Calon Pengantin Tertipu WO Bodong

Puluhan Calon Pengantin Laporkan WO ke Polisi, Pupus Harapan Menikah dan Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Penulis: MuhammadZulfikar
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puluhan korban wedding organizer diduga bodong melapor ke Polres Metro Depok.

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Puluhan pasangan calon pengantin terancam gagal menikah lantaran jadi korban penipuan wedding organizer.

WO yang belum diketahui namanya ini ketahuan menipu seorang pelanggannya.

Kasubag Humas Polres Metro Depok AKP Firdaus mengatakan pihaknya mendapatkan penipuan berkedok WO dari laporan pelanggan.

Firdaus menjelaskan, laporan pelanggan yang tertipu diterima pada Minggu 2 Februari 2020.

"ADA yang merasa tertipu oleh salah satu wedding organizer karena ketika acara makanannya tidak hadir,” ucap Firdaus di Polres Metro Depok, Selasa (4/2/2020).

Selanjutnya polisi menyelidiki laporan tersebut dan mengamankan Anwar Said, pemilik WO bodong tersebut.

“Hasil pemeriksaan yang bersangkutan mengakui."

"Bahwa sementara pengakuannya itu terkait kesalahan di manajemen,” tambah Firdaus.

Firdaus berujar, sementara proses pemeriksaan berjalan korban WO tersebut ternyata tak hanya satu pasangan.

"Diketahui saat ini sudah hadir ada 28 orang yang merasa tertipu."

"Tetapi memang untuk eventnya itu baru dilaksanakan minggu depan sampai Agustus,” sambung dia.

Dari 28 orang yang melapor, rata-rata korban sudah mentransfer uang sebesar Rp 50 juta hingga RP 100 juta.

“Sudah kami data adalah 28 rata-rata sudah melakukan transfer Rp 50 sampai Rp 100 juta."

"Ini kami terus melakukan pendalaman sehingga nanti kami akan sampaikan hasil penyelidikannya,” tuturnya.

Pantauan TribunJakarta.com, hingga pukul 17.30 WIB puluhan korban WO bodong tersebut masih berdatangan ke Polres Metro Depok untuk melapor.

Pupus harapan

Rencana Prasetyo (27) melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya terancam gagal.

Setelah pemilik wedding organizer yang ia gunakan ditangkap aparat Polres Metro Depok.

Anwar Said pemilik wedding organizer diamankan petugas atas dugaan telah menipu puluhan korbannya.

Total kerugian calon pengantin termasuk Prasetyo yang menggunakan jasa wedding organizer Anwar Said kurang lebih mencapai Rp 1 miliar.

Prasetyo mengaku mengambil paket pernikahan seharga Rp 60 juta yang disediakan oleh wedding organizer.

Dengan harga Rp 60 juta, fasilitas yang ia terima cukup beragam.

Mulai katering, gaun pengantin, hingga cincin pernikahan.

“Paket yang Rp 60 juta fasilitasnya itu katering, dekorisasi gedung, gaun pengantin, sampai cincin pernikahan," ujar Prasetyo.

"Untuk katering dapat 800 packs untuk 400 undangan yang saya sebar,” Prasetyo menambahkan.

Prasetyo yang akan melangsungkan pernikahan pada 29 Februari mendatang sudah membayar Rp 30 juta.

“Saya sudah bayar Rp 30 juta, setengahnya dulu. Itu bayarnya cash."

"Saya samperin langsung ke kantornya di Jalan Pramuka, Pancoran Mas, karena saya kurang percaya sama yang transfer-transfer gitu."

"Jadi saya samperin langsung dan ketemu langsung sama si Anwar,” tutur Prasetyo.

Warga Jakarta Timur ini mengetahui wedding organizer tersebut dari calon istrinya yang memang warga Kota Depok.

Setelah melihat akun sosial media wedding organizer Anwar, Prasetyo dan calon istrinya memutuskan menggunakannya.

Harapannya pun kini telah pupus setelah Anwar Said ditangkap.

Prasetyo berharap uang yang telah ia serahkan bisa kembali lagi.

“Saya udah pupus harapan lanjutin pernikahan saya lewat Pandamanda ini."

"Ternyata korbannya banyak banget dan ada yang DP-nya sudah lebih banyak."

"Saya cuma mau duit Rp 30 juta saya yang udah masuk bisa balik lagi tanggal 20 ini."

"Pernikahan saya juga belum tahu bisa lanjut atau nggak."

"Kalau cari vendor lain juga bingung mana ada yang mau nerima duit Rp 30 juta saya,” ucap dia.

Kerugian capai Rp 1 miliar

Polisi mengamankan Anwar Said, pemilik wedding organizer bodong Pandamanda yang telah menipu puluhan korbannya.

