TRIBUNJAKARTA.COM, RIYADH - Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud (84) atau akrab disapa Raja Salman mengasingkan diri ke sebuah pulau di dekat Jeddah.
Putra Raja Salman sekaligus putra mahkota, Pangeran Mohammed Bin Salman (34) memiliki ke lokasi terpencil di Laut Merah.
Pilihan ini ditempuh menyusul salah satu anggota Al Saud, yakni Pangeran Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al-Saud (70) terinfeksi virus corona atau Covid-19.
Gubernur Riyadh ini harus menjalani perawatan di ruang rawat intensif di rumah sakit King Faisal, salah satu rumah sakit terbaik di Arab Saudi.
Rumah sakit ini dipilih untuk dijadikan tempat perawatan anggota keluarga Al-Saud dan petinggi Arab Saudi yang diduga terinfeksi Covid-19.
• Biduan Dangdut Ditemukan Tewas di Rumahnya, Tergeletak di Lantai Dapur, Pertama Kali Diketahui Suami
Dokter mendiagnosis Pangeran Faisal positif virus corona bersama 150 bangsawan anggota Kerajaan Arab Saudi lainnya.
Menurut laporan Aljazeera, Raja Salman dan putranya Mohammed bin Salman telah mengasingkan diri untuk menghindari wabah Covid-19.
Sediakan 500 tempat tidur
Setidaknya sekitar 500 tempat tidur ditambah menyusul jumlah pasien positif Covid-19 dari kalangan Kerajaan Arab Saudi meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
"Kami tidak tahu berapa banyak kasus yang akan kami tangani, tetapi kami tetap waspada," ungkap operator fasilitas elite rumah sakit spesialis King Faisal.
• Reaksi Nagita Lihat Cara Makan Syahnaz Sadiqah, Nisya Ahmad Berseloroh: Kita Keluarin Aja dari Geng!
Hal itu diampaikan sang operator melalui 'peringatan tinggi' yang dikirim secara elektronik kepada para dokter senior pada Selasa (7/4/2020).
Pesan tersebut menginstruksikan, "Semua pasien kronis untuk dipindahkan secepatnya, dan hanya kasus mendesak yang akan diterima."
Dalam surat peringatan itu juga disampaikan bahwa setiap anggota staf yang terinfeksi sekarang akan dirawat di rumah sakit yang kurang elite, untuk memberi ruang bagi para bangsawan.
Kerajaan Arab Saudi diperkirakan memiliki 15.000 anggota, sedangkan Pangeran Saudi berjumlah ribuan.
Banyak di antara mereka bepergian secara reguler ke Eropa dan beberapa di antaranya tertular virus corona di luar negeri lalu membawanya ke Arab Saudi
41 kasus kematian
Hingga kini, negara yang berpopulasi 33 juta penduduk ini secara keseluruhan telah melaporkan 2.932 kasus dan 41 kematian akibat virus corona.
Masih dilansir dari Aljazeera, sejauh ini sebagian besar anggota dari cabang bawah keluarga kerajaan telah terinfeksi virus corona, menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut.
Lalu, sebagian besar kasus virus corona di Arab Saudi ditemukan di kamp-kamp pekerja dan area kumuh di sekitar Mekkah dan Madinah.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Arab Saudi pada Selasa (7/4/2020) memperingatkan, wabah mungkin baru dimulai di negara itu.
• Libur Hari Raya Idul Fitri Tetap 24-25 Mei, Cuti Bersamanya Diundur ke Bulan Desember
"Dalam beberapa minggu ke depan, penelitian memperkirakan jumlah infeksi akan berkisar dari minimal 10.000 hingga maksimal 200.000," kata Tawfiq al-Rabiah kepada kantor berita pemerintah Saudi Press Agency.
Arab Saudi menerapkan lockdown dan larangan keluar-masuk 24 jam pada tujuh distrik di Kota Jeddah.
Sebelumnya, mereka hanya menerapkan jam larangan keluar dari pukul 15.00-06.00 waktu setempat.
Kebijakan ini untuk menekan laju penularan Covid-19. Arab Saudi mengumumkan kasus pertamanya pada 2 Maret 2020.
Lockdown diterapkan di Distrik Kilo 14 Junub, Kilo 14 Shimal, Ghulel, Al Gurayat, Kilo 13, dan Petromin. Peraturan berlaku per Sabtu (4/4/2020).
Kendati demikian, warga tetap diizinkan keluar ke toko untuk kebutuhan pangan dan rumah sakit dari jam 06.00-15.00 di distriknya masing-masing kala terdesak.
Kota Jeddah merupakan pusat pelabuhan laut dan udara. Terdapat puluhan ribu warga negara Indonesia (WNI) di sana.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arab Saudi pada Rabu 8 April, total pengidap Covid-19 sebanyak 2.795 orang.
Arab Saudi memastikan penutupan ini berlaku di semua bagian kota suci Mekkah dan Madinah sejak Kamis (2/4/2020) hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Dilansir dari Arab News, Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi Kolonel Talal al-Shalhoub mengatakan, keputusan itu diambil untuk meningkatkan langkah pencegahan terhadap penyebaran virus corona.
• Ada Covid-19, Vandalisme Provokasi Sudah Krisis Saatnya Membakar Tersebar di Kota Tangerang
Jam malam juga telah berlaku di semua bagian Mekkah dan Madinah, kecuali untuk mereka yang bekerja di sektor swasta atau pemerintah yang dibebaskan dari kebijakan itu.
Penduduk dewasa di Mekkah dan Madinah hanya diizinkan meninggalkan rumah mereka dalam keadaan darurat, seperti perawatan kesehatan dan membeli persediaan makanan.
Syaratnya, aktivitas itu hanya boleh dilakukan di sekitar distrik dari pukul 06.00 sampai 15.00 waktu setempat.
Jika terpaksa harus keluar dengan kendaraan roda empat, hanya diperbolehkan mengangkut satu orang penumpang dan sebisa mungkin membatasi kontak manusia.
"Sebuah mekanisme akan segera dikerahkan tentang cara menggunakan layanan perbankan dan mesin ATM sesuai dengan arahan Otoritas Moneter Arab Saudi, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Kesehatan," kata Al-Shalhoub dikutip dari Kompas.com.
Semua kegiatan komersial di Mekkah dan Madinah harus dihentikan, kecuali untuk apotek, supermarket, pompa bensin, dan layanan perbankan.
Al-Shalhoub juga mendorong warga untuk menggunakan aplikasi online guna memesan makanan dan persediaan bahan makanan.
Menurut dia, sejak jam malam diberlakukan di dua kota suci itu, hanya sedikit warga yang melanggar aturan tersebut.
"Kementerian Dalam Negeri tidak akan menoleransi mereka yang tidak mematuhi peraturan jam malam dan menunjukkan pembangkangan secara terbuka di media sosial, siapa pun mereka," kata Al-Shalhoub.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pangeran Faisal dan Ratusan Bangsawan Kerajaan Saudi Positif Covid-19, RS Siapkan 500 Bed Tambahan