Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMBORA - Suasana di gang wilayah RW 07 Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat lebih ramai dibanding biasanya pada Minggu (10/5/2020) pagi.
Jajaran tiga pilar Kecamatan Tambora, mulai dari TNI, Polri, petugas kecamatan hingga petugas puskesmas mendatangi wilayah padat penduduk itu.
Mereka mendatangi kediaman rumah Ketua RW 07, O, sekaligus membujuknya untuk dibawa ke rumah sakit.
Sebab, berdasarkan hasil swab test, O dan istrinya dinyatakan positif Covid-19, mengikuti sang anak yang lebih dulu terjangkit.
Camat Tambora, Bambang Sutama menjelaskan, kedatangannya ke rumah O lantaran pada sehari sebelumnya, O bersikeras tak mau dibawa ke rumah sakit.
Bahkan, O masih tak mempercayai dirinya terkena Covid-19 lantaran tak memiliki gejala apapun.
"Jumat dinyatakan positif, Sabtunya itu lurah bersama tiga pilar membujuk warga untuk dirujuk di Wisma Atlet atau rumah sakit dia menolak, dia menyampaikan saya tidak kena Covid tapi gejala tipes," kata Bambang menceritakan sikap awal O, Senin (11/5/2020).
Pimpin Salat Tarawih
Alih-alih isolasi mandiri, O, pada sehari setelah dinyatakan positif Covid-19 malah menjadi imam Salat Tarawih di Musala Baitul Muslimin yang ada di wilayah itu.
Hal itu pula yang menjadi alasan tiga pilar kecamatan membujuk O untuk segera jalani isolasi di rumah sakit.
Sebab, akibat tindakan O, puluhan warga di wilayah RW 07 kini berstatus orang dalam pemantauan (ODP).
Pada Minggu (10/5/2020) kemarin, ada 28 warga, terdiri dari 20 jamaah Salat Tarawih dan 8 anggota keluarga yang jalani swab test di Puskesmas Tambora.
"Jadi saya mintanya swab bukan rapid lagi karena mereka sudah kontak dengan orang yang positif," ucap Bambang.
Rencananya swab test tersebut akan dilakukan bertahap kepada warga lainnya di RW 07 atau yang pernah kontak fisik dengan O.
Karantina Mandiri
Saat ini, sembari menunggu hasil test, 27 warga yang telah menjalani swab test diminta isolasi mandiri di rumah masing-masing.
"Sementara Wakil RW punya sakit paru-paru sekarang dirawat di RS Pelni, mungkin dikategorikan PDP," kata Bambang.
Usai ada tiga warganya positif Covid-19 dan puluhan berstatus ODP, lingkungan RW 07 Jembatan Besi, Tambora karantina mandiri.
"Sementara iya (sampai hasil rapid test warga keluar), kita sambil nunggu dulu. Tapi mudah-mudahan hasilnya negatif," ucap Bambang.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya juga telah menyemprotkan disinfektan ke wilayah sekitar tempat tinggal pasien.
"Kemarin lingkungannya sudah kita semprot, rumahnya pasien sudah kita semprot, Musala juga sudah kita semprot," katanya.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, beberapa gerbang masuk menuju wilayah RW 07 Jembatan Besi ditutup meski tak digembok dan warga masih bisa melintas.
Sedangkan untuk akses menuju kediaman O, Ketua RW 07 yang bersama istri dan anaknya positif Covid-19 ditutup menggunakan tali dan kursi.
Kendati ada tiga warga positif corona dan puluhan warga berstatus ODP, beberapa warga di permukiman padat ini tetap terlihat cuek.
Mereka tak mengenakan masker saat berada di teras rumahnya kendati tak sampai berkerumun.
Pasien Dibawa ke Rumah Sakit Tarakan
Bambang menjelaskan, usai dibujuk pihaknya pada Minggu (10/5/2020) pag, O dan sang istri akhirnya bersedia dirujuk ke Rumah Sakit Tarakan.
“Minggu pagi mereka mau dievakuasi ke RS Tarakan. Katanya mereka sebenarnya mau dievakuasi ke RS mana saja asalkan tidak ke RS Wisma Atlet,” ucap Bambang.
Bambang kembali mengingatkan warganya untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam memutus penyebaran Covid-19, termasuk dengan beribadah dari rumah sementara ini.
“Kami minta masyarakat sadar akan kondisi ini. Mari sama-sama putus rantai penyebaran Covid-19,” ujarnya.