Kasubag Humas Polres Metro Depok AKP Firdaus mengatakan, Anwar Said diamankan hari ini dari kantornya di Jalan Pramuka, Pancoran Mas, Kota Depok.

Sebelumnya, tak sedikit calon pengantin yang menjadi korban sudah melapor dan didata.

Mereka dipastikan sudah mengeluarkan uang untuk mendapatkan jasa wedding organizer bodong tersebut.

Sementara ada sebanyak 28 pasangan calon pengantin yang sudah melapor.

“Selanjutnya kami melakukan pendalaman dan penyelidikan," ucap Firdaus di Polres Metro Depok, Selasa (4/2/2020).

"Diketahui dan saat ini sudah hadir ada 28 orang yang merasa tertipu."

"Tetapi memang untuk eventnya itu baru dilaksanakan minggu depan sampai bulan Agustus,” imbuh Firdaus.

Dari 28 orang yang sudah melapor, rata-rata sudah mentransfer uang Rp 50 juta hingga RP 100 juta.

“Sudah kami data adalah 28 rata-rata sudah melakukan transfer Rp 50 sampai Rp 100 juta."

"Ini kami terus melakukan pendalaman sehingga nanti kami akan sampaikan hasil penyelidikannya,” tuturnya.

Firdaus berujar, jika dijumlahkan total kerugian yang dialami seluruh korban mencapai Rp 1 miliar.

“Diperkirakan hampir Rp 1 miliar,” beber dia.

Firdaus mengimbau masyarakat yang menjadi korban dari wedding organizer tersebut agar seger melapor.

“Untuk melaporkan pembuatannya sehingga bisa kami proses lebih lanjut,” ucap dia.

Perjuangan kumpulkan biaya nikah

Bak petir di siang bolong, tak pernah terpikirkan dalam benak Prasetyo (27) bahwa dirinya menjadi korban penipuan wedding organizer.

24 hari menjelang hari besar pernikahannya dengan sang calon istri, Prestyo harus menelan pil pahit bahwa bos wedding organizer Pandamanda, Anwar Said, yang ia percaya untuk menyelenggarakan pernikahannya diringkus aparat kepolisian atas tuduhan penipuan.

Ternyata, korban dari wedding organizer tak hanya Prasetyo sendiri, melainkan berjumlah puluhan dengan total kerugian kurang lebih mencapai Rp 1 miliar.

Bak peribahasa sesal selalu datang belakangan, uang sejumlah RP 30 juta pun sudah diberikan pada Anwar Said.

Ia dan calon istrinya, memilih paket pernikahan seharga Rp 60 juta dengan sejumlah fasilitas yang ditawarkan diantaranya termasuk katering, gaun pengantin, dekorisasi gedung, hingga cincin pernikahan.

Dijumpai TribunJakarta.com, Prasetyo berujar bahwa perjuangannya mengumpulkan uang untuk biaya pernikahannya sangatlah sulit.

“Benar-benar berat, kembang kempis semampunya saya sama calon istri nyari duit Rp 60 juta,” kata Prasetyo di Mapolrestro Depok, Pancoran Mas, Kota Depok, Selasa (4/2/2020).

Motif Siswi SMPN Jakarta Timur Bunuh Diri Belum Terungkap, Orang Tua Tunggu Penyelidikan Polisi

Cerita Perjuangan Korban WO Bodong di Depok, Kumpulkan Biaya Nikah Sampai Kembang Kempis

Azwar dan Siska Kerap Bertengkar di Dalam Rumah, Timbulkan Kegaduhan di Dinding Kediaman Tetangga

Selama 1,5 tahun, Prasetyo banting tulang bekerja dan mencari rezeki untuk tambahan biaya pernikahannya, begitupun dengan calon istrinya.

“Ngumpulinnya berdua sama calon istri saya, 1,5 tahun kurang lebih. Jujur itu juga masih cari pinjaman sana-sini,” katanya.

Terkait kasus penipuan yang menjerat wedding organizer Pandamanda, Prasetyo pun tak berharap banyak pernikahannya tetapi bisa berlanjut.

Ia hanya berharap, uang sebesar Rp 30 juta yang telah ia setorkan bisa kembali lagi ke tangannya.

“Saya udah pupus harapan lanjutin pernikahan saya lewat Pandamanda ini, karena ternyata korbannya banyak banget dan ada yang dp-nya sudah lebih banyak. Saya Cuma mau duit Rp 30 juta saya yang udah masuk bisa balik lagi tanggal 20 ini, pernikahan saya juga belum tahu bisa lanjut atau nggak, kalau cari vendor lain juga bingung mana ada yang mau nerima duit Rp 30 juta saya,”pungkasnya. (TribunJakarta.com)

Berita Terkini