Pemandu Lagu Muntah, Sesak Nafas dan Kejang Usai Temani Tamu Luar Kota, Meninggal Berstatus PDP

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNJAKARTA.COM, BANJARNEGARA - R (22) pemandu lagu berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia di RSUD HJ Anna Lasmanah Banjarnegara.

Perempuan asal Sukabumi itu meninggal pada Rabu (22/4/2020) siang sekira pukul 11.10 WIB.

Direktur RSUD Hj Anna Lasmanah dr Erna Astuti mengatakan R dalam kondisi tidak sadar saat masuk IGD RSUD.

R masuk RSUD Hj Anna Lasmanah pada 22 April 2020 sekitar pukul 08.23 WIB.

R sudah dalam kondisi tidak sadar saat masuk IGD RSUD.

"Kondisi kejang dan dilakukan penanganan medis di ruang IGD," katanya.

Keterangan dari rekan korban, tiga hari lalu R kedatangan tamu dari luar kota.

Malam itu korban sempat muntah-muntah, sesak nafas dan tidak bisa tidur selama dua hari.

Korban merupakan pendatang dari luar kota yang ngekos di kelurahan Semampir Banjarnegara.

Ia berprofesi sebagai pemandu lagu (PL) di beberapa karaoke, di antaranya Karaoke Yakuza Puwareja Klampok dan Starlight Karangtengah Banjarnegara.

BPBD Banjarnegara melalui kasi Kebencanaan, Andri Sulistyo mengatakan, usai mendapati laporan pasien meninggal,

pihaknya berkoordinasi dengan keluarga agar penanganan dilakukan pemulasaran dengan prosedur Covid19.

"Kami akan melakukan koordinasi dengan Pemkab Sukabumi dan BPBD Kota Sukabumi terkait rencana pemakaman korban tersebut di Sukabumi," katanya

Bupati Budhi Sarwono yang sempat membesuk PDP tersebut di RSUD sangat prihatin dengan keadaan ini.

Ia berharap kasus seperti ini tak terulang lagi.

"Mari patuhi maklumat Kapolri dan kami sebagai pemerintah" kata Bupati.

Budhi telah memerintahkan jajarannya untuk mendalami riwayat pasien tersebut,

serta melakukan tracking dan rapid test terhadap orang yang kontak erat dengan pasien.

Ini untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Termasuk akan dilacak identitas tamu luar kota yang sempat bersama pasien, serta rekan-rekan pasien.

"Ini demi kesehatan bersama," katanya.

Pemandu Lagu Masih Layani Pelanggan

Patroli gabungan di warkop karaoke Desa Rejosari, Kecamatan Gondang, Tulungagung, Rabu (1/4/2020) malam. (SuryaMalang)

Sejumlah pemandu lagu ternyata masih melayani pelanggan di warung kopi karaoke di Desa Rejosari, Kecamatan Gondang, Tulungagung, Rabu (1/4/2020) malam.

Hal itu diketahui saat Tim gabungan berpatroli.

Petugas gabungan menemukan delapan orang di warkop karaoke tersebut.

"Warkop karaoke ini masih buka seperti biasa, dan kami mengamankan pengunjung sekaligus pemandu lagu yang masih bekerja," terang Paur Humas Polres Tulungagung, Ipda Anwari kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (2/4/2020).

Keberadaan pemandu lagu memang kerap menjadi daya tarik warkop karaoke.

Sehingga keberadaan pemandu saat pandemi virus corona memancing pelanggan karaoke untuk datang.

Kondisi ini dianggap berbahaya, karena bisa mempermudah penularan virus ini.

"Aktivitas karaoke di dalam ruangan tentu berbahaya di tengan pandemi corona. Virus bisa sangat mudah menular," tegas Anwari.

Depalan orang yang ditemukan di warkop karaoke ini kemudian dibawa ke Polres Tulungagung untuk dimintai keterangan.

Mereka diberi pemahaman bahaya penularan virus corona, serta diminta membuat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya.

"Jika kedapatan mengulangi perbuatannya, mereka akan diproses secara hukum," ujar Anwari.

Anwari menekankan larangan berkumpul selama masa pandemi virus corona.

Karena itu tempat hiburan, termasuk warkop karaoke dilarang beroperasi.

Sementara kafe dan rumah makan diminta hanya melayani take away atau dibungkus, tidak dimakan di lokasi.

"Setiap kafe, rumah makan, warkop dan warkop karaoke yang dirazia, kami lakukan penyemrpotan desinfektan."

"Sebab tempat-tempat yang banyak dikunjungi orang, punya potensi besar menjadi media penularan," terang Anwari.

Pemandu Lagu di Tangsel Ini Kapok Layani WNA

Jika kelak virus corona atau Covid-19 sudah hilang dari Indonesia, Bunga (bukan nama sebenarnya) masih enggan melayani warga negara asing (WNA) berkaraoke.

Bunga (23) adalah seorang pemandu lagu di kawasan hiburan malam di Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).

Di tempatnya bekerja, Bunga sering menemani tamu warga negara asing (WNA) asal China dan Korea.

Bahkan pada awal Maret 2020, saat virus corona atau Covid-19 mulai masuk Indonesia ditandai dari positifnya warga Depok, ia masih melayani seorang WNA China.

