Siap Mundur Jadi Stafsus Jokowi, Ini Perjuangan Belva Devara Rintis Usaha & Rahasia Raih Gelar Ganda

Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Siti Nawiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siap Mundur Jadi Stafsus Jokowi, Ini Perjuangan Belva Devara Rintis Usaha & Rahasia Raih Gelar Ganda

TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok staf khusus Presiden Jokowi, Adamas Belva Syah Devara mengaku siap mundur dari posisinya saat ini.

Hal tersebut dikarenakan adanya anggapan konflik kepentingan karena perusahaan yang dipimpin Adamas Belva Syah Devara, Skill Academy by Ruang Guru, menjadi salah satu mitra program Kartu Prakerja.

"Walau tidak ada yang dilanggar secara hukum, sebenarnya demi menghindari persepsi atau asumsi, saya siap dan sudah menawarkan untuk mundur," tulis Belva di akun twitternya, @AdamasBelva, Rabu (15/4/2020).

TONTON JUGA:

Berdasarkan konfirmasi Kompas.com (grup Kompas Gramedia), Belva mengizinkan cuitan tersebut dikutip.

Lebih lanjut, Belva mengaku, sama sekali tidak ikut dalam proses pengambilan keputusan apapun di program Kartu Prakerja.

Benarkah Kabar Golongan Darah A Mudah Terinfeksi Virus Corona? Ini Kata Ahli

Termasuk mengenai mitra yang dipilih. Namun, Belva mengaku tengah berdiskusi dengan pihak Istana apakah memang ada konflik kepentingan dengan ditunjuknya Skill Academy sebagai mitra program pemerintah.

"Jika ada, tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apapun," ujar Belva Devara. 

Staf Khusus Milenial Presiden, Adamas Belva Syah Devara, di Graha BNPB, Jakarta, yang disiarkan langsung melalui Youtube BNPB Indonesia, Senin (23/3/2020). (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir)

Belva memaparkan, sebelum menerima tawaran menjadi staf khusus Presiden, ia sudah bertanya ke Istana apakah harus mundur dari perusahaan yang dia rintis.

"Jawaban Istana jelas: tidak perlu. Itu dasar saya menerima tawaran ini," kata dia.

Belva menyebut, saat itu pihak istana tak mengharuskannya untuk mundur karena staf khusus memiliki batasan wewenang yang tak mencakup pengambilan keputusan.

Asisten Bongkar Tabiat Asli Boy William, Ternyata Kekasih Karen Vendela Suka Begini

Dengan sikap tegas Belva Devara siap mundur dari stafsus Jokowi, lantas bagaimana perjuangannya membangun bisnis Ruang Guru?

Dilansir TribunJakarta dari TribunMedan, Belva Devara sempat menceritakan kisah jatuh bangunnya tersebut.

Belva mengaku acapkali, ia sering meratapi kegagalan dalam membangun usaha dan seolah hanya membuang waktu saja. 

Alumnus Harvard University dan Stanford University ini mengungkapkan dalam membangun sebuah usaha harus memiliki konsistensi tinggi.

"Seorang pengusaha (Entrepreneur) harus siap menghadapi semua risiko yang akan datang," kata Belva di acara Creativepreneur Corner Kota Medan di Hotel Santika Dyandra Premiere, Sabtu (19/1/2019)

Siasat Licik Pembunuh 2 Orang yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana, Keluar Cairan dari Mulut Korban

"Jangan pernah hopeless. Jangan buang waktu hanya untuk sedih. Setiap masalah itu harus bisa dicari solusinya. Selalu positif saja," sambungnya

Belva menjelaskan dalam membangun usaha situasi seburuk apapun harus bisa dihadapi. Menurutnya, meski harus gagal beribu kali pun, setiap orang yang membangun usaha tidak boleh menyerah.

"Gagal itu terjadi hanya ketika kita berhenti mencoba," katanya.

Lebih lanjut, Belva bercerita bagaimana dia bersama koleganya Iman Usman bagaimana membangun Ruang Guru hingga menjadi peringkat satu aplikasi pendidikan. Mereka juga mengalami jatuh bangun.

