TRIBUNJAKARTA.COM, BANYUMAS - Babi hutan ini sekilas normal, kakinya empat tapi di masing-masing kaki ada semacam jari seperti ceker ayam dan panjang.
Pemilik babi hutan ini adalah Tukiran (53) alias Bawor, warga Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Menurut Bawor, babi hutan miliknya aneh karena suka minum teh dan kopi, ogah minum air putih, dan memiliki taring ke samping.
Sepekan terakhir, babi hutan milik Tukiran yang ditempatkan di kandang besi panjang 2 meter dan lebar 1 meter di depan rumahnya jadi tontonan warga.
Menurut Bawor, babi hutan miliknya punya jari-jari seperti ceker ayam, namun berukuran besar dan panjang.
Pada setiap kakinya, terdapat empat jari dengan ukuran panjang yang bervariasi.
• Belanja Bulanan, Nikita Mirzani Dikawal Security Supermarket Karena Ini: Ih Jantung Gua Sampai Sakit
"Ada celeng (babi hutan) kok kakinya seperti ini. Saya lihat kok jarinya ada empat, kaki depan empat, kaki belakang empat," kata Bawor saat ditemui di rumahnya, Senin (15/6/2020).
Keanehan lainnya, pada umumnya taring babi hutan menghadap ke atas dan bawah, namun babi ini taringnya ke samping.
Lebih aneh lagi, Bawor menyebut babi tersebut enggan diberi makanan mentah.
"Makannya nasi, makanan mentah enggak doyan. Saya kasih pepaya dan singkong mentah enggak mau, kalau pepaya yang matang harus dikupas dulu."
"Babi-babi lainnya mau dikasih pepaya mentah atau singkong" ujar Bawor.
Selain babi hutan aneh tersebut, Bawor memang memelihara beberapa ekor babi hutan untuk diperjualbelikan.
"Kalau yang ini tiap pagi saya kasih makan nasi hangat sama rica-rica daging celeng."
• Khawatir Sarwendah Hamil saat Pandemi Covid-19, Ruben Onsu Sontak Teriak Lihat Hasil Testpack Istri
"Habis itu dikasih minum teh atau kopi, air putih mentah enggak mau," sambung Bawor.
Bawor sempat menunjukkan kepada sejumlah warga yang menonton, ketika diberi air putih dalam wadah besar, babi tersebut bergeming.
Namun ketika diganti dengan teh manis yang diletakkan pada wadah yang sama, babi tersebut meminumnya.
Dari Pangandaran
Bawor mendapatkan babi hutan berkaki aneh tersebut dari sebuah desa di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Babi tersebut didapatkan dari rekannya, seorang pemburu babi hutan sekitar tiga bulan yang lalu.
"Dapat dari Pangandaran, daerah Karang Nini. Ada orang berburu mendapatkan babi seperti itu, terus menelpon saya, katanya ada babi aneh," kata Bawor.
Menurut dia, warga setempat tidak ada yang berani menangkap babi tersebut.
Akhirnya dengan menggunakan sepeda motor butut miliknya, Tukiran berangkat ke Pangandaran menempuh perjalanan lebih dari 100 kilometer.
"Saya ke sana, babi masih di hutan, saya cari-cari ketemu di sebuah saluran air sedang mendekam."
• Beri Bayi 3 Bulan Minuman Ini Karena Tak Bisa Beli Susu, Pria Pengangguran Buat Baim Wong Ternganga
"Saya pegang buntutnya, saya angkat pelan-pelan, kemudian dimasukkan ke keranjang dan dibawa ke sini pakai motor," tutur Bawor.
Selang beberapa hari kemudian, beberapa warga mulai berdatangan ke rumahnya untuk melihat babi tersebut.
"Saya bingung, wong saya biasa memelihara babi hutan," ujar Bawor.
Kabar tersebut rupanya cepat beredar di telinga masyarakat melalui media sosial, sehingga sejak beberapa hari terakhir semakin banyak orang yang datang untuk melihat.
Sejak lebih dari 10 tahun lalu Bawor biasa berburu babi hutan hingga wilayah Kabupaten Brebes dan perbatasan Jawa Barat.
Namun Bawor mengaku belum pernah menemukan babi berkaki aneh seperti itu.
"Saya biasa berburu babi hutan, kemudian saya jual. Harganya ada yang Rp 300.000 ada yang Rp 500.000, kalau seukuran babi ini (babi berkaki aneh) harganya sekitar Rp 500.000," kata Bawor.