Saat itu, ia belum mengetahui banyak hal corona.

Ketika Bunga mulai menyadari bahaya virus ganas yang berasal dari Wuhan, China itu, ia langsung memeriksakan diri ke dokter, karena takut tertular.

Bunga masih beruntung karena negatif, tak terdeteksi virus corona di dalam tubuhnya.

Namun anak ke dua dari tiga bersaudara itu masih trauma. Ia kapok, jika tempatnya bekerja kembali buka, Bunga tak mau melayani WNA.

Gudang Gelael KFC Ciracas Terbakar, Damkar  Jakarta Timur Terjunkan 45 Personel

Sudah Tertunda, Bansos untuk Warga Cipulir Jakarta Selatan Baru Tersalurkan Ke 2 RW

Manga One Piece Chapter 978 Bakal Rilis Pekan Ini Usai Libur Sepekan Karena Covid-19

"Kapok, enggak mau lagi, kan traumanya masih ada. Kan pasti bekas-bekas dari dianya masih ada. Enggak cepat pergi, dia kan adanya dari orang luar kan, masih ada di badan dia atau gimana," ujar Bunga di Serpong, Sabtu (28/3/2020).

Bunga juga terpikir untuk pensiun dari dunia malam. Tubuhnya sudah rentan dengan alkohol.

"Sempat ada pikiran enggak mau balik lagi, tapi mau gimana lagi, kerja yang lain juga susah. Sebenarnya sudah enggak boleh kerja malam lagi, karena enggak kuat minum," ujarnya.

Ia pesimis, ijazah hanya lulusan SMP. Bunga seolah tak punya pilihan untuk keluar dari dunia malam.

"Sedangkan ijazah enggak sampai sekolah tinggilah. SMA saja kelas dua dikeluarin," tuturnya.

Pemandu Lagu Ini Bingung Tak Ada Pemasukan

Dampak virus corona atau Covid-19 yang menyerang Indonesia, berdampak ke segala sektor, dari kesehatan hingga ekonomi.

Virus kasat mata itu membuat masyarakat saling menjauhi satu sama lain, dan berdiam di rumah untuk saling menyelamatkan.

Taman bermain, lapangan olahraga, pujasera, sampai tempat hiburan malam, tutup tak beroperasi.

Sejumlah pekerjaan yang mengharuskan bertatap muka, tak berkutik.

Imbasnya, tak ada pemasukan.

Hal itulah yang dialami para pemandu lagu yang jamak ditemui di kawasan hiburan malam di Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).

TribunJakarta.com, menemui Bunga (bukan nama sebenarnya), wanita 23 tahun yang sudah malang melintang di dunia malam.

Sudah hampir dua tahun Bunga bekerja berpindah-pindah di tiga tempat hiburan malam di Serpong.

Selama menemani para pelanggannya di ruang karaoke, ia selalu mendapat uang tip berlimpah.

Jika anak ke dua dari tiga bersaudara itu dibayar Rp 50 ribu per jamnya sekali menemani tamu bernyanyi, Bunga bisa mendapat Rp 500 ribu untuk uang tipnya.

Di tempatnya bekerja, banyak tamu dari warga negara asing (WNA) yang datang.

Menurutnya, beberapa loyal, namun ada juga yang perhitungan memberi tip.

Dalam sehari, Bunga tak jarang membawa pulang uang Rp 1 juta ke rumah.

"Uang tip bisa ngelebihin gaji kita. Iya sejuta bisa lebih. Kan kalau orang Korea kalau seminum seloki, dikasih uang di gelas itu cepe-cepe, uang tip beda. Beda sama Indo, kalau pulang baru ngasih," ujar Bunga di Serpong, Sabtu (28/3/2020).

Penghasilan yang dinikmatinya itu, kini lenyap.

Tiba-tiba hilang karena corona.

Pemerintah kota (Pemkot) Tangsel, tegas menginstruksikan para pengusaha hiburan untuk menutup usahanya sementara waktu.

Alasan kuat demi memutus rantai penularan corona, perintah itu ditaati tanpa kecuali.

Bunga dan teman-temannya kehilangan penghasilannya yang diraup saban hari gelap itu.

Bunga kembali ke orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Namun, sebagai wanita dewasa, ia merasa sungkan jika terus-menerus meminta.

"Kalau minta uang buat makan mah masih dikasih, tapi kalau ngandelin dia (Ibu) terus enggak setiap hari. Kalau kita kerja kan setiap hari. Kalau gini terus pengeluarannya banyak, pemasukannya enggak ada," keluhnya.

Sebelumnya ia pernah bekerja di toko pakaian di mal atau pasar.

Namun pada situasi seperti ini, ia tak bisa beralih menjadi penjaja pakaian, karena pasar dan mal banyak yang tutup.

"Ya pengin cari kerja. Sekarang cari kerja apa, tutup semua. Toko kaya di mal gitu kan tutup semua," katanya. (TribunJakarta.com/TribunJateng/SuryaMalang)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Seusai Temani Tamu Luar Daerah, Pemandu Lagu di Banjarnegara Kejang-kejang dan Meninggal sebagai PDP, .

Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Masih Ada Pemandu Lagu yang Layani Pelanggan di Warkop Karaoke Tulungagung

Berita Terkini