Sisi Lain Metropolitan

Berawal Iseng Usir Jenuh, Kisah Bunan Sukses Hasilkan Jutaan Rupiah dari Berjualan Kue Kering

Penulis: Nur Indah Farrah Audina
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nani pemilik Bunan Kitchen, Senin (22/6/2020)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Berawal dari iseng dan jenuh, Nani Supriatiningsih (48) sukses hasilkan jutaan rupiah dari berjualan kue.

Selama pandemi Covid-19, kegiatan perkantoran di rumahkan dan baru aktif kembali dengan kapasitas 50 persen pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

Imbasnya, sebagian pekerja terutama sejumlah wanita karir merasa jenuh lantaran aktivitas yang dominan di dalam rumah.

Guna mengurangi kejenuhan ini, beberapa wanita memilih mencoba sesuatu yang baru.

Satu diantaranya dengan membuat kue.

Hal itu juga yang dipilih oleh Nani. Nani atau akrab disapa Bunan ini merupakan ibu tiga anak yang bekerja di salah satu perusahaan swasta.

Sejak pandemi, ia sudah bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Bermodalkan resep kue dari rekannya, Dewi, ia coba membuat aneka kue kering seperti nastar dan kastengel disela WFHnya.

"Saat pendemi full di rumah aja dan semua jadi serba online. Bete, jenuh mau apalagi kan, akhirnya saya ingat pernah belajar bikin cooker di Joglo sama teman saya. Namun karena hobi saya fotografi, saya lebih fokus mengabadikan foto aja. Berhubung resepnya juga dikasih, saya coba buat itu," katanya kepada TribunJakarta.com, Senin (22/6/2020).

Tanpa kesulitan, percobaan pertama Bunan pun berhasil dan mendapat apresiasi dari suami dan ketiga anaknya.

Selain itu, pujian lain juga dilayangkan oleh rekan komunitas fotografinya usai ia membagikan foto kue buatannya.

"Karena hobi tadi, saya punya komunitas foto yang dominan ibu-ibu. Setiap hari selalu tanya masak apa hari ini, karena memang kan enggak hunting foto keluar akibat situasi begini. Pas saya buat kue, saya share ke mereka," lanjutnya.

Alhasil berbagai pertanyaan muncul di grup tersebut dan mendorong Bunan untuk menjual kue kering buatannya.

"Mau mba. Dijual ngga kuenya?"

"Sudah mba jualan aja, aku mau beli,"

Produk kue kering Bunan Kitchen (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA)

"Harganya berapa mba?,"

"Mereka pada bilang begitu. Wah di situ kaget dan enggak mengira juga bakalan pada nanyain karena niat ngeshare aja. Pesanan sudah mulai masuk banyak dan akhirnya saya diskusi sama suami, anak-anak, keponakan sama rekan saya tadi. Sebab saya belum berani untuk dijual," jelasnya.

Setelah melalui diskusi yang cukup panjang, akhirnya anak-anak, Dewi dan keponakan Bunan mendukungnya untuk menjual kue kering. Terlebih mengingat momen saat itu menjelang lebaran dan ekonomi sedang sulit akibat pemotongan gaji.

Sayangnya penolakan juga terlontar dari sang suami, Supra Yetno (53).

"Saya sama anak-anak sudah antusias bahas logo untuk produk kue kalau jadi jualan. Sayangnya enggak dikasih izin sama suami dengan berbagai macam pertimbangan yang mengacu pada situasi Covid-19," katanya.

"Bun sekarang kan pandemi. Mungkin orang akan jarang beli," ujar Supra saat itu.

Diliputi rasa bimbang, Bunan terus meyakinkan sang suami untuk memberikan restu kepadanya.

Ia menjelaskan kepada suaminya bila orderan saat itu sudah banyak yang masuk dan mencapai puluhan toples.

Sehingga pendapatannya bisa digunakan untuk dana dihari tua ketika keduanya sudah pensiun.

"Akhirnya diizinkan sama suami saya. Mulai dari situ saya mulai cetak logo dan akhirnya saya pakai nama Bunan Kitchen karena memang identik dengan saya. Jadi ketika orang beli, mereka tahu bahwa itu saya yang buat," ungkapnya.

Ratusan pesanan

Produk kue kering Bunan Kitchen (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA)

Selain restu dari suaminya, usaha perdananya ini selalu ia iringi dengan doa. Sampai akhirnya di tiga minggu pertama sebanyak 300 toples dipesan oleh pembeli.

"Saya hanya pasarkan lewat media sosial via WhatsApp 081289242391 atau IG @bunankitchen. Jadi anak pertama saya bagian marketingnya. Kita sekeluarga bagi-bagi tugas aja dan alhamdulillah sekitar 300 toples kue kering dipesan,"

"Pemesannya pun memang masih dari teman-teman aja, tapi ini hal yang enggak pernah diduga ya. Sebab saya jual kue ini juga harganya lumayan karena pakai bahan dengan kualitas premium. Tapi alhamdulillah banyak yang beli dan kebetulan momennya mendekati lebaran," ungkapnya.

Untuk mempercepat proses pengerjaan, Bunan membeli satu oven gas dan ia berbagi tugas dengan keluarga untuk proses pengerjaannya.

"Alhamdulillah pas lebaran itu dapat omset hingga Rp 30 juta dari pesanan bulan itu. Keuntungan bersihnya sekira 50 persennya. Jadi saya percaya ketika gaji saya berkurang akibat pandemi, tapi Allah kasih saya jalan lain dan berjualan kue ini jadi jalan saya," jelasnya.

Saat ini, Bunan Kitchen masih terus menjual beraneka ragam kue yakni nastar, nastar keju, black nastar, kastengel, cheese button, sagu keju dan brownies.

"Alhamdulillah selepas lebaran masih ada pesanan yang masuk. Tiap minggu pasti ada dan mereka sudah tahu kalau Bunan Kitchen pakai bahan premium," ujarnya.

Berita Terkini