Rencananya, Bawor akan memelihara babi hutan tersebut. Pasalnya apabila dilepas di hutan, dikhawatirkan dibunuh oleh pemburu.
Begini Kata Ahli
Sementara itu, Kepala Desa Pekuncen Karso mengatakan, kelainan fisik pada babi tersebut merupakan hal yang lumrah.
• Teriakan Bocah 9 Tahun Ini Selamatkan Kematian Sang Ayah, Aksinya Diganjar Hadiah dari Pejabat Polri
"Menurut saya itu ada kelainan secara fisik. Saya memandang orang saja bisa ada yang cacat dan wajar jika ada babi yang juga cacat," ucap Karso.
"Kami mengira awalnya biasa saja, tidak menyangka jadi ramai sejak dua hari terakhir," kata Karso.
Karso mengatakan akan membahas kemunculan fenomena tersebut bersama unsur BPD, Bhabinkamtibmas, Babinsa serta Gugus Tugas Covid-19.
Bhabinkamtibmas Polsek Jatilawang Aipda Eko Suroso mengimbau warga tidak ramai-ramai datang untuk melihat babi hutan tersebut.
"Kami sudah mengimbau agar warga tidak berondong-bondong ke lokasi, karena itu babi hutan biasa yang kemungkinan memiliki kelainan genetik," jelas Eko.
Menurut ahli, ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu keanehan babi hutan tersebut seperti perkawinan sedarah.
"Biasanya keturunan yang tidak normal itu karena faktor gen, perkawinan keluarga dekat, terjadilah penurunan kualitas, bisa menjadi mudah sakit, bisa terjadi cacat," kata Kepala BKSDA Cilacap Dedi Rusyanto.
Perubahan iklim yang sangat ekstrem dan gangguan kehamilan pada induk babi juga bisa menjadi faktor pemicu.
Gangguan kehamilan biasanya disebabkan lantaran induk babi mengalami luka atau dikejar predator di habitatnya.
• Inilah Profil Komika Bintang Emon, Sampaikan Pesan soal Bahaya Virus Corona dengan Gaya Khasnya
"Tapi biasanya lebih condong atau mendekati karena faktor genetika, karena dekatnya perkawinan keluarga indukan. Itu kan bisa terjadi juga pada manusia dan tumbuhan," jelas Dedi.
Sedangkan terkait santapan babi hutan yang tak lazim itu, Dedi menduga karena faktor stres dan bisa kembali normal seperti santapan babi pada umumnya.
Bakal Ditutup
Camat Jatilawang Oka Yudhistira mengatakan, berencana menutup lokasi tersebut.
Pasalnya keberadaan babi hutan tersebut menyebabkan kerumunan orang yang penasaran ingin melihat.
"Kemarin dengan Forkompincam ke sana, orangnya kan desak-desakan, kalau tidak ada Covid-19 tidak masalah, bisa menambah penghasilan. Kemarin dengan Forkompincam memutuskan untuk ditutup saja," kata Oka saat dihubungi, Selasa (16/6/2020).
Oka tidak melarang Bawor untuk tetap memeliharanya babi hutan yang secara fisik dan kelakuannya aneh tersebut.
Dia hanya melarang jika hewan tersebut menjadi tontonan warga.
"Kalau mau dipelihara silahkan, tapi jangan buat tontonan. Kalau buat tontonan saya tidak tolerir, tempat wisata saja ditutup, ini malah jadi tempat wisata dadakan," ujar Oka.
Untuk mengantisipasi kerumunan massa, Oka juga telah mengimbau masyarakat agar tidak ramai-ramai mendatangi lokasi tersebut.
"Besok saya juga mengundang dokter hewan untuk mengecek babi hutan tersebut. Itu sebenarnya babi hutan biasa, cuma punya kelainan anatomi tubuh," jelas Oka.
Artikel ini disarikan dari berita Kompas.com dengan judul: Heboh Temuan Babi Hutan Berkaki Aneh di Banyumas, Enggan Makanan Mentah, Minumnya Teh atau Kopi; Cerita Pemilik Babi Hutan Berkaki Aneh di Banyumas: Dapat dari Pangandaran; Geger Babi Hutan Aneh di Banyumas, Gemar Makan Nasi dan Teh, Berjari Seperti Ayam, Ini Kata Ahli; dan Timbulkan Kerumunan, Warga Akan Dilarang ke Kandang Babi Berkaki Aneh dan Suka Minum Kopi