TERUNGKAP Sosok Andi Taufan Garuda Punya Banyak Tanah, Ini Sekilas Bisnis Stafsus Jokowi yang Viral

"Ruang Guru, dulunya hanya sebuah platform kecil. Berkat usaha dan upaya, kini platform bimbingan belajar itu diminati para pelajar. Bahkan popularitasnya, menjadi 15 besar aplikasi gratis terpopuler di Google Play Store. Sementara di App Store bertengger di 30 besar," bebernya.

Belva (https://www.instagram.com/belvadevara/)

Masih kata Belva, dalam membangun usaha, harus bisa memilih rekan yang baik. Paling tidak memiliki visi dan misi yang sama.

"Kita harus bisa saling percaya. Ibaratnya kita berani menyerahkan hidup kita ke dia," pungkas Belva.

Rahasia Raih Gelar Ganda

 Adamas Belva Syah Devara diketahui memiliki gelar ganda dari pendidikan masternya di Stanford University dan Harvard University.

Di Stanford, ia mengambil gelar master administrasi bisnis, sedangkan di Harvard mengambil gelar master administrasi publik.

Melalui laman Instagram pribadinya, @belvadevara, pendiri Ruang Guru itu membagikan tips untuk bisa mendapatkan gelar ganda dari dua universitas bergengsi di dunia seperti dirinya.

Dalam tulisan berjudul, "Gimana caranya kuliah di Harvard dan Stanford sekaligus?," Belva Devara menceritakan usahanya untuk bisa menempuh pendidikan di Amerika Serikat (AS) ini.

Cara Dapat Bantuan PKH Saat Pandemi Virus Covid-19, Catat Syarat-syarat Penerima & Besarannya

"Harvard dan Stanford itu letaknya ujung ke ujung Amerika. Satu ujung timur, satu lagi ujung barat. Lalu gimana kuliahnya?

Kuliahnya ganti2an per semester, bolak balik selama 3 tahun. Saya ambil tahun pertama di Stanford. Lalu tahun kedua semester pertama di Harvard, tahun kedua semester kedua di Stanford. Terakhir, tahun ketiga di Harvard. Kompleks ya? Intinya mesti pindahan rumah hampir tiap semester .," jelasnya dalam postingan yang ia unggah 7 September 2019 lalu.

Lebih lanjut, lelaki yang sempat magang di Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) pada 2011 ini juga menjabarkan bagaimana dirinya bisa diterima di dua universitas tersebut.

Ia mengatakan, terlebih dahulu kamu harus melamar ke kedua universitas tersebut secara terpisah. Jika diterima di dua kampus tersebut. kamu bisa mengajukan email lanjutan ke kedua universitas untuk menggabungkan program studinya.

Tata Cara & Syarat Mencairkan Dana Jamsostek Saat Kena PHK, Ini Dokumen Wajib Dipersiapkan

 

"Jadi yg tadinya masing2 2 tahun (jd 4 tahun total), bisa diperpendek jadi 3 tahun dengan diambil barengan," jelasnya.

Namun, yang perlu diingat, kata Belva, gelar ganda tidak tersedia di semua jurusan. Kombinasinya sudah ditentukan.

"Contoh saya ambil MBA (Bisnis) di Stanford dan MPA (Kebijakan Publik/Kepemerintahan) di Harvard karena sudah ada kerjasama di antara dua fakultas di dua universitas tersebut. Program lain misalnya gelar ganda hukum&bisnis, kedokteran&bisnis, dll. Selain Harvard dan Stanford, banyak universitas lain juga yg berpartisipasi contohnya Princeton, Pennsylvania, Yale, Dartmouth, dll. Harus dicek satu per satu di website tiap universitas, program apa yang ada gelar ganda," jelasnya lagi.

Meski demikian, Belva Devara berpesan, jika ingin tembus di kedua universitas tersebut, tentu persiapannya pun tak main-main. Sehingga sudah harus diniatkan sejak jauh-jauh hari.

Berita Terkini