Harga Masker N95 di Pasar Pramuka Naik Jadi Rp 2 Juta Per Boks

Penulis: Bima Putra
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di Pasar Pramuka, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, Selasa (4/2/2020).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Kepanikan warga Jakarta terhadap wabah virus Corona yang sudah menewaskan 426 jiwa dan ditemukan di 27 negara terus meningkat.

Hal ini terlihat dari banyaknya warga memborong masker N95 di Pasar Pramuka, Jakarta Timur yang diyakini menangkal penularan virus lewat udara.

Satu pegawai toko di Pasar Pramuka, Eko (24) mengatakan harga masker N95 melonjak dari yang awalnya Rp 200 ribu per boks jadi Rp 2 juta.

"Sekarang rata-rata toko jual per boksnya Rp 1,5 sampai Rp 2 juta, naik karena barangnya langka. Per boksnya isi 20 buah masker," kata Eko di Matraman, Jakarta Timur, Selasa (4/2/2020).

Menurutnya sejak media massa gencar memberitakan dan beredar sejumlah kabar hoaks terkait sebab dan gejala terjangkit Corona.

Harga masker N95 yang kerap digunakan petugas medis dalam hitungan minggu melonjak cepat dan diperkirakan masih naik.

"Dari satu minggu kemarin mulai susah barangnya. Awalnya harga naik Rp 500 ribu, terus Rp 1 juta, kemarin Rp 1,5 juta, tapi hari ini jadi Rp 2 juta," ujarnya.

BREAKING NEWS Puluhan Pasangan Calon Pengantin di Depok Laporkan Wedding Organizer

Eko menuturkan pembeli masker N95 beragam, dari per orangan, kelompok relawan, hingga orang yang hendak menjual lagi.

Sebab naiknya harga masker N95 tak lain karena banyaknya permintaan pasar sehingga pihak distributor tak bisa memenuhi permintaan.

"Distributor enggak bisa memenuhi permintaan. Masih ada sebenarnya, tapi sulit sekali, karena banyak juga penjual di sini (Pasar Pramuka) yang nyari," tuturnya.

Harga masker N95 dari tingkat distributor ke pedagang yang awalnya dijual di bawah harga Rp 200 ribu per boksnya.

Namun sekarang pihak distributor menjual masker N95 seharga Rp 500-800 ribu per boksnya ke pedagang Pasar Pramuka.

"Maskernya itu bahannya lebih tebal, beda sama yang sering dipakai dan dijual di jalan. Mereka (pembeli) katanya buat dipakai sendiri biar enggak kena virus corona," lanjut Eko.

Berita Terkini