Fakta-fakta Dandim Kuala Kapuas Tewas di Tabrakan Speedboat Paspampres, Ternyata Sempat Hilang 4 Jam

Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Muji Lestari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fakta-fakta Dandim Kuala Kapuas Tewas di Tabrakan Speedboat Paspampres, Ternyata Sempat Hilang 4 Jam

TRIBUNJAKARTA.COM - Perahu rombongan Taman Nasional Sebangau dan perahu rombongan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) terlibat kecelakaan sekitar 12.30 WIB pada Senin (9/3/2020) di Sungai Sebangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Saat kecelakaan terjadi, perahu milik Taman Nasional Sebangau yang berisi delapan orang, sedangkan perahu rombongan Paspampres berisi 18 orang.

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden ( Paspampres) Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak membenarkan personelnya terlibat kecelakaan di Sungai Sebangau, pada Senin siang.

Maruli memastikan, sebanyak tujuh personelnya yang berada di perahu selamat semuanya.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam XII/Tanjungpura Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimunthe menuturkan, Dandim 1011/Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono tewas di kecelakaan speedboat rombongan Paspampres tersebut.

"Betul, Mas," aku Fahmi.

Meninggalnya Dandim Kapuas saat terjadi kecelakaan speedboat paspampres ini menuai perhatian publik.

Lantas seperti apa fakta-faktanya?

Berikut sederet fakta Dandim Kuala Kapuas tewas di kecelakaan speedboat paspampres dirangkum TribunJakarta:

1. Berawal cek lokasi

Saat kecelakaan terjadi, rombongan paspampres sedang menyurvei lokasi sebelum kedatangan Raja dan Ratu Belanda ke Kalimantan Tengah pekan ini.

Lokasi kecelakaan berjarak sekitar 15 menit perjalanan dengan perahu dari Pelabuhan Kereng Bangkirai, Palangkaraya.

"Dalam rangka pengecekan lokasi guna pengamanan VVIP kunjungan Raja dan Ratu Belanda," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah Kombes Hendra Rochmawan menjelaskan tujuan rombongan Paspampres di Sungai Sebangau.

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 12.30 WIB itu melibatkan perahu Paspampres dan perahu Taman Nasional Sebangau.

Perahu yang ditumpangi rombongan Paspampres berisi 19 orang. Termasuk dalam penumpang perahu ini adalah Dandim Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono. Sedangkan perahu milik Taman Nasional Sebangau ditumpangi delapan orang.

Akibat kecelakaan ini, enam orang tewas. Termasuk di antaranya adalah Letkol Bambang.

2. Sempat hilang 4 jam

Dandim 1011/Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono sempat dinyatakan hilang saat kecelakaan speedboat di Sungai Sebangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Hingga kemudian jenazah Bambang ditemukan empat jam setelahnya yaitu sekitar pukul 16.00 WIB dan langsung dievakuasi ke RSUD Doris Sylvanus.

Evakuasi jenazah Bambang dilakukan melalui Pelabuhan Kereng Bangkirai, Palangkaraya.

3. Dimakamkan di Klaten

Kepala Penerangan Kodam XII/Tanjungpura Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimunthe mengatakan, jenazah Dandim 1011/Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono akan dimakamkan di kampung halamannya di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (10/3/2020).

"Besok jenazah dimakamkan di Klaten," ujar Fahmi ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (9/3/2020).

Fahmi mengatakan, pemakaman jenazah Bambang Kristianto dilakukan di kampung halamannya yang beralamat di Desa Manjung, RT 01 RW 03, Kecamatan Ngawen, Klaten, Jawa Tengah.

4. 7 tewas

Diperoleh informasi, longboat L300 milik TN Sebagau membawa delapan penumpang termasuk motoris, yaitu; Abdi Darmansyah (Kepala Mangkok Resort), Ibnu Yudistira (pegawai TN Sebangau), Mutiara (pegawai TN Sebangau), Tyas Novianti (pegawai TN Sebangau), Umroatus Sholikhah (wiraswasta/istri PNS TN Sebangau), Selvia Magdalena (pegawai TN Sebangau), Yuliansi (pegawai TN Sebangau), dan Mansyah (Manggala Agni/motoris)

Sedangkan speedboat TNI AD bermuatan 19 penumpang, yang terdiri dari, 8 personel TNI, 1 masyarakat sebagai pemandu, 7 personel Paspampres, 2 Warga Negara Asing (WNA) Belanda dan dipimpin oleh Dandim 1011/Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono sebagai Dansubsatgas Pam VVIP.

Akibat tabrakan ini tujuh penumpang tewas tenggelam, termasuk Dandim 1011/Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono dan kepala Mangkok Resort. Bambang sempat dinyatakan hilang untuk beberapa jam setelah terjadi tabrakan.

Selain Bambang dan Abdi Darmansyah, korban tewas lain yaitu Mutiara, Tyas Novianti, Ibnu Yudistira Hendrawan, Umroatus Sholikhah dan Mansyah yang ditemukan paling terakhir. Mansyah ditemukan sekitar jam 20.40 WIB.

Adapun jazad Bambang ditemukan oleh Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polripukul 17.00 Wita, tak berselang lama dengan kepala resort, Abdi, dan langsung dievakuasi melalui pelabuhan Kereng Bangkirai.

Korban selamat juga langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. “Untuk Selvi masih di rawat di Doris Sylvanus dalam kondisi kritis sedangkan Yuli di rawat di RS Siloam juga kritis,” kata Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Pol Hendra Rochmawan.

Untuk warga negara asing, Gebran Yohanes Maria, juga dalam kondisi kritis dan dua orang anggota TNI yang terluka yaitu Wahid dan Hadianto dirujuk ke RS Angkatan Darat.

5. Wisata susur sungai dihentikan

Kegiatan wisata susur sungai dihentikan sementara pasca-kecelakaan speedboat TNI AD dan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dengan perahu milik Taman Nasional Sebangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, di Sungai Sebangau, Senin (9/3/2020).

"Kalau dibilang berpengaruh terhadap pendapatan kami, tentu ada pengaruhnya. Tapi kami sama sekali tidak mempermasalahkan. Kami justru prihatin dengan adanya musibah ini. Apalagi sampai ada korban jiwa. Ini kan menyedihkan," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dermaga Kereng Bangkirai, Aldius di Palangkaraya.

Aldius mengatakan, pihaknya juga turun tangan membantu pencarian korban kecelakaan yang hingga saat ini masih belum ditemukan.

"Sejumlah pengurus pokdarwis juga ikut membantu mencari korban. Sampai saat ini masih ada beberapa penumpang speedboat itu yang belum ditemukan," tambahnya.

Sementara itu, terkait kapan wisata susur sungai akan beroperasi kembali, Aldius mengakui akan menunggu arahan dari pemerintah kota setempat.

"Kami menunggu arahan dari bapak wali kota dan instansi terkait kapan sebaiknya wisata ini kembali beroperasi," ungkapnya. (tribunjakarta/kompas)

Berita Terkini