Antisipasi Virus Corona di DKI

Kisah Duka Karyawan Restoran di Jakarta saat Pandemi Corona: Gaji Dipotong hingga Masih Tetap Masuk

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Suharno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cece Hidayat sedang duduk di depan kontrakan penghuni lain saat berbincang dengan TribunJakarta.com, Cipete Selatan, Jakarta Selatan pada Rabu (15/4/2020).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19 di Tanah Air, sebagian pekerja dirumahkan dengan pemotongan pendapatan hingga setengah gaji.

Dari mereka bahkan ada yang tidak diberikan gaji sama sekali.

Kebutuhan hidup yang mendesak mau tak mau dipenuhi dengan penghasilan pas-pasan.

Mereka menunggu badai pandemi Covid-19 lekas berlalu demi kembali bekerja penuh menafkahi keluarga.

Di balik Jalan Cipete Raya yang terkenal banyak restoran dan cafe kekinian, terdapat permukiman berisi rumah kontrakan bagi para karyawan.

Nana, salah satu pengurus RT 009/RW 006 Kelurahan Cipete Selatan, mengajak saya menemui saudaranya, Cece Hidayat (42).

Cece karyawan restoran yang dirumahkan dan terkena dampak pandemi virus corona atau Covid-19.

Catat! Ini Daftar 27 Kelurahan di DKI Jakarta Penerima Paket Sembako PSBB Hari Kamis (16/4/2020)

Kami membelah gang sempit untuk menuju ke sana.

Banyak kontrakan maupun kos-kosan yang saling berdempetan di jalan yang kami lewati.

"Banyak karyawan restoran di sini pada pulang kampung, mereka dirumahkan. Kontrakan banyak yang sepi," ujar Nana kepada TribunJakarta.com sambil menelusuri jalan pada Rabu (15/4/2020).

Jalan demi jalan yang kami lewati makin menyempit. Bahkan, kedua sisi tembok jalan hampir menyentuh bahu saya saking sempitnya.

Pandemi Covid-19 Buat Harga Mobil Bekas Anjlok, Simak Berikut Daftar Harganya!

Saya dibawa menuju beberapa rumah petak.

Salah satu rumah petak itu ditinggali Cece beserta istri dan keempat anaknya.

Di depan kontrakan seluas 30 meter persegi itu, Cece menceritakan dampak pandemi Covid-19 yang membuatnya terpaksa dirumahkan oleh pemilik restoran.

Masa awal pemberitaan virus corona masuk ke Indonesia, restoran tempat Cece bekerja di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, masih buka.

Semakin lama pengunjung restoran beringsut turun. Hanya segelintir saja yang datang.

Pemilik restoran pada akhirnya mengikuti imbauan pemerintah dengan merumahkan Cece dan karyawan lain.

"Kemarin sih katanya sampai tanggal 19 April, tapi lewat WhatsApp grup diperpanjang lagi sampai tanggal 24 April. Kita nunggu lagi," kata Cece.

Isak Tangis Santi Ingat Kejadian Tak Terduga 13 Tahun Lalu, Denny Cagur: Gua Percaya Allah Ada

Semasa April ini, Cece hanya menerima separuh gaji karena kondisi keuangan pemilik restoran goyah.

Cece masih mendapat gaji penuh pada Maret berkisar Rp 3,2 Jutaan.

Sedangkan akhir bulan ini Cece bakal mendapatkan separuhnya.

Kendati masih mendapat gaji, pendapatan Cece pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Apalagi, tiga orang anaknya masih bersekolah.

Ia ingin mencari pekerjaan tambahan di masa pandemi sebagai ojek online, namun tidak mungkin.

Nasib driver ojek online saat ini juga sama sulitnya, karena dilarang menarik penumpang dan hanya boleh kirim barang.

Cece menaruh harapan kepada pemerintah yang ingin memberikan sembako kepada masyarakat yang terdampak virus corona.

Sembako sangat membantunya dalam meringankan beban kebutuhan hidup keluarga.

Ia mengaku sudah terdaftar di RT sehingga tinggal menunggu bantuan sembako dari pemerintah.

Masih Bersyukur

Setidaknya, nasib Cece masih lebih baik ketimbang banyak karyawan di tempatnya kerja tidak jelas.

"Karyawan yang baru bekerja di bawah 2 tahun, enggak digaji bulan ini. Dipanggilnya pun mereka juga belum tahu kapan," lanjutnya.

Anak sulung Cece, Nabila Zahra (19) yang bekerja sebagai karyawan restoran di kawasan Lebak Bulus juga merasa bersyukur.

Meski dirumahkan, Nabila tetap mendapat separuh gajinya untuk bulan ini meski baru bekerja enam bulan.

"Ya masih bisa bersyukur di tengah keadaan begini. Masih mending dari teman saya yang bekerja di restoran lain kena PHK," ucap Nabila.

Selepas berbincang dengan Cece dan Nabila, saya bergegas keluar dari permukiman itu melewati jalan sempit yang sama.

Sembari berjalan, jari telunjuk Nana menunjuk ke atas bangunan kontrakan yang mayoritas dihuni para karyawan restoran steak ternama.

Semenjak badai Covid-19 datang dan bertahan sampai sekarang, lanjut Nana, kontrakan itu sepi ditinggal pergi karyawan ke kampung halaman.

Jadi Tulang Punggung, Hesti Masih Kerja

Berbeda dengan nasib Cece dan Nabila yang dirumahkan.

Hesti, salah satu karyawan di restoran bakmi di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, masih diharuskan kerja.

Meski tetap masuk kerja, pendapatan Hesti sudah dua bulan ini terkena potongan gara-gara corona.

"Mungkin sampai bulan berikutnya," katanya kepada TribunJakarta.com.

Sekitar 70 persen dari 50 karyawan di restoran itu dirumahkan.

Bersyukur tempat tinggal Hesti berdekatan dengan restoran, sehingga diminta masuk bergantian melayani pesanan take away atau delivery.

"Masih rolling, karena jaraknya dari rumah ke tempat kerja masih bisa," ungkap Hesti.

Semenjak pandemi, Hesti menjadi tulang punggung keluarga lantaran suami tak bisa bekerja.

Sementara pengeluaran di rumah jalan terus.

"Soalnya emang duka banget (saat ini). Pengeluarannya jalan terus, pendapatannya berkurang bahkan nol," kata ibu anak satu ini.

Hesti mengaku pasrah. Ia berharap kondisi ini lekas berlalu.

"Apa yang mau diharapkan, selama ini kalau bukan kerja keras sendiri."

"Pemerintah kita enggak bisa berharap sepenuhnya. Semoga cepat berlalu aja kondisi kayak gini," ujarnya.

Berita Terkini