akhirnya, setelah memanggil beberapa petugas dari unit lain, petugas damkar yang ada berangkat dengan membawa peralatan seadanya.
Sampai di lokasi kejadian pukul 09.00 WIB, Gala dan warga lainnya tak bisa mendekat karena derasnya arus banjir.
Apalagi, saat itu, arus listrik belum dipadamkan.
Gala menjelaskan, petugas menyelamatkan anjing itu hanya dengan menggunakan tali tampar seadanya dan sebuah kapak untuk melepas tali rantai yang mengkit anjing.
"Saat itu, mobil-mobil juga sudah mulai bergerak terbawa arus. Jadi bener-bener enggak bisa ngapa-ngapain. Tapi saya salut dari damkarnya sendiri berani untuk mendekat dan melakukan evakuasi," kata Gala.
Saat ini, kondisi anjing tersebut sedang dalam pemulihan di rumah Ketua RW setempat.
Meski tidak mengalami luka fisik, anjing itu terlihat agresif saat diberi makan oleh beberapa warga karena mengalami stress dan trauma.
"Enggak ada luka fisik, tapi kemarin pas dievakuasi anjing tidak bisa berjalan karena kedinginan dan sensitif," kata Gala.
Hingga saat ini, warga di sekitar rumah Gala sudah banyak yang kembali ke rumah masing-masing setelah banjir mulai surut.
"Sampai sekarang kondisi sudah surut dan kondusif," kata dia.
Seperti diketahui, banjir sempat merendam sejumlah titik di Jakarta dan sekitarnya pada Rabu (1/1/2020). Bencana banjir terjadi karena hujan yang mengguyur dalam durasi panjang sejak malam pergantian tahun, Selasa (31/12/2019) malam.
Seekor kuda mati terjang banjir
Seekor kuda mati tenggelam saat banjir melanda bilangan Jalan Kayu Gede, Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel).
Saat itu, pukul 18.00 WIB, Rabu (1/1/2020), kuda dan kusirnya nekat menerobos banjir sekira setinggi dada.
"Dia ini kan emang delman, mungkin keberatan lelah setelah bawa penumpang terus lewati banjir," ujar Wawan, warga sekitar, Kamis (2/1/2020).
"Kusir pingsan dan kudanya mati," sambung dia.
Kusir tersebut langsung dilarikan warga sekitar ke rumah sakit.
Sedangkan kuda yang berwarna coklat itu sudah tak tertolong.
Kuda tersebut sudah dibawa si empunya, setelah sempat cukup lama tergeletak.
"Kejadian kemarin sore dan baru dievakuasi tadi pagi dengan mobil pikap."
"Untuk dibawa kemana itu kuda saya kurang tahu," ujarnya.
Sampai saat ini, kawasan Kayu Gede masih terendam banjir.
Terjebak di genangan
Saat hari menjelang gelap pada Rabu (1/1/2020), pada kondisi banjir besar di Kampung Kayu Gede, Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel), Henky (24) mendengar suara teriakkan minta tolong.
Ternyata teriakan itu berasal dari seorang pria tua yang bertahan berpegangan di batang pohon, di tengah-tengah banjir setinggi 2 meter labih.
Henky langsung beranjak dan melihat asal teriakan suara itu.
Ia langsung berbalik meminta bantuan temannya, Irfan (42) dan Onri (35) untuk sama-sama menolong pria tua tersebut.
Setelah disambangi, ternyata pria tersebut seorang kusir delman, dia terjebak banjir saat bersama kudanya nekat menerobos banjir yang semula dikiranya dangkal.
"Kami bawa dulu si bapak itu kan, ternyata kudanya sudah megap-megap tenggelam juga. Bapaknya juga kalau tidak kita tolongin mati itu, sudah sekarat," ujar Henky menjelaskan peristiwa itu, Kamis (2/1/2020).
Henky mengatakan, selain kuda delman itu, ada dua orang lain yang menunggang kuda, namun keduanya berhasil selamat.
Sedangkan kuda yang terikat pada delmannya itu terjebak tidak bisa bergerak hingga akhirnya mati dan tenggelam.
"Kuda yang dua selamat, dia bisa lewat akhirnya. Nah yang delman ini dia mungkin kejebak, berat kan soalnya. Saya saja mencoba ngangkat sudah tidak kuat," ujarnya.
Sang kusir berusia sekitar 60 tahunan, belakangan diketahui selamat setelah mendapat perawatan medis.
Irfan mengatakan, evakuasi terhadap delman dan kuda yang tenggelam itu baru dilakukan keesokan harinya, pukul 05.00 WIB subuh, sekira 12 jam setelah kejadian.
Delman berhasil diderek lebih dulu menggunakan mobil.
"Habis itu baru kudanya ditarik, sudah ngambang namanya sekitar 12 jam. Itu juga kalau tidak terikat delmannya, sudah ngambang kudanya," ujarnya.
Lima orang warga tidak cukup kuat mengangkat kuda tersebut ke atas mobil pick up untuk dievakuasi.
"Saya berlima enggak kuat ngangkat. Akhirnya yang punya kuda balik lagi nambah orang. Mungkin dua kali lipatnya, 10 orang kali baru kuat," ujarnya.
Irfan mengatakan, kondisi kuda tersebut sudah berat karena banyak kemasukan air.
"Sudah kembung kondisinya, berat," ujarnya.
Sampai sekira pukul 07.00 WIB, kuda coklat itu berhasil diangkut menggunakan mobil pick up pemiliknya. (KOMPAS.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh/TribunJakarta/Jaisy)