Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Siti Nur Azizah, belum juga mendapatkan pendamping untuk untuk maju pada Pilkada Tangerang Selatan (Tangsel) 2020 mendatang.
Seperti diketahui, putri Wakil Presiden Maruf Amin itu sudah melamar ke sejumlah partai politik agar diusung menjadi calon wali kota, dan temui warga untuk mengenalkan diri.
Sejumlah nama santer, bahkan mengaku sendiri akan dipasangkan sebagai calon wakilnya.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, yang mengaku akan menjadi wakil Azizah adalah Asisten Daerah I Tangerang Selatan Rahmat Salam.
Rahmat mengaku didatangi sejumlah tokoh agama agar menjadi pendamping Azizah.
"Ada para ustaz termasuk pendeta perkumpulan kerukunan umat beragama mereka meminta pada saya tolong ikut serta biar ada alternatif pilihan bagi kami. Karena sementara sampai saat ini belum ada alternatif dalam memilih," ujar Rahmat saat ditemui di Kantor Pemkot Tangsel, Jalan Maruga, Ciputat, Tangsel, Jumat (13/3/2020).
Nama lain yang santer akan mendampingi Azizah adalah Dudung E. Diredja, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Tangsel yang pensiun pada 2015.
Foto yang menyandingkan keduanya, beredar di aplikasi pesan singkat.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pun menyampaikan pandangannya soal sosok Dudung, yang notabene seorang birokrat.
"Salah satu aspek penting dukungan parpol adanya kepastian soal pasangan, karena rekomendasi parpol untuk pasangan, bukan satu orang. Siapapun pasangan yang akan dipilih Bu Azizah harus menyakinkan parpol bahwa pasangan tersebut berpotensi menang. Ini akan diukur melalui survei objektif," ujar Andi melalui aplikasi pesan singkat, Jumat (20/3/2020).
Secara sosok, Andi belum begitu mengenal Dudung, pun berdasarkan survei yang selama ini dipantaunya terkait para calon yang akan maju di Pilkada Tangsel.
"Saya enggak begitu kenal dan tahu dalam tentang sosoknya kecuali yang umum beredar. Dari beberapa survei yang pernah saya baca di bulan-bulan lalu, namanya belum muncul sebagai pilihan spontan, juga pilihan tertutup. Popularitasnya juga masih sangat rendah karena lebih banyak dikenal di lingkungan aparatur Pemda dan mungkin warga terdekatnya," ujarnya.
Menurut Andi, sosok birokrat seperti Dudung, memang cocok melengkapi Azizah yang belum pernah berada di pemerintahan.
Namun, elektabilitas adalah soal lain, Andi masih mempertanyakan kemampuan pria yang saat ini menjabat Direktur Utama PT PITS itu, mendongkrak Azizah menjadi lebih tinggi lagi di kancah perpolitikan Tangsel.
"Sebagai birokrat tentu pengalamannya penting melengkapi Azizah yang tidak berasal dari birokrat untuk memahami aspek pemerintahan praktis. Tapi apakah Dudung mampu mendongkrok elektabilitas Azizah? Rasanya masih cukup jauh dibanding calon lainnya dari sesama birokrat seperti Benyamin atau Muhamad," jelasnya.